4 Tes Kesuburan Ini Bantu Cari Tahu Suami Istri, Siapa yang Alami Kemandulan

Generasi Milenial
Generasi Milenial
Konten dari Pengguna
2 Mei 2021 14:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi suami istri usai tes kesuburan. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suami istri usai tes kesuburan. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Infertilitas atau mandul di dalam laman resmi pencarian kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ini diartikan tidak dapat mempunyai anak. Namun, tidak demikian bila kita mencari maknanya dari sudut pandangan medis.
ADVERTISEMENT
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia alias World Health Organization (WHO), infertilitas atau kemandulan adalah suatu gangguan pada sistem reproduksi. Seseorang atau pasangan dikatakan memiliki masalah infertilitas atau mandul jika selama 12 bulan atau lebih berhubungan seksual secara teratur tanpa pengaman namun gagal untuk hamil.
Kondisi ini jika dialami pria, biasanya dapat disebabkan oleh gangguan pada proses pengeluaran air mani, jumlah dan kualitas sperma yang rendah, atau pergerakan dan bentuk sperma yang tidak normal.
Ilustrasi suami istri usai tes kesuburan. Foto: Getty Images
Sementara itu, pada wanita yang mengalami kemandulan dapat disebabkan oleh berbagai kelainan, misalnya masalah pada organ reproduksi, kelainan hormon, atau infeksi.
Nah, bagi suami-istri yang sangat mendambakan buah hati, isu ini tentu membuat risau dan memunculkan banyak pertanyaan. Dan salah satu pertanyaan yang paling sering atau akan pertama muncul bisa jadi: "Istri atau suami yang mandul?"
ADVERTISEMENT
Berikut empat tes kesuburan yang dapat ditempuh untuk mencari di mana sebenarnya masalah mandul ini berada. Yuk simak ulasannya.
1. Tes Sperma pada Suami
Ilustrasi sperma. Foto: Getty Images
Tes ini merupakan pemeriksaan pertama masalah infertilitas. Mengutip buku Mengatasi Infertilitas karya Dr Eeson Sinthamoney, alasannya karena tes sperma mudah dilakukan dan ketidaksuburan pada pihak pria umum terjadi. Selain itu, hasil tes ini juga dapat mengubah jenis pemeriksaan selanjutnya dan penanganan yang bisa dilakukan.
Pada sampel air mani yang diserahkan, ada tiga parameter yang dicek. Di antaranya adalah jumlah sperma pada sampel, pergerakan sperma, dan porsi sperma yang memiliki penampilan normal. Jika di antara ketiga parameter ini ada yang tidak normal, kemungkinan suami berkontribusi atas ketidaksuburan kedua pasangan.
ADVERTISEMENT
2. Tes Hormon Darah pada Istri
Ilustrasi tes hormon darah. Foto: Getty Images
Selanjutnya tes ini dilakukan pada beberapa hari pertama di siklus menstruasi. Lewat tes ini, dokter dapat memperkirakan jumlah telur yang ada pada indung telur, mendiagnosis kelebihan hormon androgen, dan menunjukkan apakah kamu sedang masa ovulasi.
Kelebihan hormon androgen pada wanita atau polycystic ovary syndrome (PCOS) menjadi penyebab paling umum masalah mandul yang disebut infertilitas anovulasi, yakni ketika indung telur tidak melepaskan sel telur. Sekitar 90-95 persen wanita dengan masalah anovulasi yang datang ke klinik infertilitas menderita PCOS.
3. Tes USG pada Panggul Istri
Ilustrasi tes usg. Foto: Getty Images
Tes ini memungkinkan dokter untuk melihat rahim dan indung telur. Dokter bisa melihat apakah kamu memiliki endometriosis, yakni pertumbuhan jaringan endometrium di indung telur, tuba fallopi, hingga belakang dan depan rahim. Endometriosis menyebabkan pembengkakan dan kista sehingga berkontribusi pada infertilitas.
ADVERTISEMENT
Tes USG pada panggul ini juga bisa mengidentifikasi fibroid, yakni pertumbuhan sel yang tidak normal pada dinding rahim. Meski jinak, fibroid dicurigai dapat menyebabkan mandul.
Jumlah sel telur yang tersedia juga penting dilihat pada tes ini karena berhubungan dengan jumlah embrio yang bisa berkembang menjadi janin.
4. Tes Patensi Tuba pada Istri
Ilustrasi tes tuba. Foto: Pixabay
Tes ini dilakukan untuk mengecek apakah ada sumbatan di tuba fallopi. Prosedur ini dilakukan ahli radiologi dan yang paling sering dilakukan adalah histerosalpingografi (HSG). Zat pewarna akan dimasukkan ke dalam vagina dan memenuhi rahim. Jika cairan pewarna sampai ke rongga perut, artinya saluran telur dalam kondisi terbuka. (via)