Konten dari Pengguna

Bahaya Candu Media Sosial

Ganesha Nugraha
Ex kumparan Product Team and kumparanPLUS -- Product Manager, Part Time Gamer, Newbie Writer.
27 Desember 2021 18:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ganesha Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang bermain media sosial. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang bermain media sosial. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Media Sosial adalah sarana untuk menunjukkan eksistensi diri secara virtual. Hari ini hampir semua orang familiar dan menggunakan media sosial, baik muda maupun tua. Saat ini mungkin kamu bisa membaca artikel ini pun karena kamu mendapatkannya melalui media sosial. Media sosial mampu menyebarkan informasi dengan cepat. Media sosial juga sudah menjadi kebutuhan dan gaya hidup bagi manusia, sama pentingnya seperti makan dan tidur.
Timeline situs jejaring sosial 1978-2021, Dr. Miriam J. Johnson. Foto: Booksaresocial.com
zoom-in-whitePerbesar
Timeline situs jejaring sosial 1978-2021, Dr. Miriam J. Johnson. Foto: Booksaresocial.com
Sejak Friendster pertama kali muncul tahun 2002, platform media sosial mengalami perkembangan yang signifikan baik dari segi fungsi, teknologi, hingga experience yang ditawarkan. Jumlahnya pun sudah semakin banyak, dengan ratusan ribu hingga miliaran pengguna di dalamnya. Bahkan Facebook kini sudah memiliki 2.5 Miliar pengguna aktif bulanan (dilansir dari artikel di situs adobe.com). Belum lagi kemunculan Metaverse, yang pastinya akan membuat interaksi di media sosial menjadi terasa semakin nyata. Namun apakah kita sudah bijak dalam menggunakan media sosial? Apakah hal itu perlu?
Orang Indonesia Habiskan Hampir 8 Jam untuk Berinternet. Foto: Katadata.
Menurut riset yang dilansir katadata, penduduk Indonesia (rentang umur 16-24 tahun) rata-rata menghabiskan waktu hampir 8 jam/hari untuk mengakses internet. Media sosial menempati urutan kedua dengan rata-rata penduduk Indonesia menghabiskan waktu sebanyak 3 jam 26 menit di mana Youtube dan Whatsapp menjadi media sosial terpopuler dengan persentase jumlah penggunanya masing-masing sebesar 88% dan 84%.
ADVERTISEMENT
Artinya penduduk Indonesia sangat aktif dalam menggunakan internet dan media sosial. Lalu, apakah bisa kita simpulkan bahwa rata-rata penduduk Indonesia sudah kecanduan media sosial?

Apakah kecanduan itu hal yang baik?

kumpulan aplikasi Sosial Media Populer.
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan riset oleh University of Pittsburgh terhadap 1000 responden dengan rentang usia 18-30 tahun.
Survei berupa kuesioner berisi poin-poin pertanyaan seputar kesehatan mental dan jumlah waktu dalam mengakses platform media sosial per hari (seperti Facebook, Twitter, Reddit, Instagram, dan SnapChat).
Masih bersumber dari riset yang sama, terdapat dua hal lain yang merupakan dampak negatif media sosial,
ADVERTISEMENT

Media Sosial Apakah Berbahaya?

Saya setuju sekaligus sangat khawatir dengan poin terakhir. Realitas palsu yang muncul di media sosial adalah hal paling berbahaya, karena dapat menyerang kita tanpa kita sadari. Kecenderungan untuk membandingkan diri akan sulit dihindari, sedangkan setiap manusia terdiri dari kombinasi sifat dan sikap yang unik. Kita memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Adalah hal yang tidak bijak untuk mengukur diri berdasarkan standar orang lain, apalagi hal itu berasal dari media sosial, yang kita tidak tau kebenaran dari isinya. Media sosial adalah alat terburuk untuk mengukur diri.
Di sisi lain candu media sosial juga perlu di waspadai. Meski menyenangkan, namun seperti aktivitas lainnya, ketika dilakukan dengan berlebihan maka akan menyebabkan keburukan.
ADVERTISEMENT
Maka kita sampai pada sebuah pertanyaan,

Apakah media sosial tidak bermanfaat?

Maka jawabannya belum tentu. Menurut saya terlalu awal jika kita menarik kesimpulan bahwa media sosial tidak bermanfaat. Faktanya, seorang teman yang saya kenal sukses berjualan melalui Instagram. Saya juga mengenal seorang adik kelas yang sukses mendapatkan pekerjaan barunya melalui Linkedin. Masih banyak hal-hal positif lainnya yang mungkin akan saya bahas pada artikel lainnya. Intinya semua tergantung pada cara, tujuan, dan batasan seseorang dalam menggunakan media sosial.
Akhirnya saya tutup artikel ini dengan salah satu lagu favorit saya,