Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bisa Jadi Pilihan, 3 Ide Peluang Bisnis Menjanjikan di Tengah Pandemi
10 Desember 2020 10:51 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 10:58 WIB
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sektor bisnis yang dijalankan perorangan maupun perusahaan tak luput terkena dampak pandemi COVID-19. Banyak sekali pegawai yang dirumahkan maupun upahnya terpotong akibat pandemi. Tak jarang hal ini kemudian membuat banyak orang banting setir atau mencari pekerjaan atau ide bisnis lain.
ADVERTISEMENT
Rupanya, pandemi juga memiliki celah yang kemudian dimanfaatkan oleh orang maupun perusahaan untuk ide bisnis baru maupun inovasi. Pada akhirnya, mereka yang mau berusaha dan berinovasi itulah yang mampu bertahan.
Jenis bisnis memang banyak, pun peluangnya juga begitu. Bicara soal peluang bisnis, berikut tiga rekomendasi ide bisnis yang bisa jalankan di tengah pandemi. Bisa dibilang, permintaannya cukup banyak.
Pengusaha Konveksi Beralih Jadi Produsen APD
Siapa sangka industri konveksi menjadi bisnis yang cukup menjanjikan di tengah pandemi COVID-19 ? Sebagian pengusaha konveksi memilih untuk memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) yang saat ini dibutuhkan oleh para tenaga medis.
“Kami beralih untuk memproduksi APD karena memang mendapat pesanan sebanyak 2.000 unit,” kata salah satu pengusaha konveksi di Bandung, Adrian Malli.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, salah satu peluang usaha di tengah pandemi yaitu menjual APD. Selain pembuatan baju hazmat, Adrian juga memproduksi masker untuk kebutuhan sebagian rumah sakit di Bandung, Jawa Barat.
Sementara itu, pengusaha konveksi lain, Menuk, saat ini juga tengah memanfaatkan peluang untuk memproduksi kebutuhan APD, seperti baju hazmat. Ia mengatakan, produksi APD buatannya sudah mencapai ratusan, karena permintaan yang cukup tinggi.
“Ready stock ada ratusan di konveksi kita, dengan bahan spunbond,” urainya.
Dirumahkan karena COVID-19, Wayan Buka Usaha Delivery Telur
Berkat yang melimpah kepada Wayan Bagiana (48). Karyawan bidang periklanan di Bali, tidak terhenti saat dirinya dirumahkan karena COVID-19. Tidak mendapatkan penghasilan selama di rumah membuat dirinya berinovasi untuk memulai usaha pesan-antar atau delivery telur, demi mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Mulanya ia mencoba menjual telur sebanyak 160 krat (1 krat berisi 30 butir) lewat bantuan modal pinjaman dari rekan-rekannya. Tiap 1 krat telur (30 biji), saat itu Wayan menjual seharga Rp38.000. Tak disangka, 160 krat laku dijualnya dalam waktu setengah hari. Permintaan dari hari ke hari selalu bertambah.
Wayanpun memberanikan diri untuk menambah persediaannya, namun memiliki kendala pasokan. Di tengah wabah, dirinya hanya mendapatkan pasokan dari daerah Karang Asem sebanyak 250 krat tiap minggunya.
Dalam sambungan telepon, Wayan mengungkapkan, banyak permintaan barang pokok selain telur dari para pelanggannya. Dia pun berencana menambah jenis barang yang akan dijual, seperti beras dan gula. Dia juga menyampaikan, masyarakat lebih nyaman untuk berbelanja dari rumah dan minta barang diantarkan secara langsung.
Melihat hal tersebut, Corporate Secretary Bank BRI Amam Sukriyanto merasa tergerak hatinya untuk membantu Wayan dalam sisi pasokan. Amam kerap mendampingi Wayan berkomunikasi dengan beberapa peternak ayam yang sudah lama menjadi nasabah BRI.
ADVERTISEMENT
“Sebagai bentuk komitmen BRI dalam memberdayakan pelaku UMKM, kami tidak hanya memberikan layanan pendampingan bisnis saja. Namun, BRI juga mempertimbangkan Wayan untuk menjadi mitra Agen BRILink," kata Amam Sukriyanto.
"Dengan begitu, Wayan bisa mendapatkan pendapatan tambahan dengan memberikan layanan perbankan kepada pelanggannya ketika mengantarkan telur atau barang pesanan lainnya,” imbuhnya.
Jadi Guru Bantu yang Terdampak Corona, Rahma Beralih Jual Masker
Berstatus guru bantuan yang bertugas untuk memberi pelajaran tambahan, Rahma kemudian tidak kunjung dipanggil lagi meskipun kegiatan belajar-mengajar menggunakan sistem belajar online. Salah satu penyebabnya lantaran kebijakan ditiadakannya Ujian Nasional.
"Karena UN ditiadakan saya juga tidak lagi dipanggil sekolah sebagai guru pemantapan," imbuhnya.
Akibatnya, Rahma harus memutar otak agar kebutuhan dirinya dan orang tuanya bisa terpenuhi. Lingkungan rumah Rahma yang berada di Cipadu, Tangerang, ternyata sedang ramai produksi masker kain. Hal itu membuat Rahma mencoba ikut berjualan masker.
"Saya masih tinggal dengan orang tua, jadi enggak ada cicilan. Melihat warga sekitar membuat masker kain, jadi saya bantu jualin dan ikut bikin," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Kalau menurut kamu, manakah bisnis yang paling menjanjikan di tengah pandemi ini? Atau, kamu punya inovasi baru? (bel)