2 Kebiasaan Salah saat Mengendarai Motor Kopling yang Bisa Mengundang Bahaya

Generasi Milenial
Generasi Milenial
Konten dari Pengguna
28 Januari 2021 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
2 Kebiasaan Salah saat Mengendarai Motor Kopling yang Bisa Mengundang Bahaya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bagi yang sudah lancar dan terbiasa, mengendarai motor kopling tentu akan menyenangkan. Pengendara bisa mengatur bukaan kopling dan gas untuk mengejar torsi yang sesuai dengan keinginan.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, ada kesalahan yang sering dilakukan pengendara secara berulang-ulang. Apabila sering dilupakan, kesalahan ini bisa membuat umur komponen mesin dan penggerak lebih pendek. Selain itu juga membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
Menurut pendiri dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, kesalahan umum yang sering dilakukan pengendara motor manual atau kopling adalah mengabaikan waktu perpindahan gigi dan fungsi kopling.

Perpindahan Gigi Tidak Sesuai Torsi Mesin

Test ride Yamaha R25 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Nah, untuk kesalahan yang pertama ini pengendara motor manual sering memindahkan gigi tidak tepat sesuai torsi mesin.
"Pengendara sering salah melakukan perpindahan gigi selalu pada putaran mesin tinggi. Jadi, istilahnya membiarkan mesin meraung, baru memindahkan gigi," ujar Jusri seperti dikutip dari kumparanOTO.
ADVERTISEMENT
"Sebaliknya, jika perpindahan gigi rendah juga dilakukan pada putaran mesin yang masih tinggi, maka yang terjadi adalah engine brake yang besar. Yang kasar ini sebenarnya tidak baik bagi perlambatan normal karena konsumsi bahan bakar berlebih," lanjutnya.
Selain konsumsi bahan bakar yang banyak, perilaku tersebut juga rupanya membahayakan bagi pengendara. Sebab, apabila melakukannya pada permukaan jalan yang licin akan membuat selip alias ban belakang kehilangan traksi atau power slide.
"Engine brake yang besar konsekuensinya pada permukaan jalan yang licin, basah atau pada gravel membuat selip karena daya cengkeram roda belakang berkurang," jelasnya.

Perlambatan Berbarengan dengan Mengaktifkan Kopling

Ilustrasi mengendarai motor kopling. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Hal kedua yang sering dilakukan adalah pengendara motor manual melakukan perlambatan bersamaan dengan mengaktifkan kopling, yang ada adalah laju motor makin tak terkendali karena tidak adanya engine brake.
ADVERTISEMENT
"Sering terjadi kesalahan saat melakukan perlambatan. Setelah gas ditutup dan kedua rem diaktifkan, saat yang bersamaan tuas kopling diremas, nah yang terjadi adalah free wheel tidak adanya engine brake, harusnya ada engine brake," kata Jusri.
"Jadi, cara yang benar adalah tutup gas, bisa masih kurang melambat tambah engine brake, dan lakukan perpindahan gigi ke yang lebih rendah," tambahnya.
Ilustrasi kopling motor. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Menurut Jusri, pengaplikasian kopling hanya dibutuhkan saat motor mulai memasuki putaran mesin rendah atau pada saat mesin hendak mati. Untuk mencegah mesin mati pengendara harus langsung menarik tuas kopling.
"Penggunaan kopling hanya diaktifkan saat putaran mesin mulai rendah atau pada saat gejala mesin ngelitik mau mati," tuturnya.
Selain itu Jusri juga menjelaskan, fungsi utama kopling motor untuk memutus dan meneruskan tenaga dari mesin ke komponen penggerak.
ADVERTISEMENT
"Saat kopling motor tidak diremas, tenaga dari mesin ke penggerak roda akan tersambung, ketika kopling diremas maka tenaga dari mesin yang harusnya diteruskan ke gear itu putus," tutup Jusri.