Konten dari Pengguna

Apa Itu People Pleaser? Begini Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya

Generasi Milenial
Generasi Milenial
11 November 2022 16:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Enggak enakan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Enggak enakan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Beberapa orang, meski sebenarnya enggan, akhirnya terpaksa menerima ketika diminta sesuatu karena muncul rasa tidak enak bila menolak. Fenomena itu ternyata ada sebutannya, lho, yakni people pleaser.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari WebMD, seperti namanya yang berarti pembuat orang-orang senang, adalah sosok yang dianggap sebagai penolong. Jadi, ketika seseorang butuh bantuan, people pleaser akan dengan senang hati membantu.
Meski terlihat bagus, kalau terus-terusan jadi people pleaser, justru berdampak buruk terhadap emosional diri sendiri. Soalnya, seorang people pleaser bisa mengabaikan kebutuhan sendiri karena takut mengecewakan orang lain ketika mereka meminta bantuan.

Ciri-Ciri People Pleaser

Tolong Menolong Dalam Islam. Foto: Pixabay
Keinginan membantu sesama merupakan bagian dari sifat manusia. Namun, people pleaser kerap kali akhirnya jadi dimanfaatkan orang lain. Nah, guna menghindarinya, berikut ciri-ciri seseorang merupakan people pleaser.

1. Suka setuju-setuju saja

Mendengarkan orang lain dengan saksama adalah bagian dari keterampilan sosial. Hanya, hal itu bisa berubah jadi perilaku people pleaser kalau terus-terusan setuju sama orang lain karena, bukan karena percaya dengan yang dikatakan, melainkan hanya ingin bikin senang.
ADVERTISEMENT

2. Minta maaf padahal enggak salah

Biasanya, people pleaser suka merasa bertanggung jawab atas respons emosional orang lain. Kalau orang merasa tidak enak, people pleaser bakal menyalahkan diri sendiri atau takut disalahin orang. Jadi, minta maaf itu bagus, tapi jadi masalah bila terus-terusan bahkan kalau tak disadari.

3. Enggak enakan menolak

Seperti yang disebutkan di awal, kalau sulit menolak karena enggak enakan dan terpaksa melakukan permintaan orang, berarti termasuk people pleaser. Ujung-ujungnya, people pleaser jadi suka bikin alasan untuk lari dari komitmen ketimbang menolak sejak awal.

4. Mengubah kepribadian tergantung orang sekitar

People pleaser cenderung menyesuaikan perilaku dan sikap agar sesuai dengan orang atau kelompok. Padahal, itu bikin seseorang jadi bertindak tak sesuai karakter atau bahkan ikut-ikutan sesuatu yang sebenarnya enggak diinginkan hanya untuk menyesuaikan diri.
ADVERTISEMENT
Nah, people pleaser yang mana cenderung melakukan apapun untuk menghindari konflik, bakal rela berubah menjadi seseorang yang sama sekali bukan dirinya. Tentu itu merupakan hal yang buruk.

5. Haus validasi

People pleaser butuh validasi dari orang-orang agar dirinya merasa baik. Saking haus validasi, biasanya mereka akan berusaha keras membantu hanya untuk mendapatkan pujian. Kepercayaan diri people pleaser pun naik-turun berdasarkan bagaimana orang lain memandang mereka.

Efek dan cara mengatasi sifat people pleaser

Ilustrasi Saling Tolong Menolong. Dok: Pixabay.
Seseorang, ketika jadi people pleaser bisa sampai lupa diri. Bahkan, ada yang sampai tidak tahu lagi apa yang sebenarnya bikin bahagia. Sebab, people pleaser keseringan berusaha bikin orang lain senang, sampai-sampai tidak tahu harus apa kalau tidak diminta tolong.
Padahal, sifat tersebut bisa berujung pada kurangnya memperhatikan diri sendiri (tak peduli diri lelah, yang penting orang senang), menumpuk kebencian (merasa dimanfaatkan tapi tak bisa menolak), hingga sulit menikmati hidup.
ADVERTISEMENT
Karena itu, sifat people pleaser perlu untuk diatasi. Menurut Dan Brennan selaku dokter sekaligus kolumnis perawatan kesehatan, ada beberapa langkah untuk mengatasi sifat people pleaser.
Langkah pertama, melihat lagi kebiasaan-kebiasaan yang menguras energi. Kemudian, catat seberapa sering menerima permintaan seseorang dan pikirkan perasaan di saat-saat itu. Dengan mengidentifikasinya, maka membantu mengenali situasi serupa di masa depan.
Lalu, cari pola perilaku people pleaser dalam diri. Mungkin ada seseorang yang pingin banget dibikin puas. Tindakan itu bisa karena ingin menyembuhkan diri dari rasa sakit disebabkan orang tersebut di masa lalu.
Terakhir, mengenali dan menempatkan batasan terhadap bagaimana biasanya menghabiskan waktu. Pertimbangkan energi mental yang dimiliki sebelum membuat komitmen. Keluarkan energi hanya untuk kegiatan selaras dengan nilai-nilai yang dipegang. (bob)
ADVERTISEMENT