Konten dari Pengguna

Menyoal Larangan Berbaju Hijau di Pantai Selatan Secara Sains, Tak Sekadar Mitos

Generasi Milenial
Generasi Milenial
8 Desember 2021 8:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pantai. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pantai. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu mendengar mitos mengenai larangan memakai baju hijau di pantai selatan Jawa?
ADVERTISEMENT
Konon, mitos tersebut dikaitkan dengan Nyi Roro Kidul, sosok yang menguasai seluruh wilayah pantai selatan Jawa. Nyi Roro Kidul disebut menyukai warna hijau, sehingga ia akan menarik pengunjung pantai yang memakai baju hijau dengan ombak besar.
Korban akan ditenggelamkan. Kemudian, korban akan dibawa ke dimensi lain dan tak akan pernah bisa ditemukan.
Terlepas dari mitos tersebut, larangan memakai baju hijau di pantai selatan Jawa memiliki penjelasan ilmiah. Hal itu berkaitan dengan rip current, yaitu arus pecah yang terjadi akibat dua gelombang atau lebih yang saling bertemu dan menerjang bibir pantai.
Tak hanya di pantai selatan Jawa, rip current juga ada di pantai lain yang memiliki ombak besar. Arus tersebut akan memunculkan sebuah jalur air yang sempit dengan ukuran kurang dari 9 meter. Walaupun terlihat tenang, air tersebut dapat menyeret apapun ke arah laut, termasuk manusia.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa hubungannya dengan baju hijau?
Sekilas, laut memang terlihat biru. Namun, di bagian dasarnya terdapat berbagai karang dan rumput laut yang jika terkena sinar matahari akan memunculkan warna kehijauan. Jadi, orang tenggelam yang memakai baju hijau akan sulit ditemukan karena warna bajunya menyerupai warna laut.
Terlepas dari berbagai mitosnya, sebenarnya sah-sah saja kalau mau pakai baju hijau saat berkunjung ke pantai. Namun, disarankan untuk menggunakan baju berwarna cerah dan mencolok untuk memudahkan tim SAR jika kamu tenggelam. (mit)