Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
Okali, Tradisi Ekstrem Melempar Bayi dari Ketinggian 15 Meter di India
19 Oktober 2021 9:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap negara memiliki tradisi khas dalam menyambut kelahiran bayi. Menurut adat mereka, tradisi tersebut memiliki tujuan yang positif. Namun, cara yang dilakukan kadang nyeleneh, bahkan bisa mengancam nyawa bayi tersebut.
ADVERTISEMENT
Seperti sebuah tradisi di India bernama Tradisi Okali. Dalam tradisi yang banyak dilakukan di daerah pedesaan tersebut, bayi berusia di bawah dua tahun akan dilemparkan dari ketinggian 15 meter. Mereka percaya tradisi tersebut akan memberikan keberuntungan dan kesehatan pada bayi.
Sebelum dilempar, seseorang akan memegang kaki dan tangan bayi sambil diayun-ayunkan seperti keranjang. Ibu bayi tersebut akan menunggu di bawah balkon bersama warga sambil membentangkan kain selimut untuk menangkap si bayi.
Tak ada yang peduli dengan tangisan histeris si bayi. Orang-orang justru menyambut bayi tersebut dengan sorak sorai dan tepuk tangan yang meriah setelah bayi itu dilempar. Bahkan, bayi tersebut akan digendong secara bergiliran oleh orang-orang yang hadir sebelum diserahkan pada ibunya.
ADVERTISEMENT
Tradisi yang dimulai pada 700 tahun yang lalu tersebut dilatarbelakangi oleh tingginya kematian bayi pada masa itu. Penduduk India Barat pun akhirnya melakukan ritual tersebut untuk "menjaga" bayi mereka. Mereka berharap si bayi akan berumur panjang, bernasib baik, dan membawa kesejahteraan bagi keluarga.
Dikutip dari kumparanTRAVEL, belum pernah ada catatan mengenai kecelakaan bayi pada Tradisi Okali. Namun, banyak pihak yang mengecamnya. Salah satunya Komisi Perlindungan Anak India. Mereka menganggap ritual tersebut berbahaya bagi psikologis si bayi.
Pada tahun 2009, pemerintah setempat telah mengeluarkan surat resmi terkait larangan Tradisi Okali. Namun, masih banyak warga desa terpencil yang melakukannya. (mit)