Konten dari Pengguna

Inner Child: Aku dan Anak Kecil dalam Diriku

Galuh Dwi Rahmawati
Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
10 Desember 2021 11:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Galuh Dwi Rahmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak perempuan berdoa. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Anak perempuan berdoa. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kim Jojo adalah pemeran utama dari drama korea Love Alarm. Dalam perannya, Jojo sering kali disalahkan dan menyalahkan dirinya sendiri. Ia selalu membuat batasan kepada orang-orang di sekitarnya. Bahkan, ia memutuskan hubungannya dengan Sun Oh agar tidak merasa sakit. Bukan tanpa alasan, Jojo mengalami itu semua karena luka masa kecilnya atau yang juga dikenal dengan inner child. Lalu, apa itu inner child?
Sumber: Dokumen Pribadi

Berkenalan dengan Inner Child

dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ., mengartikan inner child sebagai bagian dalam diri kita saat masih anak-anak yang tertinggal hingga dewasa. Ia adalah sisi kepribadian yang memegang cerita kita dari masa lalu. Jojo sendiri menyebutnya sebagai seorang anak yang tidak terlihat, tidak bermulut, dan tidak bisa bicara pada siapa pun.
ADVERTISEMENT
Inner child terbentuk oleh peristiwa-peristiwa sewaktu kecil. Hal ini disebabkan oleh gelombang otak anak yang bekerja sangat pesat untuk menangkap suatu peristiwa saat berumur 6-7 tahun. Peristiwa baik ataupun buruk yang terjadi saat itu otomatis akan ditangkap oleh diri kita yang masih kecil dan kemudian memberikan pengaruh terhadap diri kita yang sudah dewasa.
Pengaruh yang diberikan oleh inner child tidak selalu negatif. Peristiwa yang baik cenderung memberikan pengaruh positif dalam kehidupan dewasa kita dan begitu pun sebaliknya. Diamond (2008) mengatakan bahwa seringkali gangguan pada inner child membawa masalah pada tingkah laku, emosi, dan hubungan sosial orang dewasa. Inner child yang cenderung stabil juga akan memberi dampak positif seperti menunjukkan perilaku yang sesuai dengan situasi, emosi yang stabil, serta hubungan sosial yang suportif.
ADVERTISEMENT

Inner Child yang Terluka

Inner child bisa terluka melalui peristiwa-peristiwa menyakitkan yang pernah kita alami saat masih kecil. Peristiwa tersebut bisa berupa kekerasan dan kehilangan. Kurangnya kasih sayang, mengalami pengabaian, tidak mendapat perlindungan dan pengasuhan yang benar juga bisa menyebabkan inner child terluka. Jika salah satu dari peristiwa-peristiwa menyakitkan ini tidak diceritakan, inner child akan menyimpannya. Ia akan melakukan yang terbaik untuk memproses perasaan takut dan mengabaikannya. Hal inilah yang menyakitkan dan membuatnya terluka.
Dalam kehidupan Jojo, inner childnya membuat ia hidup dalam ketakutan. Ia terus-menerus menciptakan batasan kepada teman-temannya. Ia berusaha menutupi trauma dan penderitaannya dengan bersikap ceria di depan semua orang. Ia takut semua orang akan meninggalkannya saat tahu apa yang ia alami.
ADVERTISEMENT
Contohnya lainnya, seorang anak menceritakan apa yang ia rasakan kepada orang tuanya. Namun, orang tuanya memberi respons yang tidak baik, seperti menyangkal cerita-cerita tersebut atau malah menyalahkan dirinya. Setelah ia tumbuh dewasa, ia cenderung sulit percaya kepada orang lain dan kemungkinan besar memiliki trust issue. Ia beranggapan bahwa menyembunyikan apa yang ia rasakan lebih baik daripada menceritakannya kepada orang lain. Jika dibiarkan lebih lanjut, hal ini bisa saja membawa dampak yang lebih buruk pada kesehatan mentalnya. Bagaimana cara untuk menghindari dampak-dampak tersebut?

Berdamai dengan Inner Child

Dalam buku The Layman’s Guide To Inner Child Work karangan Nate Postlethwait, ada satu hal yang harus diingat saat kita memulai percakapan dengan si kecil. Jangan pernah menyuruhnya melakukan sesuatu untuk mengubah situasi karena situasi tersebut sudah berakhir dan ia tinggal dengan emosi, perasaan, dan responsnya. Tugas kita adalah menyelamatkannya agar ia tidak lagi hidup dalam situasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Berikut ini beberapa cara untuk berdamai dengan inner child yang terluka. Pertama, cobalah untuk berkenalan dengan inner childmu terlebih dahulu. Dengan asumsi bahwa inner child bisa saja tidak mengenalimu, maka kamu harus memperkenalkan dirimu terlebih dahulu. Cara ini dilakukan agar ia bisa merasa aman dan nyaman saat bersamamu. Kedua, cari tau peristiwa apa yang membuatnya terluka. Pada dasarnya, berdamai sama dengan menerima dan memaafkan, bukan melupakan apa yang sudah terjadi. Ketiga, luangkan waktumu selama lima menit setiap hari untuk bicara dengannya. Dengarkan ketika ia mulai bercerita tentang peristiwa tempatnya tinggal. Jangan pernah menyangkal apa pun yang ia ceritakan.
Saat Jojo bertemu dengan inner childnya, mereka saling tersenyum lebar. Kemudian, anak kecil itu berlari memeluk Jojo dengan hangat. Jojo mengatakan kepadanya, “Ini bukan karena aku membencimu, kamu hanya terlalu berat untukku. Ini karena kamu terlalu berat untukku. Ini bukan kesalahanmu, bukan kesalahan siapa pun”.
ADVERTISEMENT
Luka tidak bisa hilang begitu saja dan kamu tidak boleh terus-menerus lari untuk membuatnya tidak terasa menyakitkan. Hidupmu bukan hanya tentangmu, tetapi juga anak kecil dalam dirimu. Jadilah pohon yang meneduhkan untuknya. Dengarkan dia dan buat hidupnya aman di dalam dirimu.