Produk Kain Ramah Lingkungan dari Yogyakarta Menembus Pasar Amerika

Genta Putra
Saya merupakan Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan di Yogyakarta.
Konten dari Pengguna
22 Oktober 2021 19:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Genta Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengrajin ecoprint memamerkan hasil karyanya. Sumber: Genta Alam Putra
zoom-in-whitePerbesar
Pengrajin ecoprint memamerkan hasil karyanya. Sumber: Genta Alam Putra
ADVERTISEMENT
Yogyakarta, 22 Oktober 2021, sekelompok Ibu-Ibu di Karangkajen, Brontokusuman, Kota Yogyakarta yang tergabung dalam kelompok Eco.J membuat produk ecoprint atau seni kain ramah lingkungan berbahan alami. Ecoprint dari Eco.J sendiri bahkan telah sukses masuk dan diminati oleh pasar internasional, terhitung 14 negara telah memakai produk dari Eco.J. Rubi Utami atau kerap disapa Bu Uut selaku pengrajin ecoprint ini, mengatakan produksi kali ini akan dikirimkan ke Amerika. “Melalui vibenic kita akan mengirimkan 20 kain ke Amerika,” Kata Rubi Utami saat diwawancarai, Jumat (22/10/2021).
ADVERTISEMENT
Produk ecoprint dari Eco.J ini diminati oleh turis-turis asing dari berbagai belahan dunia terutama negara-negara subtropis karena motif yang dihasilkan merupakan murni vegetasi dari alam Indonesia sehingga produk-produk ecoprint ini menjadi buah tangan yang monumental untuk dibawa kembali ke negaranya.
Sumber: Genta Alam Putra
Eco.J mengambil ecoprint sebagai produk karena dinilai merupakan kegiatan ramah lingkungan, dari pewarnaan hingga motifnya memakai bahan-bahan alami seperti daun-daun di sekitar rumah. Eco.J juga mengeklaim bahwa produknya zero waste, karena tidak ada limbah yang dihasilkan dari kegiatan ecoprint ini. “Kalo untuk plastik yang digunakan dipakai berulang kali untuk kegiatan produksi lagi,” tegas Rubi Utami.
Kegiatan ecoprint ini selain bertujuan ekonomi juga menjadi sarana melepas stres anggota-anggotanya. Dedeh Marfuah selaku anggota dan pengrajin ecoprint mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan me time-nya Ibu-Ibu.
ADVERTISEMENT
“Karena kegiatan ini gak setiap hari, jadi ketika ketemu, ini jadi me time-nya kita. Terus kalo ada workshop keluar kita kayak piknik dibayar. Selain itu juga ketemu orang-orang dari berbagai kalangan dari orang dinas sampai orang-orang dari luar negeri,” ujar Dedeh Marfuah. []