Konten dari Pengguna

Mengenal Apa Itu Imposter Syndrome yang Kerap Dirasakan Anak Muda Tanpa Sadar

Generasi Milenial
Generasi Milenial
9 April 2022 17:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wanita cemas, stres atau depresi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita cemas, stres atau depresi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Imposter syndrome menjadi sebuah istilah yang masih sangat asing. Namun, hal ini sering terjadi pada sebagian orang yang di mana seseorang yang mengidap imposter syndrome atau sindrom penipu selalu meragukan pencapaian dan kemampuan dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Sindrom ini rupanya bisa menyerang siapapun, khususnya anak muda, ketika mereka benar-benar diliputi rasa ragunya terhadap segala pencapaian, kompetensi, dan kemampuannya. Saat keraguan bertambah besar, akan sulit untuk mengembangkan image diri yang realistis.
Gejala imposter syndrome tidak muncul setiap waktu. Misalnya, gejalanya hanya muncul ketika pengidapnya menjalani pekerjaan baru di minggu-minggu pertama. Pun pengidap imposter syndrome sangat menjaga citra dirinya di depan orang lain agar tetap terlihat baik dan tidak boleh menjadi gagal.
Rasa takut dan khawatir yang terlalu besar ini membuat pengidap imposter syndrome menahan diri untuk mengeluarkan potensinya demi menghindari kesalahan. Mereka takut bahwa kesalahan yang mereka lakukan bisa merusak kinerjanya.
Sindrom ini juga bisa berdampak pada hal lainnya, di mana ia tidak bisa mengambil tanggung jawab lainnya dengan dalih ingin fokus apa yang dikerjakan karena takut mengganggu atau merusak kualitas tugas mereka yang lain.
ADVERTISEMENT
Mereka ini mungkin rentan merasa gelisah, depresi, frustrasi, kurang percaya diri, dan malu. Namun, kondisi ini tidak dianggap sebagai sesuatu kesehatan mental. (daa)