Konten dari Pengguna

Pelita di Tengah Gelap, Warga Rawalo Hidupkan Malam Lebaran dengan Pawai Obor

Galuh Ilyas Pradanu
Mahasiswa Universitas AMIKOM Purwokerto
6 April 2025 15:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Galuh Ilyas Pradanu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Pribadi: Peserta Pawai Obor sedang duduk di atas kendaraan yang akan berkeliling desa. (30/3/2025)
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pribadi: Peserta Pawai Obor sedang duduk di atas kendaraan yang akan berkeliling desa. (30/3/2025)
ADVERTISEMENT
Banyumas – Malam takbir di Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada tahun ini kembali berlangsung meriah. Ribuan warga memadati jalanan desa untuk mengikuti tradisi tahunan takbir keliling dan pawai obor yang digelar pada malam sebelum Hari Raya Idulfitri 1446 H, Sabtu (5/4).
ADVERTISEMENT
Sejak selepas salat Magrib, suasana di wilayah Rawalo mulai berubah. Jalan-jalan yang biasanya lengang kini dipenuhi warga dari berbagai penjuru desa. Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa tampak antusias berkumpul di titik-titik start yang telah ditentukan panitia.
Mereka datang membawa obor, bedug, dan alat pengeras suara, bersiap memeriahkan malam kemenangan dengan lantunan takbir yang menggema sepanjang jalan. "Luar biasa antusiasnya. Ini bukan cuma pawai, tapi juga bentuk syiar Islam dan kekompakan warga Rawalo," ujar Daryono, salah satu tokoh masyarakat setempat, kepada kumparan
Dokumentasi Pribadi: Kendaraan di hias dengan ornamen berkaitan dengan malam takbir. (30/3/2025)
Tradisi takbir keliling dan pawai obor ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu dan terus dipertahankan hingga hari ini. Meski zaman terus berubah, warga Rawalo tetap menjadikan kegiatan ini sebagai momen yang tak boleh dilewatkan setiap malam takbiran. "Setiap tahun kami laksanakan. Tujuannya bukan hanya meramaikan malam takbir, tapi juga mempererat hubungan antarwarga," kata Daryono.
ADVERTISEMENT
Pawai dimulai sekitar pukul 19.30 WIB. Para peserta yang mayoritas berasal dari kelompok RT/RW, remaja masjid, dan karang taruna tampak mengenakan pakaian Islami serta membawa berbagai kreasi unik. Ada yang membawa miniatur masjid, bedug raksasa, bahkan ada juga rombongan yang membuat hiasan dari botol bekas dengan lampu LED yang menyala terang.
Tak hanya soal kreativitas, semangat religius juga terasa kental sepanjang pawai. Lantunan takbir menggema dari pengeras suara yang dibawa peserta, berpadu dengan tabuhan bedug yang menghentak semangat. Suasana penuh sukacita menyelimuti seluruh rute pawai yang telah disiapkan panitia.
Dokumentasi Pribadi: Keseruan warga menabuh bedug dan melantunkan Takbir sepanjang jalan. (30/3/2025)
Untuk memastikan acara berjalan lancar, panitia bekerja sama dengan aparat kepolisian, petugas keamanan desa, serta para pemuda dari karang taruna. Persiapan sudah dilakukan sejak beberapa minggu sebelumnya, termasuk penyusunan rute dan sosialisasi ke warga.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah siapkan skenario pengamanan agar acara tertib dan tidak mengganggu lalu lintas. Peserta juga sudah diimbau untuk tidak menyalakan petasan karena bisa membahayakan," ujar Wahyu, salah satu panitia pelaksana.
Rute pawai melintasi sejumlah jalan utama desa yang telah ditutup sementara. Sejumlah personel kepolisian dan relawan tampak bersiaga di titik-titik rawan untuk mengatur arus lalu lintas dan memastikan peserta tetap berada dalam jalur yang aman.
Dokumentasi Pribadi: Peserta membawa Obor dan berjalan kaki mengikuti rombongan Pawai. (30/3/2025)
Menariknya, tak sedikit warga yang datang hanya untuk menonton. Mereka berdiri di pinggir jalan, mengabadikan momen dengan ponsel, dan ikut melantunkan takbir bersama peserta pawai. Bagi mereka, malam takbiran dengan pawai obor sudah menjadi bagian dari identitas lokal yang penuh makna.
"Rasanya belum lengkap Idulfitri kalau belum lihat pawai obor. Ini jadi hiburan sekaligus tradisi yang memperkuat rasa kebersamaan," ujar Fitri, salah satu warga yang ikut menonton pawai bersama anak-anaknya.
Dokumentasi Pribadi: Ibu-ibu mengikuti rangkaian pawai menggunakan Odong-odong yang di hias menarik. (30/3/2025)
Selain menjadi ajang silaturahmi dan hiburan, pawai obor di Rawalo juga memiliki nilai edukatif. Kegiatan ini dinilai mampu menanamkan semangat religius dan kecintaan terhadap tradisi Islam sejak dini, terutama bagi generasi muda. "Anak-anak jadi tahu bahwa Islam punya banyak tradisi yang indah. Harapannya mereka bisa melanjutkan ini di masa depan," tutur Daryono.
ADVERTISEMENT
Malam takbiran 2025 di Rawalo pun ditutup dengan doa bersama dan penyampaian pesan-pesan moral oleh tokoh agama. Meski sederhana, momen itu menjadi penutup yang hangat sebelum seluruh umat Islam menyambut Hari Raya Idulfitri keesokan harinya. Tradisi takbir keliling dan pawai obor di Rawalo bukan sekadar perayaan, tapi juga simbol kebersamaan, syukur, dan semangat menjaga warisan budaya lokal. Selama semangat itu terus menyala, malam takbiran di Rawalo akan selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu setiap tahun.