Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pendidikan Perempuan dan Indeks Ketimpangan Gender di Majalengka
7 Mei 2024 17:33 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Gayatri Sekar Tadji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Jika Anda memdidik seorang pria, Anda mendidik seorang individu, tetapi jika Anda mendidik seorang perempuan, Anda mendidik keluarga (Bangsa).”
ADVERTISEMENT
Ungkapan James Emmanuel Kwegyir - Aggrey, guru dan misionaris Afrika-Amerika ini dikenal sebagai pionir untuk memahami manfaat pendidikan perempuan. Pendidikan buat perempuan bukan hanya penting untuk diri mereka sendiri, tetapi juga keluarga dan masyarakat.
Pendidikan bagaikan gerbang menuju masa depan yang cerah. Di Indonesia, perjalanan pendidikan perempuan telah mengalami transformasi dan kemajuan yang signifikan.
Dahulu, akses perempuan terhadap pendidikan sangat lah terbatas. Norma budaya patriarki, kemiskinan, dan infrastruktur pendidikan yang minim menjadi penghalang utama. Diskriminasi pun kerap terjadi, seperti pernikahan dini dan stigma bahwa pendidikan tinggi tidak penting bagi perempuan.
Namun, kesadaran akan pentingnya pendidikan perempuan di Indonesia sudah ada sejak awal abad ke-20. Hal ini tertuang melalui surat-surat yang ditulis oleh pejuang perempuan Indonesia, RA Kartini. kini perempuan Indonesia sudah mendapatkan kemudahan dalam mengakses pendidikan. Masyarakat sudah mulai terbuka dengan pendidikan, infrastruktur sudah memadai, serta akses beasiswa yang sudah sangat banyak sekali ditemui. Hal ini membuat angka partisipasi di semua jenjang pendidikan terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Pentingnya pendidikan perempuan sudah dilirik oleh dunia internasional sejak 1960-an melaui Women in Development sebuah pendekatan dalam proyek pembangunan. Ketika itu, ada kesadaran bahwa selama ini perempuan dipinggirkan dalam proyek pembangunan. Oleh karena itu, perempuan dan pendidikan dimasukkan dalam kerangka kerja Perempuan dalam Pembangunan. Kerangka kerja ini menyoroti bahwa pendidikan perempuan penting untuk pembangunan.
Seiring berjalannya waktu, kerangka kerja itu kemudian mengalami pembaharuan, yaitu menjadi Perempuan dan Pembangunan (Women and Development) dan Gender dan Pembangunan (Gender and Development) untuk mengkritik WID yang cenderung mengisolasi perempuan, dan memposisikan perempuan sebagai kelompok homogen dan tidak selalu mempertimbangkan keragaman antar perempuan, terlepas dari kelas, etnis, dan perbedaan gender (Razavi & Miller, 1995). Meskipun begitu, WID tetap penting sebagai cikal-bakal perempuan dalam pendidikan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, komitmen internasional terhadap pendidikan anak perempuan dapat dilihat dari penyusunan Sustainable Development Goals (SDGs) yang menempatkan pendidikan perempuan menjadi bagian dari 17 tujuan Global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2015. Hal ini tentunya menjadi program yang patut kita upayakan bisa terealisasi di Indonesia.
Manfaat pendidikan perempuan bervariasi. Pertama, meningkatkan akses perempuan terhadap ekonomi dan pembangunan. Perempuan dengan pendidikan diyakini mendapatkan kesempatan kerja yang lebih luas dan pendapatan yang lebih baik karena pendidikan formal meningkatkan pengetahuan dan keterampilan individu untuk masuk ke pekerjaan berpenghasilan lebih tinggi.
Dampak jangka panjangnya adalah akses ekonomi memberdayakan individu untuk mengakhiri pernikahan anak dan memutus siklus kemiskinan antar generasi. Di Indonesia, di mana prevalensi pernikahan anak masih tinggi, anak perempuan tiga kali lebih kecil kemungkinannya untuk menikah sebelum usia 18 tahun jika kepala rumah tangga tamat universitas daripada sekolah dasar (Child Marriage Factsheet, 2016). Video yang diterbitkan oleh Nike Foundation dalam projek Girl Effect, mengungkapkan jika wanita muda di negara-negara selatan (south global) pergi ke sekolah, mereka akan menunda pernikahan, menunda kehamilan, berpartisipasi di tempat kerja, merawat keluarga, berpartisipasi penuh dalam masyarakat, dan akhirnya membantu masyarakat ke luar dari kemiskinan.
ADVERTISEMENT
Menurut data BPS Kabupaten Majalengka tahun 2022 Angka Pasrtisipasi Kasar (APK) SMA untuk perempuan sekitar 20,480 % sedangkan APK SMA untuk laki-laki sekitar 25,140%. Data terakhir ini menunjukkan peningkatan yang sangat baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Di sisi lain Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di Kabupaten Majalengka tahun 2022 adalah 0,493%, hal ini menunjukkan bahwa ketimpangan gender di Kabupaten Majalengka masih lumayan tinggi. Dampak dari besarnya indeks ketimpangan gender di suatu daerah dapat berakibat serius pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, maupun politik.
Secara ekonomi, Perempuan akan mengalami keterbatasan terhadap akses terhadap peluang ekonomi, seperti pekerjaan, modal dan kredit. Selain itu, perempuan juga akan mengalami penurunan produktivitas karena kurang memiliki akses terhadap pendidikan dan peluang ekonomi tidak dapat berkontribusi secara penuh terhadap pembangunan ekonomi. Dengan begitu, ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang, karena perempuan yang tidak diberdayakan tidak dapat mencapai potensi penuhnya dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Secara sosial, perempuan di daerah dengan tingkat ketimpangan gender yang tinggi lebih rentan terhadap kekerasan fisik, seksual dan emosional serta dapat menyebabkan diskriminasi terhadap perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan, pendidikan, dan politik.
Secara politik, dampak dari tingginya ketimpangan gender itu sering kali memiliki keterwakilan perempuan yang rendah dalam pengambilan keputusan politik, tentu mengakibatkan kebijakan yang tidak responsive terhadap kebutuhan dan kepentingan perempuan. Selanjutnya akan menimbulkan ketidakstabilan politik dikarenakan perempuan yang tidak diberdayakan dan tidak memiliki akses terhadap hak-hak mereka dapat menjadi sumber ketidakpuasan dan gejolak sosial.
Euforia dalam memperingati hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei Kemarin, ancaman-ancaman tadi dapat sama-sama menjadi refleksi bahwa pentingnya pendidikan bagi perempuan dapat berdampak pada pembangunan sosial. Upaya-upaya untuk mencapai konsep keadilan gender khususnya di Kabupaten Majalengka harus tetap di lakukan, sebab baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak yang sama. No one should be left behind, jangan ada satu perempuan pun yang kita biarkan berjuang sendirian.
ADVERTISEMENT