PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL UNTUK LINGKUNGAN HIJAU

Konten dari Pengguna
25 Februari 2018 15:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gen Oil Jabodetabek tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL UNTUK LINGKUNGAN HIJAU
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kesukaan orang Indonesia dalam mengolah makanan sudah dipastikan hanya ada dua yaitu : Dikukus (atau direbus yang tanpa minyak goreng) atau digoreng baik dengan minyak kelapa atau minyak sawit yang ujung-ujungnya akan menghasilkan minyak Jelantah sebagai limbah.
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui penggunaan minyak goreng lebih dari 3 kali akan menyebabkan kerusakan minyak goreng secara kimia. Kerusakan ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuhnya, sehingga tinggal asam lemak jenuh saja. Minyak goreng yang dipanaskan pada suhu 160 - 205 ⁰C kemudian teroksidasi, dapat memicu sel kanker pada hati dan merusak fungsi hati juga dapat meningkatkan kolesterol dalam darah yang berpotensi memicu penyakit jantung.
Restoran, Rumah makan, Hotel, Pabrik, dan rumah tangga merupakan pengguna minyak goreng yang besar. Potensi inilah banyak digunakan oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mengoplos minyak dan menjual kembali pada masyarakat luas. Padahal peraturan pemerintah sudah jelas pada Pasal 62 Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Dengan hukuman pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun penjara atau pidana denda paling banyak Rp.2.000.000.000 (Dua miliar rupiah).
ADVERTISEMENT
Oleh karena berbagai masalah yang timbul dari pembuangan limbah minyak jelantah, ada yang dibuang ke badan air sehingga menimbulkan masalah penyumbatan saluran juga ada yang dibuah ke tanah menimbulkan masalah lingkungan. dari sebab hal tersebut maka ada sebuah usaha untuk mengolah limbah tersebut menjadi bahan bakar nabati setara solar (Biodiesel), yaitu GEN OIL. Gen Oil hadir sebagai mitra strategis untuk pengolahan minyak goreng bekas yang teruji dan terjamin mutunya. Demi terciptanya lingkungan masyarakat yang sehat & bersih secara berkelanjutan.
Gen Oil didirikan di Makasar, Sulawesi Selatan sejak 2011 dan pabrik pengolahannya berdiri sejak 2014 dengan kapasitas 2000 Kg Jelantah/hari (skala kecil) yang tidak akan menggerus pasar Pertamina. Bahkan Pertamina dapat mencabut subsidinya ke agen tertentu yang berkerjasama dengan Gen Oil.
ADVERTISEMENT
Saat ini Gen Oil telah merambah ke Jakarta dan bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perindustrian dan Energi, kedua pihak akan mendirikan "pilot project" pengolahan jelantah menjadi biodiese dengan kapasitas 2000 Kg jelantah/hari, dalam program OK OCE FUEL.
Managing Director Gen Oil Jakarta Dally M. Subagijo mengatakan jika pilot project ini telah didirikan maka Gen Oil akan terus merambah dan membantu mengurangi limbah dengan mengolah limbah jelantah di tiap daerah, hingga di masa depan Indonesia akan dapat mengurangi limbah jelantah terbuang dengan beberapa Investor yang tertarik mengolahnya (pendirian pabrik memiliki IRR hingga lebih dari 20%), dan program ini juga menyehatkan masyarakat dengan tidak mengkonsumsi jelantah yang mengandung racun kanker. Untuk lebih jelasnya Dally mempersilahkan kita melihat youtube Gen Oil (Gen Oil Jabodetabek channel) dan jika ada pertanyaan dan minat investasi dapat mengirimkan email ke : [email protected].
ADVERTISEMENT
Mari kita galakkan hidup sehat dan lingkungan hijau.......