Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Tragedi Aberfan, Ratusan Murid Sekolah Tertimbun Limbah Batu Bara
12 Januari 2022 11:22 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Wales merupakan negara bagian di Britania Raya yang menjadi pusat pertambangan batu bara di wilayah tersebut sejak masa Revolusi Industri. Salah satu lokasi pertambangan yang terkenal adalah Tambang Baru Bara Merthyr Vale yang terletak di desa Aberfan, Glamorgan, Wales Selatan.
ADVERTISEMENT
Penduduk dan pejabat setempat sempat khawatir karena pertambangan milik National Coal Board (NCB) tersebut menyisakan tujuh bukit limbah batu bara.
Gundukan berisi hampir 200 ribu meter kubik limbah tersebut dianggap berbahaya karena ditempatkan di atas bukit pasir terjal yang berada di atas desa. Selain itu, ada mata air alami di sekitar bukit limbah tersebut.
Akhirnya, hal yang dikhawatirkan pun terjadi. Pada 21 Oktober 1966, salah satu bukit limbah batu bara tersebut longsor dan menimbun apapun yang ada di sekitarnya. Peristiwa yang dikenal sebagai Tragedi Aberfan tersebut dianggap sebagai bencana pertambangan terburuk di Britania Raya.
Kronologi Tragedi Aberfan
Selama beberapa hari sebelum longsor terjadi, Aberfan diguyur hujan dengan intensitas yang cukup tinggi. Bukit limbah batu bara tersebut tak dapat menahan tumpukan air hujan di atasnya. Akibatnya, longsor pun terjadi.
ADVERTISEMENT
Ada sekitar 140 ribu meter kubik limbah batu bara yang menuruni bukit dengan kecepatan tinggi. Longsoran tersebut menghancurkan dua pondok pertanian dan menimbun satu sekolah dasar bernama Pantlas Junior School.
Saat longsor terjadi, kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung di sekolah tersebut. Kejadian yang sangat cepat membuat para siswa dan guru tak sempat menyelamatkan diri. Mereka akhirnya tertimbun longsoran limbah batu bara. Sebanyak 109 siswa dan 5 guru tewas dalam peristiwa ini.
Anak-anak yang selamat mengaku mendengar suara seperti pesawat jet ketika longsor terjadi. Setelah itu, yang terdengar hanya suara tangisan dan teriakan yang makin lama makin pelan karena mereka kehabisan napas di dalam timbunan limbah batu bara. Total korban keseluruhan mencapai 144 jiwa.
ADVERTISEMENT
Proses Penyelamatan
Kejadian tak terduga ini membuat proses penyelamatan berjalan lambat. Pegawai sekolah yang selamat berusaha menyelamatkan para korban dengan tangan kosong dan alat seadanya.
Tak lama setelah itu, para relawan, penambang, dan petugas datang untuk membantu proses evakuasi. Alat-alat berat diturunkan untuk mengangkat puing-puing bekas longsor.
Ratu Elizabeth II sempat menuai kritik karena tak mau mengunjungi Aberfan. Ia hanya mengirimkan suaminya, Pangeran Philip, sebagai perwakilan kerajaan. Sang Ratu akhirnya datang delapan hari setelah kejadian. Ia menyatakan menyesal karena tak segera mengunjungi Aberfan.
Pasca Kejadian
Setelah melakukan penyelidikan selama 76 hari dan memeriksa 136 saksi dan 300 barang bukti, pengadilan memutuskan bahwa NCB harus bertanggung jawab dalam kejadian itu.
Namun, pemimpin NCB Lord Robbens menolak gugatan tersebut. Ia beralasan bahwa kejadian itu berkaitan dengan mata air di bawah bukit limbah yang sebelumnya tidak diketahui. Selain itu, ia juga membantah kesaksian bahwa bukit itu sudah menunjukkan tanda-tanda longsor.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, Tambang Batu Bara Merthyr Vale ditutup pada tahun 1989. Pemerintah setempat membuat Aberfan Disaster Memorial Fund (ADMF) sebagai lembaga pengumpulan donasi untuk para korban. Selain itu, mereka membangun Aberfan Memorial Garden untuk mengenang para korban. (mit)