Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
ASEAN dan Tantangan Keamanan: Menghadapi Konflik Antar Negara di Asia Tenggara
6 November 2024 13:16 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Muhammad Adib Akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui , Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang paling dinamis dan kompleks di dunia. Dengan berbagai negara yang memiliki budaya, ekonomi, dan politik yang berbeda, ASEAN sering kali menghadapi tantangan keamanan yang cukup signifikan. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) sejauh ini telah berperan sebagai wadah bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk meningkatkan kerjasama maupun menjaga stabilitas keamanan. Namun, tetap saja konflik antar negara masih tetap menjadi satu dari beberapa masalah utama yang dihadapi oleh ASEAN. Dalam esai opini ini, saya akan mencoba sedikit membahas tentang pendekatan diplomasi dan mekanisme resolusi konflik yang telah diambil oleh ASEAN dalam menghadapi konflik antar negara di Asia Tenggara, serta mencoba sedikit mengevaluasi keefektivitasannya.
Asia Tenggara telah mengalami berbagai konflik yang berpotensi mengganggu stabilitas kawasan. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah konflik yang terjadi di Laut Cina Selatan. Konflik ini melibatkan beberapa negara, seperti China, Malaysia, Vietnam,Brunei, Taiwan dan Filipina. Beberapa negara tersebut berkonflik memperdebatkan tentang hak milik dan penggunaan Laut Cina Selatan. Konflik yang tidak kalah hebohnya yang terjadi di kawasan Asia Tenggara adalah krisis Rohingya di Myanmar . Krisis ini juga merupakan salah satu isu keamanan yang amat sangat sensitif. Peristiwa ini telah menyebabkan migrasi besar- besaran ke negara tetangga seperti Bangladesh dan Malaysia, yang kemudia membawa dampak yang cukup signifikan serta menjadi penyebab atas meningkatnya ketegangan antarnegara. Menurut laporan UNHCR pada tahun 2021, lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya kini berada di Bangladesh akibat kekerasan dan penganiayaan di Myanmar.
Dilihat dari 2 contoh konflik yang saya sajikan diatas , dapat dikatakan bahwa sesuai data menunjukkan bahwa konflik di Asia Tenggara tidak hanya terbatas pada perangkat militer saja. Konflik-konflik ini tidak hanya berdampak pada hubungan antarnegara tetapi juga dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi dan sosial di kawasan tersebut. Dampak nyatanya bisa dianbil dari terjadinya 2 konflik tadi, ketegangan di Laut Cina Selatan dapat mengganggu jalur perdagangan internasional yang vital bagi negara-negara ASEAN. Kemudian , krisis kemanusiaan akibat konflik Rohingya telah memicu respons internasional dan menempatkan tekanan pada hubungan bilateral antara Myanmar dengan negara-negara tetangganya.
ADVERTISEMENT
Pendekatan Diplomasi ASEAN
Dalam menghadapi berbagai macam konflik antar negara, ASEAN telah mengambil berbagai pendekatan diplomasi untuk meningkatkan kerjasama dan stabilitas keamanan. Salah satu contoh yang paling efektif adalah mediasi. ASEAN telah berperan sebagai mediator dalam beberapa konflik, seperti konflik di Laut Cina Selatan. Pada tahun 2013, ASEAN berhasil mengadakan pertemuan antara negara-negara yang terlibat untuk membahas isu-isu yang berselubung. Hasilnya, pertemuan tersebut membantu meningkatkan komunikasi dan memperbaiki hubungan antarnegara. Selain mediasi, ASEAN juga menggunakan dialog sebagai salah satu pendekatan diplomasi.
Pada tahun 2015, ASEAN mengadakan forum dialog antara negara-negara anggota untuk membahas isu-isu keamanan yang bersifat strategis. Forum ini membantu meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerjasama antarnegara dalam menghadapi tantangan bersama ASEAN Regional Forum (ARF) . Saya akan membahas kembali mengenai ARF dan beberapa mekanisme yang telah digunakan ASEAN untuk mengatasi konflik antarnegara pada bagian mekanisme resolusi konflik ASEAN , nanti . ASEAN juga menerapkan prinsip-prinsip dasar seperti non-intervensi dan konsensus dalam pengambilan keputusan. Meskipun prinsip-prinsip ini sering kali dipandang sebagai penghalang bagi tindakan kolektif dalam menghadapi krisis serius, mereka juga mencerminkan komitmen ASEAN terhadap kedaulatan masing-masing negara anggota.
