Konten dari Pengguna

Peneliti: Gen Z Lebih Pilih Menganggur daripada Gak Bahagia sama Pekerjaannya

Generasi Milenial
Generasi Milenial
25 Oktober 2022 16:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perkembangan gen Z. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perkembangan gen Z. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian mengungkap 58 persen atau lebih dari separuh pegawai Gen Z berusia 18 hingga 24 tahun cenderung lebih memilih berhenti kerja ketimbang tidak bisa menikmati pekerjaannya.
ADVERTISEMENT
Mengutip A Job Thing, penelitian tersebut dilakukan oleh Randstad Workmonitor pada 2022. Pada penelitian yang sama, sebanyak 40 persen Gen Z mengaku lebih memilih menganggur ketimbang tak bahagia melakukan pekerjaan yang tak disukai.
Survei tersebut dilakukan terhadap 35 ribu partisipan pegawai di 34 pasar. Dari sana, diketahui sikap tempat kerja berubah secara radikal, mungkin disebabkan oleh pandemi, seperti yang dicirikan oleh The Great Resignation.
Tidak hanya soal keseimbangan kerja atau hidup dengan pemenuhan pribadi, menurut survei, sebanyak 40 persen partisipan Gen Z dan milenial memilih berhenti dari pekerjaan karena tidak cocok dengan kehidupan pribadi mereka.
Mengutip dari Business Insider, temuan itu menjelaskan sebab beberapa perusahaan lebih sulit mendapat pegawai muda untuk mengisi pekerjaan. Menurut data, para Gen Z dan milenial juga lebih pede mendapat posisi lain lebih cepat bila berhenti dari kerjaan.
ADVERTISEMENT
"Muda-mudi sekarang membawa keseluruhan diri untuk bekerja, yang mana tercermin dalam tekad untuk tidak mengkompromikan nilai-nilai pribadi mereka ketika memilih perusahaan," kata Sander van 't Noordende selaku CEO Randstad.

Dampak Tren Gen Z Terhadap Perusahaan

Ilustrasi resign dari pekerjaan. Foto: Shutter Stock
Bersamaan dengan tren tersebut, perusahaan kini jadi menghadapi tekanan lebih besar untuk memenuhi tuntutan pekerja. Bila tidak, mereka berisiko kehilangan karyawan Gen Z yang mencari pekerjaan lain.
"Bisnis perlu memikirkan kembali pendekatan mereka untuk menarik dan mempertahankan staf, atau menghadapi persaingan yang serius," ujar Noordende.
Menurut Noordende, salah satu cara untuk membuat Gen Z tertarik adalah menawarkan manfaat berupa pekerjaan fleksibel, fasilitas kesehatan, dan perkembangan sebagai profesional.
Dari penelitian, disebutkan juga bahwa bekerja secara remote alias bisa dari mana saja, penting untuk para Gen Z. Penerapan Work From Home (WFH) ala pandemi punya andil terhadap hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain fleksibilitas, studi juga mengungkap bahwa kebanyakan anak muda sekarang memilih pekerjaan dengan nilai-nilai yang sama dengan mereka. Hal itu memengaruhi jenis pekerjaan yang dilamar Gen Z dan milenial.
Bahkan, survei menyebut Gen Z dan milenial tidak segan menurunkan pendapatan jika itu berarti bekerja bekerja di perusahaan dengan nilai-nilai yang cocok dengan mereka.
Nah, penelitian itu, tidak hanya mempertanyakan bagaimana perusahaan nantinya menghadapi perubahan tersebut, tetapi juga memperjelas bahwa: Gen Z dan milenial tak takut meninggalkan pekerjaan jika kebutuhan mereka tidak terpenuhi. (bob)