Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Bambang Susantono dan IKN Nusantara
12 Maret 2022 20:53 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 14 April 2022 17:59 WIB
Tulisan dari Gatot Raharjo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo telah resmi melantik Bambang Susantono sebagai kepala pemerintahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada 10 Maret lalu. Mantan wakil Menteri Perhubungan periode 2010-2014 tersebut didam pingi Dhony Rahajoe, managing director Sinar Mas Land yang berhasil mengembangkan Bumi Serpong Damai (BSD) menjadi salah satu kota mandiri di Tangerang, sebagai wakil kepala IKN.
ADVERTISEMENT
Dalam prosesi pelantikan, Presiden Jokowi berpesan pada Bambang agar mengembangkan IKN Nusantara menjadi kota masa depan yang inklusif, hijau, cerdas dan berkelanjutan dengan fokus pada pembangunan fisik dan kerekatan sosial atau interaksi antar warga. Dengan kata lain, kota yang layak huni dan humanis.
Namun jangan dilupakan bahwa tujuan utama dari keberadaan IKN yang dibangun dengan dana ratusan triliun rupiah itu sebenarnya adalah untuk pemerataan pembangunan, terutama di di Indonesia Bagian Timur yang membentang dari Kalimantan hingga Papua.
Dengan demikian, IKN Nusantara tentu saja tidak bisa hanya berdiri sebagai suatu kota mandiri. IKN Nusantara harus dikembangkan menjadi suatu hub perekonomian baru di Indonesia, mendampingi hub yang sudah ada yaitu Jakarta.
Saat ini memang baru Jakarta yang menjadi hub utama perekonomian di Indonesia. Sekitar 70% perekonomian atau uang di Indonesia berputar di Jakarta. Sayangnya keberadaan Jakarta yang secara geografis lebih condong ke Indonesia bagian barat, belum bisa maksimal pemerataan pembangunan perekonomian ke Indonesia bagian timur.
ADVERTISEMENT
Dari Jakarta, perekonomian lebih banyak berputar di Jawa, Bali, Sumatera, sebagian Kalimantan dan Sulawesi. Sementara Nusa Tenggara, sebagian besar Kalimantan dan Sulawesi, Maluku hingga Papua masih sangat jauh tertinggal. Salah satu indikasinya adalah hasil survei pengelola Bandara Soekarno-Hatta di tahun 2018, di mana sebagian besar penumpangnya lebih banyak bepergian ke Jawa, Bali dan Sumatera. Untuk ke Indonesia Timur, paling banyak hanya sampai ke Makassar. Akibatnya, perekonomian di Indonesia timur berkembang dan bergerak lebih lambat.
Dari survei itu juga didapatkan fakta bahwa penumpang dari Bandara Soekarno Hatta lebih tertarik berwisata ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia, hingga Jepang dan Korea dibanding ke Maluku dan Papua. Jarak dan waktu tempuh ke luar negeri dan ke Papua mungkin sama. Namun harga tiket pesawat dan akomodasi bisa lebih murah ke luar negeri. Dan tentu saja prestise-nya juga lebih besar.
ADVERTISEMENT
Bandara Soekarno Hatta yang terletak di pinggir Jakarta merupakan bandara terbesar di Indonesia dan merefleksikan Jakarta sebagai hub ekonomi utama di Indonesia.
Dengan demikian memang menjadi penting untuk membuat satu hub perekonomian baru yang bisa merepresentasikan dan menumbuhkan perekonomian di Indonesia timur. Dan IKN Nusantara merupakan pilihan yang tepat. Dengan demikian IKN Nusantara seharusnya tidak hanya menjadi kota mandiri yang modern dengan segala teknologi canggih dan merepresentasikan kota-kota Indonesia di masa depan. Namun IKN Nusantara juga harus mampu menjadi hub baru bagi perekonomian Indonesia terutama bagian timur.
Pemilihan Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe sebagai ketua dan wakil IKN, saya harap memang merepresentasikan tujuan didirikannya IKN Nusantara. Dhony bisa berkonsentrasi membangun kotanya, sedangkan Bambang lebih luas lagi yaitu membuat hub untuk mengembangkan perekonomian Indonesia Timur.
