Cempaka Kepelan dan Fungsi Konservasi Kebun Raya Eka Karya

Gede Pranawiditia
Humas BRIN - Kawasan Bali
Konten dari Pengguna
12 Juli 2022 13:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gede Pranawiditia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Cempaka Kepelan

ADVERTISEMENT
Cempaka Kepelan merupakan salah satu jenis tanaman hutan lokal Indonesia yang keberadaannya mulai sulit ditemukan. Kepelan mempunyai sebaran alami di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Lombok, Pulau Sulawesi, terdapat di hutan primer pada tanah pasir dan tanah liat, dengan ketinggian tempat tumbuh 900 m sampai 1700m dpl di hutan campuran yang lembab dan tanah subur.
Bunga Cempaka Kepelan di Kebun Raya Eka Karya Bali. Dokumen Pribadi.
Kepelan berbentuk pohon, dengan ketinggian tanaman yang bisa mencapai 40meter dengan bebas cabang yang cukup tinggi bisa mencapai 25meter dan berbatang lurus. Diameter Kepelan bisa mencapai 150cm dengan kualitas kayu masuk dalam kelas kuat III dan kelas awet II. Keuntungan dari penggunaan kayu Kepelan mulai dari kayunya mengkilat, struktur kayu yang padat, halus, kuat dan ringan dengan berat jenis kayu 0,41. Kayu Kepelan digunakan sebagai bahan baku pembuatan jembatan, bangunan rumah, perkakas rumah (meja, kursi, almari), barang-barang hiasan, patung, ukiran, dan pelapis kayu.
ADVERTISEMENT
Dilihat dari keberadaan statusnya, Kepelan sudah mengkhawatirkan dan kelimpahannyapun jarang tetapi di lain sisi kayu Kepelan ini diperlukan untuk berbagai keperluan.
Seiring dengan waktu tumbuh yang cukup lama untuk panen (4,5 tahun), dan tingginya permintaan akan kayu Kepelan, maka Kepelan perlu untuk dilakukan konservasi agar tanaman ini tidak punah.

Kebun Raya Eka Karya Sebagai Pelaksana Konservasi

Kebun Raya Eka Karya merupakan lokasi yang tepat untuk melakukan konservasi tanaman yang sudah mulai terancam. Beberapa pohon Kepelan dapat ditemukan pada lokasi Kebun Raya Eka Karya.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan Kebun Raya nasional yang dikelola oleh BRIN akan melaksanakan seluruh fungsi kebun raya seperti konservasi, penelitian, edukasi, jasa lingkungan, dan wisata.
ADVERTISEMENT
Menurut Hendrian selaku Plt. Direktur Kemitraan Riset dan Inovasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memastikan kelima fungsi kebun raya yakni konservasi, penelitian, edukasi, wisata, dan jasa lingkungan tetap berfungsi secara seimbang dan proporsional.
Hendrian menuturkan, pengelolaan kebun raya dilakukan oleh tiga pihak yakni Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya untuk mengelola riset dan periset, Deputi Infrastruktur melalui Direktorat Laboratorium dan Kawasan Sains dan Teknologi untuk mengelola laboratorium riset, dan Deputi Infrastruktur melalui Direktorat Koleksi dan untuk melakukan pemeliharaan koleksi. BRIN terus melakukan optimasi terhadap infrastruktur yang ada di Kebun Raya agar kegiatan riset dan konservasi serta fungsi yang lain tetap berjalan bahkan lebih optimal.
Plt. Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya (PRKTKR), Sukma Surya Kusuma mengatakan, pihaknya telah melakukan penelitian secara menyeluruh terkait konservasi tumbuhan. Selain itu, PRKTKR terus melakukan konservasi terhadap tumbuhan yang terancam punah.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN Iman Hidayat mengatakan BRIN memiliki program dalam konservasi dan pemanfaatan biodiversitas dengan menciptakan ekosistem yang meningkatkan kompetensi SDM di bidang biodiversitas dan konservasi, pemantapan program, penguatan infrastruktur serta anggaran sehingga mampu menciptakan critical mass yang memadai untuk bersaing secara global.

Kerja Sama BRIN dengan Masyarakat

Kegiatan penelitian dan konservasi di Kebun Raya Eka Karya tidak hanya terbatas oleh sivitas BRIN. Untuk masyarakat umum yang ingin bekerjasama dengan BRIN dapat mengakses laman elsa.brin.go.id