Konten dari Pengguna

Potret Realita Lagu Pop Minang

Genta Ramadhan
Alumnus Sejarah UGM. Pemerhati isu sosial dan humaniora
10 Maret 2024 12:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Genta Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Mayoritas lagu pop Minang memiliki sisi lain yang belum diketahui.

Ilustrasi orang yang sedang mendengarkan musik. Sumber foto dari freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang yang sedang mendengarkan musik. Sumber foto dari freepik.com
ADVERTISEMENT
Mungkin penikmat lagu pop Minang sudah khatam mendengarkan beragam jenis alunan lagu yang diputar. Selain itu, kita juga disuguhkan penyanyi dengan good looking dan memiliki suara emas. Tidak jarang dari industri hiburan ini, banyak musisi Minang sekarang mendapat panggung bernyanyi dan endorse di media sosial. Banyak pendengar merespon positif dengan lagu itu.
ADVERTISEMENT
Sekarang lagu pop Minang kini menjadi bisnis yang sangat menjanjikan. Bagaimana tidak, orang yang punya good looking plus memiliki suara emas sudah pasti dilirik sama produsen. Contoh musisi Minang terkenal sekarang, misalnya Ipank, Rayola, Fauzana, Kintani, David Iztambul, dan sebagainya. Hampir seluruh lagu Minang di YouTube sudah didominasi oleh penyanyi muda yang ganteng/cantik dan didesain sedemikian rupa.
Tujuan penulisan artikel adalah menyajikan fakta yang jarang diketahui dari lagu pop Minang. Kebanyakan lagu pop Minang yang dimainkan adalah lagu yang bertemakan cinta anak muda. Berbincang tentang cinta anak muda tidak terlepas dari perkara kesetiaan dua insan serta ujiannya. Mengapa lagu tersebut laku keras?
Menurut hemat penulis, pangkal dari semua permasalahan tersebut adalah mereka belum memaknai lika-liku realitas kehidupan seutuhnya. Beranjak dari konsep stoikisme, realitas dunia merupakan sesuatu yang tak bisa dikendalikan. Jadi kita perlu menyikapi realita tersebut dengan kontrol diri.
ADVERTISEMENT
Mayoritas jenis alunan musik pop Minang didesain melankolis dan pemilihan kata pun demikian. Hal ini menyebabkan banyak pendengar hanyut dengan suasana lagu yang diputar. Celakanya lagu tersebut diputar berulang-ulang (di angkot, mobil, rumah, dan ruang kerja) sehingga masuk dalam bawah sadar. Kalau sudah begitu, susah menasihatinya karena kecanduan. Iya ibarat rokok begitu.
Begitu juga dengan memaknai cinta. Setiap orang pasti mendambakan hidup bahagia bersama orang yang dicintainya. Akan tetapi, untuk mencapai tahap ini kita harus menghadapi ujian sulit. Misalnya, ekspektasi keluarga, kesanggupan diri, dan tekanan sosial. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang mengalami patah hati karena putus cinta.
Secara terang-terangan, penulis mengkritik lagu pop Minang yang melow semacam doktrin agar pendengar merasan nyaman dengan kesedihan dan kegalauan. Emosi para pendengar diobok-obok dengan suara musisi yang rancak. Akhirnya produsen pun senyum manis karena beragam kepingan kaset laris terjual. Lagi-lagi ini bisnis, Bos, bisnis memanipulasi emosi manusia.
ADVERTISEMENT
Sementara dari sudut pandang pendengar, musik yang rancak membuat ia ketagihan memutarnya. Ia rela membakar duit untuk bertemu dengan musisi idolanya dengan dalih hiburan. Bahkan ia mencari-cari pembenaran dan bersikap agresif terhadap orang yang mengusik kesenangannya. Pertanyaannya apakah hidup di dunia ini hanya bertemakan cinta/kasih tak sampai?

Kematian Pemutus Kenikmatan Dunia

Harus diingat, segalau-galaunya manusia merasakan patah hati karena putus cinta, kematian menjadi ujungnya. Bagi orang yang bijak, kematian adalah pemutus kelezatan dunia sehingga mereka tidak lalai dengan misi utama sebagai manusia.
Lalai dari kematian merupakan suatu kerugian besar karena menganggap mereka hidup panjang di dunia. Padahal segala yang terdapat di dunia ini sarat tidak pasti. Hanya kematian menjadi kepastian yang sebenar-benarnya. Lantas mengapa kita disibukkan dengan perkara yang sia-sia?
ADVERTISEMENT
Cara terbaik agar kita terlepas dari belenggu lagu melow seperti ini adalah mengingat apa tujuan kita hidup di dunia. Selain itu, memvisualisasi diri ketika kita meninggal mendadak.