Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Benarkah Janin yang Terlalu Aktif Bergerak akan Jadi Anak yang Hiperaktif?
2 Januari 2022 17:08 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu momen yang membahagiakan bagi ibu hamil adalah merasakan gerakan janin. Gerakan tersebut akan mulai terasa pada usia kehamilan 16-25 minggu. Menjelang persalinan, gerakan janin akan makin aktif, tanda ia siap untuk dilahirkan.
ADVERTISEMENT
Namun, ada sebuah kabar burung yang menyatakan bahwa janin yang terlalu aktif bergerak menandakan ia akan jadi anak hiperaktif kelak. Benarkah kabar tersebut?
Dikutip dari berbagai sumber, kabar tersebut tak dapat dibuktikan secara medis. Dokter tidak menemukan korelasi antara gerakan janin yang aktif dengan anak yang hiperaktif. Justru aktifnya janin di rahim menandakan bahwa ia sehat dan dapat berkembang dengan baik.
Perlu ibu ketahui, gerakan janin yang aktif di rahim disebabkan oleh dua hal berikut ini.
Aktivitas yang Dilakukan Ibu Hamil
Aktifnya janin di rahim disebabkan oleh aktivitas positif yang dilakukan ibu hamil, seperti olahraga, mendengarkan musik, dan kegiatan lain yang membuat ibu senang. Selain itu, ibu yang terlalu sering mengonsumsi gula juga bisa membuat gerakan janin makin aktif.
ADVERTISEMENT
Aktivitas Janin di dalam Rahim
Selain ibu, janin juga memiliki aktivitas khusus dalam kandungan. Ia mungkin memang tidak pernah bisa diam di dalam rahim. Hal itu disebabkan oleh perkembangan otak dan saraf yang membuatnya terus bergerak. Makin ia membesar, ia akan terus menyesuaikan diri dengan ruang di rahim.
Selain itu, gerakan janin juga menandakan bahwa ia sedang menghibur dirinya sendiri. Ia akan "bermain" dengan cara menggerakkan tangan dan kakinya.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa gerakan janin yang aktif merupakan tanda bahwa ia sehat. Hal tersebut tak ada hubungannya dengan keaktifannya saat lahir kelak. Semoga bisa jadi pencerahan bagi ibu hamil, ya. (mit)