Penyandang Disabilitas Mandiri dan Kreatif di Tengah Keterbatasan dan COVID-19

Galeri Indonesia
Cerita Inspiratif dari pengusaha UMKM
Konten dari Pengguna
31 Agustus 2021 16:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Galeri Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Kisah Syamsi Dhuha, penyandang disabilitas yang tetap berusaha bangkit di tengah keterbatasan dan COVID-19

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tak ada kata pantang menyerah dan terpuruk dalam keadaan, Syamsi Dhuha, 53 tahun, pria asal Banyumas sebagai penyandang disabilitas tetap menjalani hidup seperti orang pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Meski di tengah keterbatasan, ia tetap semangat berkarya dan berinovasi melalui usahanya yang dinamai Mandiri Craft. Usaha kecil menengah yang dibangun pada tahun 2008 di Jakarta ini, dimulai dengan berjualan produk kerajinan yang diproduksi bersama teman-teman difabel lainnya.
Dok. Pribadi Syamsi Dhuha
Alasan lain Syamsi dalam menjalankan usahanya adalah dengan niat mulia, ia ingin membuat teman-teman difabel menjadi pribadi yang mandiri dan memiliki kegiatan positif. Lebih dari 10 penyandang disabilitas yang ikut bekerja sama dalam usahanya. Mereka berusia 20-50 tahun.
Syamsi juga menuturkan bahwa ia bekerja sama dengan Yayasan Anak Tuna Rungu. Teman-teman di sana dibekali pelatihan oleh instruktur dan sebagian juga belajar secara otodidak di rumah masing-masing. Tidak hanya bekerja sama dengan teman-teman disabilitas dari Jakarta, namun Syamsi juga bekerja sama dengan teman-teman dari berbagai wilayah seperti Jawa Tengah, Jawa Barat dan Bali.
ADVERTISEMENT
Produk yang dihasilkan dari usahanya seperti boneka anak yang terbuat dari kain batik, helm dengan motif batik, tas dan kotak tissue dari bahan daur ulang.
Dok. Pribadi Syamsi Dhuha
Namun menjalankan usaha tidak selalu mudah bagi Syamsi. Selain karena keterbatasannya, pandemi menjadi hambatan yang sangat dirasakan bagi Syamsi dan teman-temannya.
Sebelum adanya Covid-19, mereka selalu mengikuti bazar sehingga banyak sekali kesempatan bertemu dengan pembeli dan melihat produk mereka secara langsung. Sebelum Pandemi Covid-19 omzet dari usaha mereka dapat mencapai 12.000.000 - 20.000.000/bulan tetapi semenjak pandemi hanya mendapatkan 1.000.000 - 2.000.000.
Kini, untuk memasarkan produknya, Syamsi mulai berjualan online. Ia berpendapat dengan berjualan online, produk yang dibuatnya akan lebih mudah dipesan dan dapat dilihat oleh masyarakat luas. Ia pun berharap, akan lebih banyak lagi pembeli yang senang akan produknya dan membantu para pekerja difabel untuk bertahan di masa pandemi. Sehingga mereka dapat lebih semangat dan berkembang kreativitasnya.
ADVERTISEMENT
Anda pun dapat membantu para pekerja difabel dengan membeli produknya di Blibli Galeri Indonesia.