ADVERTISEMENT
Etalase Asia Timur
Saat menjabat Wamenhub, Bambang Susantono banyak terlibat dalam pengembangan transportasi di Indonesia. Salah satunya pengembangan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan di tahun 2011-2014.
Bandara yang sebelumnya hanya mampu melayani 1,7 juta penumpang per tahun ini dikembangkan menjadi kapasitas 10 juta penumpang per tahun. Teknologinya sangat mentereng bahkan bisa dikatakan terbaik di Indonesia, mengalahkan Bandara Soekarno Hatta.
Bandara ini mengusung konsep eco-airport dengan memanfaatkan secara maksimal penerangan sinar matahari, pengaturan air conditioner untuk mengurangi konsumsi energi, serta pemanfaatan air limbah yang dapat digunakan kembali.
Bandara juga mempunyai 11 unit garbarata, 74 konter check-in, 8 unit conveyor, dan apron seluas 140.900 m2. Teknologi terbarunya adalah pengaplikasian Airport Operation Data Base (AODB) di mana operasional bandara dapat disesuaikan dengan jumlah dan kebutuhan layanan penumpang yang ditangani saat itu. Bandara ini juga dilengkapi dengan HBS (hold baggage screening) level 4.
ADVERTISEMENT
Konsep terminalnya boutique mall, yaitu perpaduan antara mal dan bandara. Dan pengunjung selain penumpang diperbolehkan masuk ke dalam gedung terminal hingga area check-in. Dengan demikian pengelola bandara yaitu PT. Angkasa Pura 1 bisa meningkatkan pemasukan dari sisi non penerbangan.
Bandara Sepinggan memang direncanakan untuk menjadi etalase sekaligus menjadi hub Indonesia ke dalam maupun luar negeri, terutama negara-negara Asia Timur. Artinya penerbangan-penerbangan dari Asia Timur seperti Korea, Jepang dan lainnya nantinya akan dilayani di bandara ini dan diteruskan ke dalam negeri, terutama ke Indonesia timur. Dan begitu pula sebaliknya.
Dengan demikian penerbangan dari dan ke Indonesia bisa langsung tanpa transit dan mengurangi ketergantungan pada Singapura dan Kuala Lumpur. Dan perekonomian Indonesia timur diharapkan lebih berkembang.
ADVERTISEMENT
Bandara Sepinggan di Balikpapan letaknya berimpitan dengan lokasi IKN Nusantara sehingga dapat dikembangkan menjadi hub penerbangan nasional, menunjang keberadaan IKN.
Pendulum Nusantara
Di bidang transportasi laut, saat Bambang menjadi Wamenhub juga dibuat konsep dan kemudian dioperasikan sistem “Pendulum Nusantara” dengan cara membenahi pelabuhan-pelabuhan di Indonesia dan menghubungkannya dengan sebuah pelayaran terpadu.
Sistem yang digagas BUMN Pelindo I-IV ini merupakan bagian dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas) untuk mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I) yang saat itu menjadi program andalan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dengan Pendulum Nusantara, diharapkan kapal-kapal logistik besar dari luar negeri dapat masuk sampai ke Indonesia timur tanpa transit di Kuala Lumpur atau Singapura.
Pendulum Nusantara mempunyai banyak kemiripan dengan program Tol Laut yang menjadi andalan Presiden Joko Widodo. Dengan demikian Bambang Susantono seharusnya tidak susah untuk memadukannya.
ADVERTISEMENT
IKN Nusantara memang bisa dikatakan sebagai proyek yang ambisius, sekaligus prestisius dan strategis. Antara kegagalan dan keberhasilannya nanti bisa sangat tipis bedanya, tergantung dari aspek mana melihatnya.
Kita berharap IKN tidak hanya menjadi satu kota mandiri, modern dengan konsep masa depan tetapi terputus dari dunia luar. Namun sebuah kota hub nasional yang benar-benar bisa menjadi sarana pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi khususnya di Indonesia timur.
Selamat bekerja dan menjawab tantangan ini Pak Bambang dan Pak Dhony. Ratusan Triliun rupiah dana rakyat Indonesia dipertaruhkan di tangan anda.
Salam,
Gatot Raharjo
Pengamat Penerbangan Nasional.
Live Update