Media Pers di Masa Awal Revolusi

Restu Galuh Kirani
Kuliah di Universitas Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
4 Mei 2022 5:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Restu Galuh Kirani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Media Pers Masa Kini Foto: Restu Galuh Kirani
zoom-in-whitePerbesar
Media Pers Masa Kini Foto: Restu Galuh Kirani
ADVERTISEMENT
Berbicara media pers pada masa revolusi, pasti tidak akan jauh-jauh dari adanya percetakan yang berisi berita-berita maupun pandangan dari para penulis. Pada masa revolusi sendiri penggunaan media pers sebagai sarana berita sudah mulai populer. Banyak dari kalangan masyarakat menjadi tahu mengenai berita berita yang sedang terjadi. Namun, adanya media pers pada masa ini memberikan tulisan yang bebas namun tetap berisi tentang nilai-nilai semangat kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Media pers pada masa ini memberikan pengaruh juga cerita penting pada masa revolusi. Di berbagai daerah seluruh penjuru Nusantara banyak yang wilayahnya memiliki media pers. Di Jawa sendiri media pers yang terkenal di Jawa adalah Merdeka di Jakarta, Suara Merdeka di Bandung, Warta Indonesia di Semarang, Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta, Suara Rakyat di Surabaya. Surat kabar tersebut menjadi surat kabar yang sangat berpengaruh penyebarannya paling luas daripada surat kabar lainnya. Namun perlu kita ketahui media pers terbagi menjadi dua pemikiran, yaitu yang pro dengan kemerdekaan semangat nasionalis dan dengan yang pro dengan Belanda ataupun bergerak ingin merdeka sendiri. Jadi, penulisan isi dalam media pers dapat dibedakan dalam penulisannya, yang pertama adalah tentang berita tentang pendapat-pendapat. Hasil tulisannya pun dianggap penting oleh pemerintah karena dianggap dapat memberikan informasi terkini penggerak untuk masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kelahiran pers di Indonesia mengakui mereka lahir yang memiliki berjiwa "republiken" yang dalam arti pers berati membela memperjuangkan tegaknya NKRI yang baru merdeka yang dalam rentang waktu September-Oktober. Dalam penulisannya setiap media pers pasti punya ciri khasnya masing-masing. Media pers pun bahkan memiliki pandangan yang berbeda dalam setiap peristiwa yang sedang terjadi.
Adanya media pers ini juga mengancam Belanda yang saat itu ingin merebut kembali Indonesia. Karena dianggap dapat memengaruhi masyarakat dalam semangat kemerdekaan. Karena media pers dianggap sebagai pembentuk opini publik. Hingga dengan berjalannya waktu Belanda memblokade persediaan surat kabar seperti tinta, kertas, bahan baku lainnya. Belanda juga sering mengejek sebagai “pers kiblik” di mana surat kabar di Indonesia digambarkan memiliki konotasi jelek.
ADVERTISEMENT
Masa awal revolusi di Indonesia, hampir di seluruh penjuru Kota memiliki surat kabar. Cara menyikapi pers pada masa itupun dibagi menjadi dua, yaitu ada yang bersikap menggunakan cara diplomasi dengan pihak Belanda seperti surat kabar Suara Merdeka, Warta Indonesia, Suara Rakyat. Namun ada juga yang ingin jalan pertempuran sebagai upaya mempertahankan kemerdekaan seperti surat kabar Kedaulatan Rakyat.
Pada masa revolusi, keberadaan media pers tidak bisa diremehkan begitu saja. Media pers sangat memengaruhi keberlangsungan pada masa revolusi. Media pers dianggap sebagai penggerak semangat sekaligus cara berpikir pada masyarakat saat itu. Media pers sangat melekat pada masa awal revolusi Indonesia karena kehadirannya dianggap sebagai penghubung antara Belanda juga rakyat.