Konten dari Pengguna

Trump dan BRICS :Proses Komunikasi dan Dampaknya terhadap Hubungan Internasional

Pattiruhu Godewyn Gania Beauty
Saya adalah mahasiswi Universitas Kristen Indonesia yang sedang mempelajari program studi Hubungan Internasional. Memiliki ketertarikan dalam membaca dan menulis hal- hal yang berkaitan dengan pengembangan diri atau isu nasional maupun internasional.
17 Desember 2024 16:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pattiruhu Godewyn Gania Beauty tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : pexels.com
ADVERTISEMENT
BRICS adalah kelompok negara berkembang yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan yang didirikan pada 16 Juni 2009. Tujuan dari BRICS adalah untuk memperkuat suara negara- negara berkembang di hadapan dominasi- dominasi negara maju, dalam konteks ini adalah negara Barat. Salah satu langkah signifikan yang diambil adalah perencanaan untuk membentuk mata uang cadangan baru dengan tujuan dedolarisasi yang selama ini mendominasi perdangan dan investasi dunia. Dedolarisasi adalah proses mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional. Hal ini digagaskan pada KTT BRICS ke-16 yang diselenggarakan pada tanggal 22- 24 Oktober 2024 di Kazan, Rusia. Mendengar hal ini, Trump selaku presiden Amerika Serikat terpilih mengecam negara- negara BRICS untuk tidak “menjauhi” dollar dengan penetapan tarif impor 100% apabila mereka mencoba untuk dedolarisasi dan membuat mata uang alternatif selain dolar AS. Artikel ini akan membahas mengenai analisa bagaimana Trump menyampaikan kritiknya, serta bagaimana komunikasi yang terjalin antara Amerika Serikat dan negara- negara BRICS dalam hal ini.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus ini, bisa disimpulkan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh Trump adalah komunikasi massa. Komunikasi massa adalah proses pengiriman pesan yang ditujukan kepada massa atau khalayak yang jumlahnya banyak, yang dilakukan dengan menggunakan media massa, baik cetak ataupun elektronik. Trump sebagai komunikator, menyampaikan pesan berupa ancaman menetapkan tarif impor 100% apabila negara- negara BRICS mencoba untuk melakukan dedolarisasi melalui akun sosial media miliknya, yakni X. Tentunya pesan ini menyebar secara cepat dan luas di kalangan masyarakat internasional. Adapun pesan ini ditanggapi oleh negara Rusia sebagai salah satu anggota dari BRICS. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menilai bahwa tindakan tersebut dapat mempercepat proses pengurangan ketergantungan dolar AS di negara- negara BRICS dan lainnya, serta mendorong mereka untuk mencari cara alternatif untuk mencapai tujuan mereka yakni mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Adapun dari respon negara India melalui lembaga think thank GTRI, menyatakan bahwa penerapan tarif tersebut justru bisa membuat barang-barang yang dijual di AS menjadi lebih mahal bagi konsumen Amerika. Selain itu, sektor ekspor dan impor akan terpengaruh, sehingga para penjual akan memutuskan untuk membebankan biaya tambahan tersebut kepada konsumen. Pada akhirnya, pengancaman yang dilakukan oleh Trump kepada negara- negara BRICS membuat hubungan diplomatik antara keduanya menjadi tegang, serta berdampak pada sektor impor dan ekspor negara- negara yang terlibat. Dengan terjadinya hal ini, menjadi sebuah dorongan bagi negara- negara BRICS untuk memperkuat kerjasama di antara mereka.
ADVERTISEMENT
Secara umum, gaya komunikasi Trump dianggap efektif. Hal ini dikarenakan penggunaan bahasa yang diterapkan mudah dipahami dan diterima oleh khalayak umum. Melalui X, Trump bisa menyampaikan pesannya secara langsung kepada khalayak termasuk pendukungnya, dengan gaya bahasa khasnya yakni provokatif dan kontroversial. Hal ini menggugah emosi, sehingga menciptakan diskusi dari para khalayak yang membacanya. Melalui gaya komunikasi ini, Trump juga membuat negara- negara BRICS terpancing dan pada akhirnya menciptakan ketegangan di antara keduanya. Namun tentunya gaya komunikasi seperti ini bukanlah gaya komunikasi yang diharapkan dalam dunia Hubungan Internasional. Meskipun kompleks, namun seharusnya negara- negara yang terlibat bisa berdiskusi secara diplomatik untuk mengurangi ketegangan dan mencapai tujuan bersama yang saling menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Melalui peristiwa penetapan tarif impor 100% oleh Trump kepada negara- negara BRICS, dapat terlihat bagaimana komunikasi massa mempengaruhi hubungan diplomatik di antara negara- negara yang terlibat. Namun dengan komunikasi yang jelas dan baik antara AS dan negara- negara BRICS, dapat mengurangi ketegangan dan mencapai tujuan yang tentunya menguntungkan kedua belah pihak, serta mengubah pandangan khalayak terkait peristiwa ini.
Sumber :
ADVERTISEMENT