ADVERTISEMENT
Mekanisme Resolusi Konflik ASEAN
ASEAN telah mengembangkan beberapa mekanisme resolusi konflik untuk mengatasi konflik antar negara. Seperti yang sudah saya spill sedikit sebelumnya , ASEAN Regional Forum (ARF) merupakan wadah bagi negara-negara di kawasan Asia-Pasifik untuk membahas isu-isu keamanan yang bersifat strategis . ARF telah berperan sebagai platform/wadah untuk meningkatkan komunikasi serta kerjasama antarnegara dalam menghadapi tantangan keamanan ASEAN secara bersama sama . Selain ARF, ASEAN juga memiliki ASEAN Political-Security Community (APSC).
APSC bertujuan untuk mempercepat kerjasama politik keamanan di ASEAN dengan mengembangkan standar dan prosedur bagi semua negara anggota dalam mengelola konflik .Melalui APSC, ASEAN berusaha untuk menciptakan lingkungan keamanan yang kondusifbagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial. Mekanisme lain adalah Declaration of Conduct (DOC) di Laut Cina Selatan yang ditandatangani pada tahun 2002 oleh China dan negara-negara anggota ASEAN. DOC bertujuan untuk menciptakan suasana damai dan stabil serta mendorong penyelesaian sengketa secara damai melalui dialog DOC.
ADVERTISEMENT
Evaluasi Efektivitas
Meskipun ASEAN telah mengambil berbagai pendekatan diplomasi dan mekanisme resolusi konflik , masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya akses informasi. Banyak negara-negara di Asia Tenggara masih menghadapi masalah akses informasi yang kurang memadai, sehingga membatasi kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Dalam mengevaluasi efektivitas pendekatan diplomasi dan mekanisme resolusi konflik yang telah diambil oleh ASEAN, alangkah baiknya kita melihat beberapa keberhasilan yang telah dicapai.
Contohnya, mediasi yang dilakukan oleh ASEAN telah membantu meningkatkan komunikasi dan memperbaiki hubungan antarnegara dalam beberapa kasus seperti pertemuan bilateral antara Indonesia dan Malaysia terkait isu perbatasan. Hal ini membuktikan bahwa masih ada beberapa kegagalan ASEAN yang perlu diperbaiki. Contohnya, kurangnya akses informasi dan ketidakpercayaan antarnegara masih menjadi tantangan utama yang perlu diatasi. Oleh karena itu, ASEAN masih sangat perlu melakukan evaluasi , guna meningkatkan efektivitas pendekatan diplomasi dan mekanisme resolusi konflik .
ADVERTISEMENT
Opini Guna Meningkatkan Keefektivitasannya
Untuk meningkatkan efektivitas pendekatan diplomasi dan mekanisme resolusi konflik di kawasan Asia Tenggara, saya mencoba memberikan beberapa langkah yang mungkin bisa dijadikan bahan pertimbangan :
1. Meningkatkan Akses Informasi: Dalam hal ini , Negara-negara anggota perlu bekerja sama untuk menyediakan data dan informasi tentang isu-isu keamanan secara transparan melalui platform digital atau forum diskusi terbuka.
2. Dialog Berkelanjutan: Perlu dilakukannya dialog berkelanjutan antara pemimpin regional , Misalnya melalui pertemuan rutin yang mungkin dapat membantu membangun kepercayaan antarnegara.
3. Pendidikan Diplomasi: Meningkatkan pendidikan tentang diplomasi bagi generasi muda melalui program-program pertukaran pelajar atau seminar internasional dapat membantu menciptakan pemimpin masa depan yang lebih memahami pentingnya kerjasama regional , contohnya seperti tersedianya program studi Hubungan
ADVERTISEMENT
Internasional di Universitas Sriwijaya , ini merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan pendidikan tentang diplomasi , karena mempelajari lebih dalam mengenai Ilmu Hubugan Internasional , mulai dari Teori Dasar hingga Analisis Studi Kasus .
4. Keterlibatan Masyarakat Sipil: Untuk bagian ini , Anda bisa baca secara rinci di laman https://theconversation.com/pentingnya-asean-melibatkan-masyarakat-sipil-untuk-
Dari semua yang sudah dibahas pada esai opini saya kali ini , Saya akan mencoba memberikan kesimpulan . seperti yang kita tahu bahwa sejauh ini ASEAN telah berperan sebagai wadah bagi negara-negara di Asia Tenggara untuk meningkatkan kerjasama dan stabilitas keamanan. Dengan pendekatan diplomasi dan mekanisme resolusi konflik yang telah diambil, ASEAN telah mencapai beberapa keberhasilan dalam menghadapi konflik antar negara. Namun, sayangnya masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi seperti kurangnya akses informasi dan ketidakpercayaan antarnegara. Untuk meningkatkan efektivitas pendekatan diplomasi dan mekanisme resolusi konflik, ASEAN perlu meningkatkan akses informasi serta memperbaiki hubungan antarnegara melalui dialog berkelanjutan dan keterlibatan masyarakat sipil. Dengan demikian, ASEAN dapat lebih efektif dalam menghadapi konflik antar negara dan meningkatkan stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT