Kritik Sosial Masyarakat India Dalam Film PK (2014)

Genta Putra
Saya merupakan Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan di Yogyakarta.
Konten dari Pengguna
9 Januari 2021 18:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Genta Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Poster Film PK (2014)
Seorang alien (Peekay) datang ke bumi untuk mempelajari bumi. Namun naas, saat baru tiba di bumi dia mengalami kesialan, alat (sebuah kalung) yang digunakannya untuk kembali ke planetnya dicuri oleh manusia. Datang ke Bumi tanpa mengetahui apapun, petualangan Peekay mencari kalungnya dimulai dari sini.
ADVERTISEMENT
PK memberikan berbagai kritik sosial mengenai praktik keagamaan di India yang dipahami secara sepihak. Akting Amir Khan di film sebagai alien polos yang baru menginjakan kaki di bumi benar-benar menakjubkan. Tokoh pekay benar-benar berhasil menampar penonton dengan pertanyaan-pertanyaannya tentang dogma Tuhan dan Agama.
Sepanjang film kita diajak berkeliling menemui berbagai ornamen dan praktik-praktik keagamaan di India. Di sisi lain Peekay juga menunjukan stereotip-stereotip dari Agama-agama di India. Tidak hanya persoalan agama saja, Peekay juga menemui berbagai permasalahan sosial kaum proletar di India. Tokoh Peekay berhasil membawa penonton merenungkan permasalahan-permasalah yang ada di India maupun di negara dunia ketiga lainnya yaitu kemiskinan dan kelaparan. Manusia saling bertarung satu sama lain tentang siapa yang paling benar, namun abai tentang siapa yang belum makan atau tidak bisa makan. Juga pemuka agama dan pejabat yang menghormati orang kaya namun mengabaikan orang miskin.
ADVERTISEMENT
Film ini seolah merekonstruksi kembali pemahaman manusia tentang praktik keagamaanya. Misalnya seperti suatu agama di India yang menyiram batu dengan susu lalu memujanya. Padahal jika melihat keadaan sosial sekitar banyak anak-anak yang kelaparan. Tentu akan lebih bermanfaat jika susu itu diberikan pada anak-anak yang kelaparan tersebut bukan?
Salah satu segmen di film PK yang saya suka adalah saat Peekay berdebat dengan Pemuka Agama di film tersebut, dia mengatakan “Ada 2 Tuhan. Pertama, yang menciptakan kita semua. Kedua, yang diciptakan oleh orang sepertimu.” Argumen Peekay barusan bisa menjadi kritik pada permasalahan tentang toleransi antar umat manusia. Manusia saling mengkafirkan satu sama lain dengan dalih membela Tuhannya dan melindungi Tuhannya. Bagaimana bisa manusia yang diciptakan Tuhan melindungi penciptanya. Manusia saling membenci satu sama lain atas atribut yang dipakainya. Seorang muslim dianggap teroris karena memakai cadar. Seorang kristen tidak bisa beribadah karena gerejanya dibakar. Jika sesama manusia telanjang dan menanggalkan atributnya, tidak akan diketahui agamanya apa.
ADVERTISEMENT
Penulis: Genta Alam Putra & Arkaan Arief Editor: Dwi Agung Hartanto