Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Penurunan Muka Air Tanah Daerah Persawahan
20 Maret 2021 6:35 WIB
Tulisan dari Geni Dipo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Air dan Air Tanah
Berbicara tentang air untuk irigasi. Sebagai negara agraris, tentunya air bagi persawahan merupakan hal yang tak terpisahkan. Telah banyak berbagai penelitian tentang pemanfaatan air sebagai sarana
irigasi persawahan. Termasuk di dalamnya adalah air tanah.
Menurut Wikipedia , Air tanah adalah semua air yang berada di dalam ruang batuan dasar yang mengalir secara alami ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan. Sumber utama dari air tanah yaitu air hujan yang meresap ke dalam tanah, Air tanah adalah semua air yang berada di dalam ruang batuan dasar yang mengalir secara alami ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan. Sumber utama dari air tanah yaitu air hujan yang meresap ke dalam tanah.
ADVERTISEMENT
Sumur Produksi Air tanah
Pemanfaatan air tanah untuk irigasi persawahan sudah banyak dilakukan oleh masyarakat dalam bentuk Sumur Produksi Air tanah yang dapat dapat diperoleh dari proses pengeboran eksploitasi air tanah.
"Mudah"nya pembuatan sumur produksi air tanah ini memacu semua kalangan masyarakat untuk mengeksploitasi air tanah secara besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan air untuk Irigasi. Banyak dari masyarakat melakukan pengeboran sumur produksi air tanah secara swadaya pribadi atau berkelompok.
Beberapa Dinas dan Kementerian juga memiliki beberapa Sumur Produksi Air tanah dan sudah melalui kajian untuk membuat Sumur Produksi Air tanah.
Kajian awal di antaranya berdasarkan dari beberapa studi berupa kajian dan survei. Apabila studi tersebut didapati adanya potensi, akan dilanjutkan kepada penentuan titik rencana Sumur Produksi Air tanah Dalam.
Sumur Sibel
Banyak masyarakat menyebut Sumur Produksi Air tanah secara swadaya tersebut dengan sebutan "Sumur Sibel" atau "Sumur Pantek". Sumur produksi air tanah ini umumnya memiliki kedalaman yang dangkal antara 10 m - 15 m.
ADVERTISEMENT
Namun sepertinya Penulis lebih suka menyebut dengan istilah "Sumur Sibel" saja lah...
Istilah "Sumur Sibel" berasal dari pompa yang digunakan. Pompa yang digunakan adalah Pompa Submersible, atau Pompa Selam yang berukuran kecil. Karena "lidah" petani sulit menyebutkan Submersible, maka menjadi "Sumur Sibel" saja. Contoh kerja Pompa Submersible seperti contoh pada Video di bawah.
Eksploitasi Air tanah
Tidak bisa dipungkiri, kebutuhan air untuk irigasi sangat dibutuhkan pada saat tanam dan tumbuh. Tidak peduli apakah saat penghujan dan kemarau. Kebutuhan air adalah hal harus terpenuhi setiap harinya.
Menurut obrolan warung kopi antara Penulis dan para petani. Adanya irigasi yang ada, pada saat kemarau suplai air sangat sedikit atau bahkan kering. Maka warga kembali meletakkan harapan mereka kepada air tanah melalui Sumur Produksi Air tanah tersebut.
ADVERTISEMENT
Besarnya eksploitasi air tanah ini menjadi tidak terkendali. Hampir seluruh petak sawah, yang menjadi pengamatan Penulis, khususnya di sebagian Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah, memiliki Sumur Produksi Air tanah dangkal yang cukup banyak. Rata - rata 1 hektar sawah, memiliki 2 - 5 buah "Sumur Sibel" dengan debit keluaran rata - rata 1 - 5 liter/detik dan beroperasi kurang lebih 6 - 12 jam per hari, tergantung area layanan sawah.
Sumur Produksi Air tanah milik Dinas dan Kementerian memiliki jarak antar sumur kurang lebih 250 meter dan kedalaman antara 60 - 130 meter dengan penempatan pompa antara kedalaman 45 - 55 meter dengan produksi harian sama dengan "Sumur Sibel".
Penurunan Muka Air tanah
Eksploitasi air tanah yang dilakukan secara bertahun - tahun dan terus menerus tentunya akan menyebabkan penurunan kuantitas air tanah pada daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentu menjadi perhatian Penulis untuk melakukan penelitian sederhana. Bersama guru dan rekan Penulis memetakan penurunan muka air tanah berdasarkan kondisi muka air Sumur Produksi Airt anah atau dengan istilah kerennya Static Water Level (SWL).
Penelitian tersebut hanya berdasarkan data SWL sampel Sumur Produksi Air tanah yang tersebar di beberapa Kecamatan di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah saat pertama kali dibuat antara tahun 1996 - 1999 dan kondisi SWL terakhir pada tahun 2019, tanpa menggunakan parameter lain seperti musim, curah hujan, kondisi "Sumur Sibel" dan lain - lain. Karena memang ditujukan untuk penelitian sederhana saja.
ADVERTISEMENT
Tentunya untuk alasan kerahasiaan data, Nomor sampel sumur sengaja Penulis tutup.
Hasil olah data dari penelitian tersebut, didapatkan Peta Penurunan Muka Air tanah seperti berikut :
Dari hasil penelitian tersebut, telah dibuktikan adanya penurunan muka air tanah pada daerah - daerah penelitian antara 2 - 25 meter dalam jangka waktu 1999 - 2019.
Area berwarna oranye merupakan area yang penurunannya paling tinggi, sedangkan area warna hijau merupakan area yang penurunannya paling rendah dan bukan berarti area yang berwarna hijau, bisa dengan bebas mengeksploitasi air tanah dengan sesuka hati. Tetap perlu perhatian adalah, pada area tersebut telah terjadi penurunan muka air tanah.
Dengan demikian, perlu menjadi perhatian bersama bahwa penurunan muka air tanah tidak saja terjadi di perkotaan besar yang padat penduduk, namun juga terdapat di daerah - daerah pedesaan dan persawahan yang ternyata eksploitasi air tanahnya cukup besar di mana airnya digunakan untuk keperluan irigasi persawahan.
ADVERTISEMENT
Saat Penulis sekolah sewaktu duduk di Sekolah Dasar, air termasuk renewable resources. Sepertinya, air sudah bukan lagi menjadi renewable recources namun menjadi conserved resources atau sumber daya yang perlu dilestarikan atau dikonservasi.
Kembali kepada pengertian Air tanah dari wikipedia di atas. Perlunya pemikiran konservasi air tanah yang ditanamkan kepada seluruh lapisan masyarakat agar anak, cucu, cicit, canggah sampai trah tumerah bisa merasakan kelestarian air tanah seperti apa yang kita rasakan saat ini.
ADVERTISEMENT