news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Benarkah Mental Gen Z Lebih Lemah dari Generasi Sebelumnya?

Generasi Milenial
Generasi Milenial
Konten dari Pengguna
20 Oktober 2022 14:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gen z menangis. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gen z menangis. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sering banget Gen Z dikatakan memiliki mental yang lebih lemah dari generasi sebelumnya. Mulai dari dibilang cengeng, hingga sedikit-sedikit mental illness, sampai ada sebutan generasi stroberi.
ADVERTISEMENT
Dari data yang dihimpun situs resmi Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Indonesia (INASP), kasus bunuh diri remaja di Indonesia mencapai 670. Studi ilmiahnya pun dilakukan beberapa peneliti dalam Journal of Adolescent Health bertajuk Measuring the Prevalence of Mental Disorders in Adolescents in Kenya, Indonesia, and Vietnam: Study Protocol for the National Adolescent Mental Health Surveys.
Dari sana, diketahui bahwa 1 dari 20 remaja Indonesia didiagnosis terkena gangguan mental. Disebutkan pula, para Gen Z punya angka depresi, anxiety, dan masalah mental lain lebih tinggi dari generasi sebelumnya.
Walau begitu, data-data tersebut bukan berarti mental Gen Z lebih lemah, lho. Alih-alih, Annie E Casey Foundation (AECF) mengatakan generasi sekarang lebih sadar terhadap berbagai isu, salah satunya kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Seperti dari data yang didapat American Psychological Association, cuma 45% Gen Z yang mengaku kesehatan mental mereka baik, yang mana lebih buruk dari generasi lain yaitu Milenial 56%, Gen X 51%, dan Boomer 70%.
Namun, dari generasi-generasi tersebut, justru Gen Z jadi yang paling mungkin mencari konseling atau terapi kesehatan mental. Hal tersebut membuktikan bahwa Gen Z melek kesehatan mental.

Bukannya lemah, tantangan Gen Z memang berat

Gen Z. Foto: Shutterstock
Masih menurut AECF, Gen Z perlu menghadapi berbagai tantangan berat yang bikin stres, seperti misalnya: kriminalitas, faktor ekonomi, pengangguran, isu lingkungan, hingga gejolak politik.
Isu-isu tersebut boleh jadi juga dirasakan generasi sebelumnya, tapi bisa dikatakan Gen Z mengalaminya lebih buruk. Misalnya, akibat inflasi, Gen Z yang baru memulai karier sudah kesusahan mengatur budget.
ADVERTISEMENT
Selain isu yang juga dirasakan generasi sebelumnya di atas, Gen Z tumbuh di tengah teknologi yang turut berperan dalam kesehatan mental. Sebab, dunia yang sangat terhubung seperti sekarang justru bikin beberapa orang jadi terisolasi dan kesepian.
Ada juga faktor seperti rasa takut kudet alias kurang update, kalau sekarang disebutnya FOMO. Kemudian, mudahnya menerima berita buruk dunia lewat internet kerap kali bikin ngeri Gen Z.
Misalnya Instagram, menjadi salah satu media sosial penyumbang kesehatan mental yang buruk menurut laporan Wall Street Jour­nal. Terutama untuk perempuan, Instagram disebut jadi penyebab citra buruk mengenai tubuh.
Karena itu, pada akhirnya, Gen Z bukannya lemah, melainkan memang tantangannya yang berat dan setidaknya sudah sadar untuk meminta pertolongan ahli. (bob)
ADVERTISEMENT