Waspada 7 Penyakit Mematikan pada Kucing dan Gejalanya, Kamu Harus Tahu

Generasi Milenial
Generasi Milenial
Konten dari Pengguna
19 Desember 2020 11:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kucing. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Kucing. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Memiliki kucing sebagai hewan peliharaan memang sangat menyenangkan. Kata Collete, novelis berasal dari Prancis: "Waktu yang dihabiskan bersama kucing tidak akan pernah sia-sia."
ADVERTISEMENT
Meskipun banyak yang menganggap memelihara kucing adalah hal yang mudah, namun bukan berarti kucing lepas dari ancaman-ancaman penyakit. Sebelum memelihara kucing, ada baiknya ketahuilah beberapa jenis penyakit yang dapat menimpanya.
Beberapa jenis penyakit yang berasal dari virus dan bakteri bahkan masuk dalam kategori penyakit yang mematikan bagi kucing, lho. Meskipun sebagian penyakit bisa ditangani dengan vaksin, namun masih ada penyakit yang sulit disembuhkan di Indonesia.
Berikut beberapa penyakit mematikan pada hewan peliharaan kucing berdasar penjelasan drh. Nalia Putriyanda dalam acara gathering Komunitas Pecinta Kucing Jakarta di Taman Mataram, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (15/1/2020) lalu.

1. Feline Panleukopenia Virus (FPV)

Ilustrasi hewan piaraan kucing. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Nah, virus satu ini merupakan virus paling mematikan untuk kucing. Berilah perhatian lebih pada kucing, karena virus ini tersebar melalui feses, sekresi, muntahan, atau mungkin saja bisa terbawa di pakaian dan sepatu.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana gejalanya? Pada kucing dewasa, gejala yang ditunjukkan berupa demam, lemah, dan tidak mau makan. Setelah 1-2 hari demam, kucing akan muntah dan diare yang disertai darah. Pada anak kucing, penyakit ini bisa menimbulkan kematian mendadak tanpa gejala.

2. Feline Calici Virus

Ilustrasi kucing sakit. Foto: Pexels
Feline Calici Virus dengan sigapnya menyerang saluran pernafasan, mulut, pencernaan, otot dan tulang. Gejala yang ditunjukkan adalah hilangnya nafsu makan, mata berair, hidung berlendir, luka pada lidah dan bibir, sulit bernapas dan sakit sendi. Pada kasus berat, bahkan pneumonia, hepatitis, dan pendarahan bisa terjadi.
Hati-hati, ya. Feline Calici ini bisa menular melalui lendir mata dan hidung, penghirupan virus dari bersin, penggunaan mangkuk makan dan litterbox bersama, dan kontaminasi lingkungan.
ADVERTISEMENT

3. Chlmydophilosis

Ilustrasi kucing bermain di luar. Foto: Pixabay
Jika kamu memiliki kucing dengan umur 5-12 minggu, kamu harus menjaganya lebih ketat lagi. Penyakit mematikan ini disebabkan oleh bakteri Chlamydiasis felis.
Gejala yang ditunjukkan berupa demam, hidung berair, sering bersin, hilang nafsu makan, dan mata yang meradang. Kalau tidak diobati, infeksi mata akan bertambah parah dalam 2 bulan dan dapat menularkan kucing lainnya melalui lendir matanya, bahkan hingga beberapa bulan.
Waktu pengobatannyapun memakan waktu yang lumayan lama, sekitar 3-4 minggu. Jika mata kucing sudah sangat parah dan tidak dapat diselamatkan, perlu adanya tindakan operasi untuk mengangkat bola matanya (enukleasi).

4. Feline Rhinotracheitis

Ilustrasi kucing yang sedang sakit. Foto: Pexels
Penyakit Feline Rhinotracheitis ini sangat membahayakan saluran nafas bagian atas. Datang dari virus herpes, penyakit ini akan sangat berisiko tertular pada kucing dengan kekebalan tubuh yang buruk maupun induk kucing yang sedang hamil.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri yang ditunjukkan dari penyakit ini berupa bersin yang tidak terkontrol, keluarnya lendir bening atau hijau dari hidung, hilang kemampuan kucing dalam mencium bau, mata mengeluarkan kotoran, radang mata, sering memejamkan mata, demam, lemas, dan bahkan hingga keguguran.
Meski begitu, gejala yang ada bisa membaik dalam 7-10 hari dan segera sembuh jika kekebalan tubuh, nutrisi, dan cairan tubuh kucing terjaga.

5. Feline Infectious Peritonitis

Ilustrasi hewan peliharaan kucing. Foto: Pixabay
Penyakit ini disebabkan oleh virus Feline coronavirus (FCoV). Penularannya terjadi melalui liur atau feses, dan melalui plasenta dari induk ke anak. Tingkat keganasan penyakit ini juga tergantung pada sistem kekebalan tubuh kucing yang terjangkit.

6. Feline Immunodefisiensi Virus

Ilustrasi kucing. Foto: Pixabay/wilkernet
Jika kamu memelihara kucing namun sering melepasnya ke luar rumah, hati-hatilah. Tindakannya yang angresif dan suka berkelahi dapat meningkatkan risiko terkena virus ini. Hal ini disebabkan oleh cara penularannya yang sangat mudah yaitu melalui luka gigitan, penularan induk ke anak melalui jalan lahir atau melalui ASI.
ADVERTISEMENT

7. Feline Leukimia Virus

Ilustrasi kucing agresif. Foto: Pexels
Secara umum, virus ini hampir sama dengan FIV karena sama-sama menyerang kekebalan tubuh. Kondisi kucing yang terserang virus ini akan menurun dalam tiga tahun, hingga mengalami kematian.
Gejalanyapun dengan FIV serupa. Hanya saja, penularan virus ini bisa terjadi dari kucing yang terlihat sehat. Kucing dengan kondisi sepert itu dinamakan bersifat carrier.
Wah, tak disangka, banyak sekali penyakit mematikan pada kucing, ya. Semoga dengan membaca artikel ini bisa membantu kamu untuk lebih menjaga kucing tersayang di rumah. (bel)