Indonesia Harus Mengikuti Tren Dunia soal Mobil Ramah Lingkungan

28 Maret 2017 9:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
17
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pengunjung IIMS 2016  (Foto: Dyandra Promosindo)
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung IIMS 2016 (Foto: Dyandra Promosindo)
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyambut baik rencana pemerintah menghapus program low cost green car (LCGC) dan mengalihkannya ke program baru bernama low carbon emission vehicle (LCEV).
ADVERTISEMENT
Sekjen Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan Indonesia harus mengikuti tren dunia soal program mobil rendah karbon.
"Kami (industri) harus mengikuti kebijakan pemerintah. Gaikindo dan anggota akan dukung. Pemerintah mau low emission carbon, kami siapkan produk," katanya ketika dihubungi kumparan (kumparan.com), Selasa (28/3).
Ketika ditanya soal kapan aturan LCEV ditetaskan, Kukuh mengaku belum tahu. Meskipun program untuk memproduksi mobil dengan standar emisi yang lebih baik merupakan bagian dari peta jalan industri otomotif nasional.
Lexus Hybrid  (Foto: Lexus )
zoom-in-whitePerbesar
Lexus Hybrid (Foto: Lexus )
"Kalau waktunya saya enggak tahu karena itu kan harus dirembukkan," kata dia
Secara teknologi, lanjut Kukuh, anggota Gaikindo memiliki prinsipal yang telah memiliki teknologi mumpuni. "Kami prinsipalnya di luar sana, secara teknologi itu ada. Tinggal kapan teknologi itu diterapkan di Indonesia tergantung pada regulasi dan infrastruktur," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Potensi
Mengacu dari rasio kepemilikan kendaraan yang baru 83 per 1.000 penduk, Kukuh menilai, pasar otomotif nasional masih memiliki potensi yang cukup besar.
"Thailand sudah 200an mobil per 1.000 penduduk sementara Malaysia 400an mobil per 1.000 penduduk," paparnya.
Artinya, dengan jumlah penduduk Indonesia 250 juta, pasar masih terbuka dan menjadi potensi yang bisa digarap para pabrikan dengan menyediakan mobil ramah lingkungan.
"Bahan bakar minyak kita menurun dan harus cari alternatif, ini sejalan dengan pemerintah yang tengah menyiapkan gas," kata Kukuh.