Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Suka Bingung Saat Pilih Menu Makanan? Begini Penjelasan Psikologisnya
28 Oktober 2022 18:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pas mau makan di restoran, atau ketika melihat menu di aplikasi ojol pesan antar, beberapa orang mengalami kebingungan saat harus memilih santapan yang ingin dikonsumsi. Ternyata, fenomena itu sudah ada riset ilmiahnya, lho.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Science Daily, penelitian tersebut dilakukan oleh California Institute of Technology. Peneliti mengeksplorasi efek pilihan yang berlebihan, sebuah fenomena yang menghambat kemampuan otak untuk membuat keputusan di hadapan pilihan terlalu banyak.
Adapun para peneliti menyebut fenomena itu sebagai choice overload—ketika otak berjuang mengambil keputusan terhadap begitu banyak pilihan yang sebenarnya tidak terlalu berbeda.
Ternyata tidak sepele
Fenomena choice overload terdengar sepele, tapi sebenarnya, bisa berakibat serius. Contoh, disampaikan peneliti Colin Camerer dari Caltech's Robert Kirby Professor of Behavioral Economics, terjadi pada privatisasi parsial sistem jaminan sosial Swedia
Ketika itu, pemerintah mengizinkan warga memindahkan sebagian tabungan pensiun ke dana swasta. Pemerintah memberi ratusan pilihan dan mengiklankan besar-besaran agar warga menentukannya.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, nyaris 70 persen populasi orang dewasa yang memenuhi syarat aktif menentukan pilihan. Namun, persentase kian merosot. Puncaknya, setelah 10 tahun, hanya 1 persen orang Swedia yang aktif menentukan pilihan itu.
Studi di California pada 20 tahun lalu mengilustrasikan efeknya. Pada studi tersebut, peneliti menyiapkan meja dan menawarkan sampel selai kepada pelanggan. Kadang disediakan 24 sampel, lain waktu cuma enam.
Dari sana, didapati pembeli lebih sering berhenti dan mencoba ketika sampel banyak disediakan. Namun, mereka juga cenderung tidak benar-benar membeli yang mana pun.
Sebaliknya, kecil kemungkinan orang berhenti di meja dengan sampel sedikit. Hanya saja, ketika ada yang berhenti, 10 kali lebih mungkin untuk melakukan pembelian.
Berapa banyak pilihan yang paling disukai otak
Studi terbaru oleh Camerer di Caltech mengungkap wawasan baru mengenai choice overload, termasuk bagian otak yang bertanggung jawab untuk itu dan berapa banyak batas pilihan yang sebenarnya disukai otak.
ADVERTISEMENT
Studi tersebut, partisipan diberikan gambar pemandangan yang bisa dijadikan dagangan berupa gelas atau baji. Setiap partisipan diberi variasi gambar, berisi 6, 12, atau 24 gambar. Sembari mesin fMRI merekam aktivitas otak, mereka diminta untuk memilih gambar.
Hasilnya, aktivitas otak terjadi di dua wilayah ketika partisipan membuat pilihan anterior cingulate cortex (ACC), di mana potensi biaya dan manfaat dari keputusan diukur; dan striatum, bagian otak yang bertanggung jawab menentukan nilai.
Camerer dan kolega melihat aktivitas dua wilayah otak itu. Tertinggi pas partisipan dihadapkan 12 pilihan, sementara terendah antara enam atau 24 pilihan. Dari sana, pola aktivitas mungkin berasal dari interaksi striatum dan ACC, menimbang potensi hadiah.
Camerer mengatakan, striatum dan ACC menimbang potensi peningkatan terhadap hadiah (mendapat gambar yang benar-benar mereka suka) terhadap peningkatan jumlah kerja yang harus dilakukan otak untuk mengevaluasi kemungkinan hasil.
ADVERTISEMENT
Seiring bertambahnya opsi, potensi hadiah juga meningkat. Namun, secara bersamaan otak bekerja lebih keras untuk mengevaluasi kemungkinan hasil. Dari sana, disimpulkan bahwa semakin banyak pilihan bukan berarti lebih baik.
Namun, sedikit pilihan juga bukan berarti bagus. Sebab, meski otak tidak terlalu bekerja untuk mengevaluasi kemungkinan hasil, potensi hadiah yang ada cuma sedikit dan bahkan bisa tidak ada
Hal itu berlaku terhadap semua hal, termasuk memilih makanan di restoran atau ketika melihat-lihat menu di aplikasi ojol. Terlalu banyak pilihan menu membuat orang bingung karena potensi menu yang diinginkan banyak tapi proses evaluasinya lama.
Karena itu, yang terbaik adalah bila hadiah tidak terlalu sedikit, tapi juga tak membutuhkan usaha berlebih untuk mengevaluasinya. Karena 6 dan 24 kurang maksimal, peneliti menyebut pilihan ideal antara 8 sampai 15. Hanya, kembali, tergantung hadiah dan evaluasi. (bob)
ADVERTISEMENT