Soal Bayi Tak Boleh Dibawa Keluar Rumah Sebelum 40 Hari, Begini Pandangan Medis

Generasi Milenial
Generasi Milenial
Konten dari Pengguna
29 April 2021 11:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ibu menggendong bayi baru lahir. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menggendong bayi baru lahir. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Bayi yang baru saja dilahirkan kerap sensitif dengan sering terbangun dan minta menyusu kepada sang ibu di malam hari. Terlebih lagi, jika sang ibu melahirkan anak pertama, tentu hal ini membuat ibu menyesuaikan diri untuk menjalankan peran baru sebagai seorang ibu.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi yang seperti ini, tak jarang membuat para ibu yang baru melahirkan dilanda rasa bosan. Apalagi jika ia harus berdiam diri di rumah saja. Niat hati ingin keluar rumah sejenak bersama si kecil demi menjernihkan pikiran, tapi si ibu justru dilarang pergi oleh para orang tua.
Sebagian orang tua, hingga kini masih banyak yang percaya bahwa bayi tidak boleh dibawa pergi ke luar rumah sebelum berusia 40 hari. Hal ini menjadi pertanyaan apakah hanya mitos belaka atau fakta?
Menurut Dokter Spesialis Kandungan, dr. Boy Abidin SpOG, hal itu sebenarnya hanyalah mitos. Meski begitu, dokter yang praktik di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading ini menjelaskan, tak ada salahnya sang ibu beristirahat dulu di rumah bersama bayi sampai 40 hari setelah melahirkan.
ADVERTISEMENT
Hal itu karena proses pemulihan setelah melahirkan. Atau, karena masa nifas yang biasanya terjadi sekitar 40 hari pasca-bersalin.
Ilustrasi ibu menggendong bayi baru lahir. Foto: Getty Images
"Jadi masa nifas 6 minggu. 6 (minggu) x 7 (hari) sama dengan 42 hari. Jadi, itu masa di mana organ-organ reproduksi, kesehatan lainnya seperti jantung semuanya akan kembali ke kondisi semula," ucap dr. Boy Abidin.
Sebelum usia 40 hari, bayi sendiri masih dalam masa perinatal, yaitu suatu kondisi bayi yang kemungkinan besar masih mengalami perubahan. Misalnya saja bilirubinnya naik dan kondisi yang belum stabil, sehingga membuat bayi belum bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan sekitarnya.
"Jadi, sebaiknya 40 hari ibunya sudah kembali sehat, bayinya juga sudah dianggap lebih kuat. Karena selama 40 hari (pertama bayi) diharapkan mendapatkan ASI yang mengandung antibodi untuk kekebalan tubuh bayi," jelas dr. Boy.
bayi baru lahir tidur. Foto: Shutterstock
Jadi, boleh tidaknya pergi bersama bayi sebelum usia 40 hari sangat bergantung dengan kondisi kesehatan masing-masing ibu dan si kecil. Meski belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa bayi dilarang keluar rumah sebelum genap 40 hari.
ADVERTISEMENT
Namun, ada baiknya kamu tetap berkonsultasi ke dokter soal kondisi si kecil jika ingin dibawa ke luar rumah. Kalau bayi kamu dalam kondisi sehat dan dokter memperbolehkannya, tak ada salahnya mengajaknya menikmati suasana di luar.
"Apakah bayinya prematur, bayinya ada gangguan pernapasan, ada bayi dengan gangguan pencernaan. Itu yang enggak bisa dibilang enggak apa-apa (dibawa keluar rumah). Jadi, memang sebaiknya dikonsultasikan dulu (ke dokter terkait)," tutupnya. (via)