Amankah Berhubungan Seks saat Menstruasi?

Generasi Milenial
Generasi Milenial
Konten dari Pengguna
17 April 2021 16:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi berhubungan Seks. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berhubungan Seks. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Hingga kini berhubungan seks saat mesntruasi masih kerap memicu perdebatan di masyarakat. Tak sedikit yang mengatakan bahwa melakukan kegiatan seks saat menstruasi bisa menimbulkan beberapa risiko kesehatan, sementara ada juga yang menyebut bahwa bercinta saat menstruasi bisa memberikan beberapa manfaat.
ADVERTISEMENT
Manfaat-manfaat itu misalnya bisa meringankan keram perut, periode haid jadi lebih singkat, meringankan sakit kepala, hingga bisa meningkatkan kepuasan saat bercinta, demikian dikutip dari Healthline.
Namun, studi yang dilakukan oleh Pamela C. Regan berjudul “Rhythms of Desire: The Association Between Menstrual Cycle Phases and Female Sexual Desire” (1996) nampaknya menyanggah soal menstruasi yang bisa menghadirkan kepuasan lebih saat bercinta.
Dalam penelitian tersebut, Regan justru menemukan bahwa perempuan lebih suka melakukan aktivitas seksual selama masa ovulasi atau masa subur yang terjadi setelah selesai menstruasi hingga sekitar dua minggu sebelum waktu haid selanjutnya.
Hal ini membuat sebuah pertanyaan muncul mengenai amankah berhubungan seks saat menstruasi? Khususnya dari segi medis dan kesehatan?
Ilustrasi menstruasi. Foto: Pixabay
Menuru dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes yang praktik di Mayapada Hospital Kuningan dan Siloam Hospital Semanggi Jakarta ini, berhubungan intim saat menstruasi sangat tidak disarankan, sebab dari sisi medis khususnya bidang ilmu kebidanan kandungan, hal itu sangat berbahaya bagi kesehatan.
ADVERTISEMENT
“Pada saat menstruasi itu kan yang keluar darah kotor, maksudnya darah yang memang seharusnya keluar dari tubuh manusia. Jadi, kalau melakukan hubungan seksual pada saat menstruasi, potensi darah yang seharusnya keluar justru malah terdorong lagi ke dalam. Dari rongga rahim dia malah terdorong masuk ke saluran tuba kiri dan kanan, dan akhirnya masuk ke dalam rongga perut,” kata dr. Ardiansjah.
Lebih lanjut, dr. Ardiansjah juga menyebut bahwa darah menstruasi bukanlah darah biasa. Sebab, darah itu mengandung sel-sel endometrium atau sel yang berada di dalam rongga rahim.
“Nah, darah yang mengandung sel endometrium itu kalau dia tidak berada di endometrium, dia keluar contohnya, dia akan menempel di ovarium. Selain itu, dia juga bisa menempel di dinding perut, menempel di usus, hingga menempel di rahim bagian luar,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Jika darah itu menempel di rahim bagian luar, dr. Ardiansjah menyebut bahwa kondisi itu bisa menyebabkan endometriosis. Endometriosis sendiri adalah kondisi di mana jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim (endometrium) tumbuh dan menumpuk di luar rahim.
Risiko dan Bahaya Seks Saat Menstruasi
Ilustrasi nyeri hebat saat menstruasi. Foto: Pixabay
Dr. Ardiansjah menjelaskan jika darah itu menempel di ovarium maka bisa terbentuk kista endometriosis. Katanya, salah satu bahaya dari kista endometriosis ini bisa menyebabkan kemandulan.
“Ini salah satu risiko paling buruk kalau terjadi endometriosis, di samping akan ada juga nyeri hebat pada saat menstruasi,” tutur dr. Ardiansjah.
Bahaya lain penetrasi saat haid juga bisa menyebabkan terjadinya emboli atau kondisi penyumbatan pada aliran darah yang berupa gumpalan darah atau gelembung udara.
ADVERTISEMENT
“Jadi ketika proses hubungan seks atau segala macam, ada udara yang terdorong ke dalam, lalu pembuluh darah di dalam rahim lagi ada yang terbuka, emboli itu bisa lari ke paru-paru dan jantung, dan bisa sampai meninggal. Kemungkinan terjadinya kondisi itu sangat kecil ya tapi potensinya tetap ada,” tutup dr. Ardiansjah. (via)