Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Solusi Mengatasi Sifat Berkeluh Kesah dan Kikir
24 Agustus 2022 20:54 WIB
Tulisan dari Genta Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang unik. Sebaik-baik manusia pasti ada kekurangan yang menyertainya. Salah satu sifat buruk manusia adalah suka mengeluh dan kikir. Hal ini wajar dialami dan dimiliki setiap insan.
ADVERTISEMENT
Sikap mengeluh akan timbul saat seseorang menghadapi musibah seperti kesulitan hidup dan bencana alam. Tatkala manusia menjadi pengeluh, ia mematikan kehidupan jiwa spiritual dalam dirinya. Padahal kehidupan spiritual sangat penting untuk membina manusia menuju ketakwaan.
Ketika menghadapi musibah, manusia merasa patah hati, berkeluh kesah, dan menyalahkan keadaan. Sangat sedikit di antara mereka untuk bersabar dan fokus mencari solusi permasalahan hidup. Kita semua pasti mengalami dan memaklumi sikap itu. Bahkan, sebagian dari kita menceritakan musibah yang dialaminya kepada orang lain. Hal ini bertujuan agar orang lain mau mendengarkan curhat dan menaruh simpati kepadanya.
Sementara apabila manusia dikarunia nikmat, manusia cenderung kikir dengan berbagai alasan. Nikmat tersebuit berupa harta, takhta, pangkat, dan jabatan. Selain itu, ia tidak rela bila harta miliknya berkurang, bahkan berlomba-lomba menimbun harta demi memperoleh predikat orang terkaya di dunia.
ADVERTISEMENT
Padahal, harta merupakan titipan Allah yang harus dikelola dengan bijak. Selain itu, pemilik harta harus memberikan sebagian hartanya kepada orang yang membutuhkan. Bukankah harta yang disedekahkan menambah kebaikan di sisi Allah?
Sifat berkeluh kesah dan kikir merusak diri manusia dalam hal akhlak dan kualitas ibadah. Orang yang menyandang perilaku ini sulit menemukan arti kebahagiaan hidupnya karena tidak sabar dan ikhlas atas ketetapan Allah kepada hamba-Nya. Padahal masa bahagia dan masa sulit datang silih berganti.
Lantas bagaimana solusi mengatasi rasa mengeluh dan kikir? Solusinya ialah mendirikan salat dan menunaikan zakat. Al-Qur'an telah menerangkan berulang kali tentang salat dan zakat.
Mengapa salat dan sedekah sebagai obat mujarab atas sifat keluh kesah dan kikir? Sebab esensi salat merupakan sarana komunikasi kepada Allah. Bila curhat ke manusia, tidak semua orang mau mendengarkannya. Akhirnya pasti berujung kecewa dan malah makin gelisah. Sementara, apabila kita curhat kepada Allah niscaya tidak ada rasa kecewa setelahnya. Allah MahaTahu apa kebutuhan terbaik untuk hamba-Nya.
ADVERTISEMENT
Manakala kita menjaga salat lima waktu, niscaya tidak ada celah dalam hati kita untuk berkeluh kesah dan berbuat kikir. Apalagi dibarengi dengan salat sunah, makin kuat komunikasi antara hamba dengan Allah. Seorang mukmin yang baik pasti selalu menjaga salat. Sebab salat merupakan pembatas antara orang mukmin dan kafir. Sungguh merugilah bagi orang-orang yang meninggalkan salat.
Selanjutnya, manusia diperintahkan untuk membelanjakan sebagian harta kepada orang yang berhak. Selagi harta tersebut belum diberikan kepada orang yang membutuhkan, maka harta tersebut dianggap belum suci. Harta akan terasa bermanfaat bila pemiliknya mendermakan sebagian harta untuk kaum duafa.
Oleh karena itu, mengapa ayat tentang perintah menunaikan salat dan zakat selalu bergandengan dalam Al-Qur'an. Sebab salat dan zakat sama-sama bertujuan mencerahkan dan membahagiakan jiwa manusia agar senantiasa mengingat Allag
ADVERTISEMENT
Namun, salat dan zakat memiliki perbedaan fungsi. Fungsi salat ialah menyempurnakan kesalehan individu, yaitu meningkatkan ketakwaan kepada Allah dan menjauhi perbuatan keji dan mungkar. Sementara zakat, sedekah, dan wakaf berfokus mewujudkan kesalehan sosial.
Jadi, sikap berkeluh kesah dan kikir sudah melekat pada diri manusia. Tidak ada manusia yang luput dari sifat tersebut. Kendati demikian, sifat tersebut dapat diperbaiki dengan salat dan sedekah. Dengan mengamalkan dua amalan ini, mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bertakwa.