Nada Sumbang di Balik Menggemanya Tren Lato-lato

GALIH BAIHAQI ADASUKI
Mahasiswa S1 Teknologi Telekomunikasi Institut Teknologi Telkom Purwokerto
Konten dari Pengguna
20 Januari 2023 17:43 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari GALIH BAIHAQI ADASUKI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Permainan tradisional lato-lato. Foto: eko gemini/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Permainan tradisional lato-lato. Foto: eko gemini/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mainan lato-lato sebenarnya pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 2016 dan cepat sekali menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pada awalnya, mainan ini ditujukan untuk orang dewasa yang memiliki masalah konsentrasi atau stres. Namun, seiring dengan berkembangnya waktu, mainan ini juga digemari oleh anak-anak dan remaja.
ADVERTISEMENT
Mainan lato-lato sangat mudah digunakan. Mainan ini juga bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Sambil duduk, berdiri, sambil jalan kaki, bahkan sambil atraksi sekalipun. Nggak heran kalau banyak anak kecil yang kemudian memainkannya.
Beberapa orang menganggap mainan ini dapat membantu untuk meningkatkan konsentrasi dan mengurangi stres. Namun, pandangan masyarakat tentang terhadap permainan lato-lato ini terbelah menjadi dua kubu. Ada yang pro ada yang kontra.
Sebagian besar orang, khususnya anak-anak, menganggap mainan ini sangat menyenangkan. Selain menjadi hobi baru yang menghibur, memainkan lato-lato bisa meningkatkan konsentrasi.
Meluasnya fenomena lato-lato ini juga disambut positif sebagian ibu-ibu. Bukan tanpa alasan, sebab tren lato-lato ini mampu mengalihkan perhatian anak-anak mereka dari kecanduan gadget. Ya, walaupun hampir tiap waktu mereka harus mendengarkan bisingnya suara lato-lato.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, beberapa orang lain menganggap mainan tersebut yang viral belakangan ini sebagai hal yang tidak perlu dan hanya menimbulkan masalah. Seperti misalnya mengganggu konsentrasi saat belajar, menyebabkan sakit tangan jika digunakan terlalu sering, atau bahkan menimbulkan masalah kecanduan.
Beberapa sekolah juga melarang siswa membawa mainan lato-lato ke dalam kelas karena dianggap dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa. Beberapa orang tua juga memberikan pembatasan dalam penggunaan mainan ini pada anak-anak mereka.
Secara umum, pendapat masyarakat tentang mainan lato-lato memanglah cukup beragam. Namun, mainan ini dapat menjadi hal yang menyenangkan dan bermanfaat jika digunakan dengan benar sesuai waktu serta tempatnya dan dalam batasan yang tepat.
Namun, beberapa pihak menilai mainan ini dapat menimbulkan masalah bagi anak-anak. Hal ini dikarenakan mainan tersebut sangat menarik perhatian sehingga dapat mengganggu konsentrasi anak saat belajar. Selain itu, jika digunakan terlalu sering, mainan ini juga dapat menyebabkan sakit tangan.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, fenomena boomingnya mainan lato-lato di Indonesia tetap saja susah untuk dibendung. Beberapa produsen pun mulai mengeluarkan berbagai varian dari mainan ini dengan desain yang unik dan menarik.
Secara keseluruhan, fenomena mainan lato lato di Indonesia sangat menarik perhatian masyarakat. Meskipun banyak nada sumbang dari masyarakat terkait lato-lato, namun nyatanya mainan ini tetap digemari oleh banyak orang. Hanya saja, orang tua atau pengasuh, sebaiknya tetap memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap anak-anak dalam penggunaan mainan ini agar tidak menimbulkan masalah yang lebih besar.