Mengapa Ada Orang yang Emosi Lalu Melampiaskannya dengan Merusak Barang?

Generasi Milenial
Generasi Milenial
Konten dari Pengguna
5 Agustus 2022 14:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi marah. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi marah. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Hampir semua orang melampiaskan emosi dengan berbeda-beda. Ada yang melontarkan kata-kata tak pantas, melakukan kekerasan fisik, memendam, hingga merusak barang. Nah, tipe orang yang terkadang membuat kita ketakutan yakni dengan merusak barang atau benda.
ADVERTISEMENT
Sebab, orang yang memiliki sifat demikian dianggap sangat mengkhawatirkan. Apalagi, mereka tak segan-segan merusak barang dengan spontan. Lalu, mengapa, ya, ada orang yang bertingkah laku tersebut untuk melampiaskan emosi?
Nih, berikut penjelasannya secara ilmiah yang dirangkum dari berbagai sumber.
Penderita Mengalami Masalah Kesehatan/Mental Intermittent Explosive Disorder
Seseorang yang selalu melampiasan emosi dengan melempar hingga merusak barang disebut sebagai intermittent explosive disorder. Penderita biasanya tidak bisa mengontrol emosi hingga kerap melampiaskannya dengan benda atau merusak barang.
Ilustrasi marah. Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
Selain itu, orang yang mengalami gangguan kesehatan tersebut dianggap sering berprilaku agresif, impulsif, hingga bisa melakukan kekerasan. Pasalnya, ledakan kemarahan yang dialami penderita Intermittent Explosive Disorder dinilai tidak bisa ditebak.
Bahkan, tak jarang, orang yang melampiaskan emosi dengan merusak barang sering berteriak hingga berujung melakukan kekerasan fisik pada diri sendiri dan orang lain. Kondisi yang juga disebut sebagai gangguan mental ini dianggap tidak bisa dikontrol sama sekali.
ADVERTISEMENT
Memiliki Trauma Psikologis
Seseorang yang melampiaskan emosi dengan merusak barang dianggap cenderung memiliki trauma psikologis. Sebuah peristiwa atau kejadian yang pernah dialami membuat penderita berkutat dengan hal tersebut hingga mengalami trauma secara mendalam.
Ilustrasi mengalami trauma. Foto: Thinkstock
Dengan begitu, orang yang bersangkutan akan melampiaskannya dengan merusak atau melempar benda. Apalagi, rasa trauma tersebut dianggap belum sembuh yang membuat penderita semakin memprihatikan ketika mengalami emosi.
Bahkan, rasa emosional yang menggebu-gebu hingga merusak barang dinilai bisa berlangsung selama 30 menit. Pasalnya, rasa trauma psikologis yang dialami sangat mempengaruhi tingkat kemarahan hingga sulit dikendalikan.
Tidak Memandang Usia
Penderita Intermittent Explosive Disorder tidak memiliki batasan usia. Setiap orang disebut bisa mengalami gangguan mental ini. Apalagi, bayi berusia 5 tahun dinilai rentan karena belum bisa mengontrol emosi.
Ilustrasi konsultasi dengan psikolog. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Bahkan, di era saat ini, banyak bayi yang tengah marah bisa melempar benda untuk melampiaskan emosi jika hal yang diinginkan tidak dituruti. Sama halnya dengan usia remaja, dewasa, hingga lansia. Kelompok usia ini juga tak luput dengan gangguan mental dengan merusak benda ketika marah.
ADVERTISEMENT
Meksi begitu, seseorang yang mengalami gangguan mental ini dinilai bisa sembuh seiring bertambahnya usia. Namun, si penderita dianggap harus bisa mengontrol emosi dengan berkonsultasi ke dokter atau psikolog.
Begitulah fakta mengenai penderita Intermittent Explosive Disorder atau orang yang sering merusak barang ketika merasa emosi yang tengah mengebu-gebu. (fre)