Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Karya Tulis dan Eksistensinya bagi Pranata Humas
7 Maret 2021 12:27 WIB
Tulisan dari I Gede Alfian Septamiarsa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bagi orang awam biasanya sulit untuk memulai tetapi akan lebih mudah jika sudah terbiasa. Bahkan kalau orang sudah terbiasa menulis, akan ada yang kurang dalam dirinya jika tidak menulis. Seperti istilah Jawa witing tresna jalaran saka kulina, cinta akan muncul karena ada kebiasaan. Kecintaan itu akan muncul kalau kita terbiasa menulis.
Jika menulis diibaratkan seperti pekerjaan profesional, maka menulis perlu latihan dan keberanian untuk salah dan gagal (trial and error). Ketika seseorang mengalami kesalahan dalam penulisan, penulis biasanya langsung merasa gagal.
Padahal dalam menulis itu seninya adalah berani mencoba untuk memulai penulisan itu sendiri. Tanpa kemauan dan keberanian untuk gagal, maka akan sulit berhasil menghasilkan penulisan terbaik.
Selain ditunjang dengan modal kemauan, menulis juga perlu mempersiapkan modal lain yaitu membaca dan memperkaya literatur. Sebab semakin kita banyak membaca, maka semakin kaya ide. Sebab, pada dasarnya menulis perlu ide dan kreativitas, jangan menyerah untuk mencoba lagi menulis.
ADVERTISEMENT
Karena dengan menulis, kita menemukan ide, mengkonstruksi gagasan, dan mencerdaskan diri sendiri. Orang besar membicarakan ide-ide, orang kecil membicarakan peristiwa-peristiwa, sedangkan orang bodoh membicarakan orang lain.
Ada berbagai bentuk karya penulisan yang bisa dihasilkan. Di antaranya karya tulis, blogspot, tips dan trik, berita, dan sebagainya.
Untuk karya tulis sendiri dibedakan menjadi dua bagian yaitu karya tulis ilmiah populer dan formal. Karya tulis ilmiah populer adalah karya tulis yang dipersiapkan untuk publikasi dalam suatu penerbitan di surat kabar atau majalah populer. Biasanya karya tulis tersebut mengambil tema-tema aktual, terkini, yang sedang hangat diisukan. Bukan isu yang sudah kadaluarsa.
Oleh karena itu teknik penulisan dan bahasa yang digunakan bersifat populer, renyah dan enak dibaca, dan lebih sederhana sifatnya. Misalnya dalam surat kabar tidak digunakan teknik catatan kaki dan daftar pustaka, demikian pula dalam majalah-majalah populer pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan karya tulis ilmiah formal itu dipersiapkan untuk kepentingan formal. Sebagai contoh untuk usulan penelitian (proposal) seminar, skripsi, jurnal, makalah dan seterusnya.
Pada umumnya karya tulis yang demikian memiliki kaidah atau metode penulisan dan bahasa yang ketat, dan harus mencantumkan sumber penulisan bisa berbentuk catatan kaki, maupun daftar pustaka. Tema-tema yang diangkat lebih bersifat khusus dan mendalam menggunakan metodologi ilmiah.
Nampaknya penulisan karya tulis ini perlu diperlukan Humas atau Public Relations. Begitu juga bagi Pranata Hubungan Masyarakat (Humas) atau Humas Pemerintah. Salah satu bentuk kinerja Pranata Humas yang bisa diwujudkan yaitu Karya Tulis itu sendiri.
Sebagaimana dilansir dari dari laman www.kominfo.go.id, Pranata Humas adalah kelompok jabatan fungsional yang relatif baru dibanding guru, dokter, dosen, peneliti, dan pranata komputer. Pranata Humas baru dirintis sejak 2005 dan dibutuhkan 12.000 Pranata Humas untuk seluruh Indonesia. Sementara pada saat ini baru ada sekitar 5.000 ribuan.
ADVERTISEMENT
Dalam pelaksanaannya, kegiatan yang dilakukan oleh pejabat fungsional Pranata Humas tidak terlepas pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata humas dan Angka Kreditnya untuk pelaksanaan penilaian angka kredit berbasis Sasaran Kinerja Pegawai (SKP).
Pranata humas sebagai salah satu jabatan fungsional PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang memiliki fungsi untuk melakukan kegiatan pelayanan informasi dan kehumasan, baik informasi berskala nasional maupun daerah.
Dengan definisi tugas dan fungsi pranata humas di atas, jelas bahwa tugas Pranata Humas yang utama ialah melakukan kegiatan pelayanan informasi dan kehumasan. Pelayanan informasi yang diberikan meliputi perencanaan, pelayanan infomasi dan kehumasan, pelaksanaan hubungan eksternal internal kelembagaan, audit komunikasi serta pengembangan pelayanan informasi dan kehumasan.
ADVERTISEMENT
Pranata Humas harus bisa menjadi sumber informasi resmi pemerintah bagi masyarakat selaku stakeholdernya. Secara otomatis, seorang Pranata Humas dapat dipastikan berkomunikasi dengan audience nya, dan komunikasi yang dilakukannya selalu berada pada ranah publik.
Karya Tulis Bagian Unsur Pengembangan Profesi
Pada PermenPAN-RB, terdapat unsur kegiatan masuk pada unsur utama dan penunjang. Untuk unsur utama dibagi menjadi pendidikan, pelayanan informasi dan kehumasan, serta pengembangan profesi. Untuk karya tulis sendiri merupakan bagian dari unsur pengembangan profesi.
Keberadaan pejabat fungsional Pranata Humas dapat dipastikan memiliki kontribusi nyata terhadap kinerja lembaga sekaligus menjalankan aktivitas sebagai jabatan fungsional mandiri.
Dengan menghasilkan karya tulis, maka Pranata Humas bisa menuangkan karya-karya nyatanya bagi pengembangan instansi masing-masing.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya seorang Pranata Humas tidak akan berhenti memproduksi pesan guna meningkatkan citra lembaga atau institusinya. Menulis menjadi keahlian yang sangat penting untuk mensupport tugas tersebut. Hal ini diperkuat dengan kondisi existingnya bahwa 70 % kegiatan Pranata Humas adalah menulis sedangkan 30% sisanya adalah komunikasi dalam bentuk lain.
Tak hanya menulis siaran pers, menghadiri seminar, tetapi sebagai seorang Pranata Humas harus mampu menuangkan gagasan secara nyata melalui karya tulis ini.
Beberapa Pranata Humas pun memiliki hasil karya berupa buku maupun jurnal yang dipublikasikan pada khalayak umum. Bahkan organisasi Ikatan Pranata Humas (Iprahumas) Indonesia juga telah mengumpulkan 111 tulisan karya Pranata Humas se-Indonesia kemudian dicetak dalam buku. Buku tersebut bertajuk “The Real GPR: 111 Tulisan Pranata Humas Indonesia”.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Pranata Humas harus mampu menulis dengan cinta. Sehingga Karya Tulis itu diharapkan mampu menjadi karya nyata, wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
Seperti yang disampaikan Pramoedya Ananta Toer, "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."
Pesan ini sangat terkait dengan eksistensi seseorang dengan menulis. Eksistensi yang menjadi indikator seseorang untuk tampil dan berkontribusi dalam masyarakat.
Penulis : I Gede Alfian Septamiarsa, S.Sos
Jabatan : Pranata Humas Ahli Pertama Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur