Kenapa Muncul Keinginan Mencubit hingga Menggigit Saat Merasa Gemes?

Generasi Milenial
Generasi Milenial
Konten dari Pengguna
28 Juli 2022 11:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bayi usia 7 bulan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi usia 7 bulan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kebanyakan orang, pas melihat sesuatu yang lucu, merasa gemas. Namun, saat merasa gemas, beberapa di antaranya justru menjadi kasar, seperti misalnya mencubit terlalu keras dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Ternyata, fenomena tersebut ada istilahnya tersendiri, lho. Mengutip dari NPR, rasa gemas yang timbul ketika melihat segala sesuatu yang lucu disebut dengan cute aggression oleh para ilmuwan.
"Kadang karena merasa gemas orang sekelebat terpikir 'pengin gue remet' atau 'pengin gue cubit',” kata Katherine Stavropoulos, ahli psikologi dari University of California.
Dari hasil penelitiannya, Katherine nemuin sekitar separuh dari orang dewasa punya pemikiran kayak gitu. Walaupun gemas, yang jelas orang-orang itu enggak bermaksud buat nyakitin.
Ilustrasi balita meniru ayahnya. Foto: Shutter Stock
Kadang, orang yang ngalamin cute aggression ngerasa bingung sama kelakuannya. Bahkan, ada juga yang sampai malu karena kepikiran sebenarnya dirinya enggak mau nyakitin atau ngerusak yang kelihatannya lucu, tapi tetap ngerasa gemes.
Istilah itu awalnya ditemukan Yale University pada beberapa tahun silam. Namun, Katherine yang sebenarnya juga mengalaminya, membuat penelitian karena ingin bagaimana, sih, proses terjadinya fenomena itu di otak.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, nih, Katherine dan sohib sesama penelitinya merekam aktivitas otak dari 54 partisipan muda ketika disuguhi gambar-gambar hewan dan manusia, termasuk orang tua dan bocah menggemaskan.
Beberapa foto dibuat agar tidak menarik, sementara ada juga yang sengaja dibikin tambah lucu. Tambahan yang bikin lucu itu, kata Katherine, berupa pipi tembem, mata belo, dan hidung mungil.
Didapati kemudian dari semua partisipan, semakin lucu sesuatu, semakin besar pula aktivitas otak terkait emosi. Khususnya yang mengalami cute aggression, aktivitas otak terlihat lebih aktif di bagian pemberi penghargaan.
Ilustrasi anak anjing. Foto: Pixabay
Penelitian tersebut menunjukkan rasa gemas ingin meremas anak orang, anak kucing, atau anak anjing, atau yang lucu-lucu lainnya, bisa timbul akibat dorongan dua kekuatan otak: emosi dan hadiah.
ADVERTISEMENT
"Kedua sistem di otak terlibat dalam terjadinya cute aggression," beber Katherine.
Karena kombinasi keduanya luar biasa, ilmuwan menduga hal tersebut menjadi alasan timbulnya agresivitas di otak.
Sementara menurut Oriana Aragon, asisten profesor di Clemson University yang juga bagian dari penelitian Yale menambahkan bahwa meski menjadi kasar, pikiran agresif dari melihat hal lucu merupakan emosi positif.
"Jadi, orang-orang yang biasanya suka mencubit pipi bayi karena gemas, atau heboh ketika melihat bayi, lebih mungkin menangis di acara pernikahan atau ketika bayi baru lahir," kata Oriana. (bob)