Konten dari Pengguna

Drama Kehidupan Umur 25 Tahun

Genta Ramadhan
Alumnus Sejarah UGM. Pemerhati isu sosial dan humaniora
11 September 2024 15:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Genta Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Umur segini mengandung cerita menarik dan tantangan yang belum terbayangkan.

Ilustrasi drama kehidupan umur 25 tahun. Sumber foto dari dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi drama kehidupan umur 25 tahun. Sumber foto dari dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
Bagi pembaca yang menginjak umur 25 tahun tahun ini, selamat jatah hidup Saudara berkurang setahun. Wkwkwk.
ADVERTISEMENT
Usia merupakan indikator tua mudanya seseorang. Makin bertambah umur makin bertambah ilmu dan tanggung jawab yang harus dipikul. Pertanyaan sederhana apakah kehidupan setiap orang seragam pada usia 25?
Besar kemungkinan jawaban dari pertanyaan ini berbeda-beda. Kisah cerita beserta ujian hidup pun demikian. Mungkin kita berandai-andai sewaktu menjadi mahasiswa baru, kita cenderung menaruh harapan tidak logis, yaitu wisuda bareng teman seangkatan dengan jumlah mahasiswa yang sama. Mungkinkah ini terwujud?
Demikian lah cara kerja dunia. kehidupan manusia itu unik dan menarik dipelajari. Pada usia 25 tahun, kita sudah mengalami perubahan cara pandang realitas secara radikal. Semua berawal dari tekanan sosial (keluarga dan masyarakat), seperti sukses di usia muda, financial freedom, nikah muda, gaji yang bernilai dua digit, 'kehilangan teman', dan sebagainya. Menghadapi ujian ini pun ga gampang.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Quarter Life Crisis menjadi pengiring cerita kehidupan kita. Kita pernah 'tersesat' dalam menemukan makna dan tujuan hidup. Tidak apa-apa jika kita mengakuinya. Malah lebih bagus karena berani jujur.

Tantangan manusia berumur 25 tahun

Mungkin kita menyadari bahwa kehidupan saat ini tidak mudah dan tidak sama seperti dulu. Pernyataan ini tidak bermaksud menggiring kita ke kehidupan masa lalu, tetapi memberi pemahaman bahwa kita tidak boleh pasrah dengan keadaan yang pelik.
Hal yang terasa ketika menginjak umur ini adalah 'kehilangan' teman. Kehilangan di sini bermakna mereka sibuk dengan prioritas dan ambisi personal. Komunikasi dan intesitas bertemu pun makin jarang. Kita tidak berhak campur tangan atas kehendak dan kesibukan mereka. Maka hal terbaik yang bisa diupayakan adalah menghormati keputusan mereka dan ucapkan "terima kasih karena sudah mengisi kisah kita. Aku tidak akan melupakan kebaikan kawan."
ADVERTISEMENT
Tantangan lainnya adalah menghadapi ketidakpastian. Di dunia tidak ada sesuatu yang pasti kecuali kematian. Bisa saja ketika kita baru saja menjalani kehidupan yang aman dan tenang, tiba-tiba nasib buruk menjungkirbalikkan keadaan kita begitu saja. Begitu pun sebaliknya. Situasi terburuk ini pun dapat melanda kapan dan siapa saja. Maka hal terbaik yang bisa diupayakan adalah menerima kegagalan, kerugian, dan kehilangan yang tidak bisa dihindari.
Refleksi yang bisa dipetik pada umur 25 tahun adalah kita adalah pencari pola yang berusaha mencari sebab keteraturan dan kekacauan, yang bersumber dari kehendak alam dan manusia itu sendiri. Yang terpenting adalah kita berusaha untuk mengendalikan realitas kehidupan dunia, bukan terikat.