Malaysia Setara Jerman soal Penerapan Mobil Ramah Lingkungan

27 Maret 2017 17:54 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mobil hidrogen listrik Toyota Mirai (Foto: ssi.toyota.com)
Kebijakan otomotif Malaysia untuk mendorong penggunaan mobil rendah emisi dan irit bahan bakar menuai hasil positif. Sepanjang tahun lalu, 42,8 persen mobil yang terjual di sana telah memenuhi spesifikasi Energy Efficient Vehicles (EEV).
ADVERTISEMENT
EEV adalah label untuk mobil yang berhasil memenuhi standar emisi karbon (g/km) dan konsumsi bahan bakar (l/100 km) dengan jumlah tertentu. Mobil yang termasuk dalam program ini adalah mobil irit BBM, hybrid, mobil listrik, dan mobil dengan bahan bakar alternatif; CNG, LPG, biodiesel, ethanol, dan hidrogen.
"Saya yakin pada 2025, seluruh mobil baru yang dijual di Malaysia sudah memenuhi standar EEV," kata CEO Malaysia Automotive Institute (MAI) Datuk Madani Sahari.
Mobil hidrogen listrik Honda Clarity (Foto: Mariordo/wikimedia commons)
Pencapaian 42,8 persen kata Madani merupakan capaian yang sangat baik. Di mana, pemerintah melalui MAI mampu mendorong manufaktur untuk menyamakan visi bisnis dengan NAP (National Automotive Policy) tahun 2014.
NAP 2014 adalah program insentif yang diberikan kepada manufaktur yang memproduksi secara lokal dan memenuhi spesifikasi EEV. Pabrikan akan mendapat sejumlah keuntungan termasuk keringanan pajak dan mendapat fasilitas infrastuktur. "Seluruh (pabrikan) mengajukan untuk mendapatkan insentif (EEV)," kata Madani.
ADVERTISEMENT
"Kami sanggup untuk itu (100 persen EEV). EEV sangat penting untuk memastikan konsumsi bahan bakar makin ringan dan rendah emisi karbon," Madani menambahkan.
Mobil listrik Tesla Model 3 (Foto: Tesla.com)
Sementara itu, penyerapan 42,8 persen mobil EEV di pasar domestik melampaui target yang dicanangkan, yakni sebesar 40 persen. Mobil-mobil yang telah memenuhi spesifikasi EEV di antaranya Peroda Bezza, Honda City, Proton Ertiga, Volvo S60, dan Toyota Vios.
Bila 100 persen EEV benar-benar terwujud pada 2025, Malaysia akan setara dengan Jerman dalam menciptakan industri otomotif yang makin bersahabat dengan lingkungan.
Berikut aturan spesifikasi mobil EEV di Malaysia:
- Segmen A (Micro car) bobot di bawah 800 kg dengan standar efisiensi BBM 4,5 liter untuk 100 km. - Segmen A (City car) bobot 801 - 1.000 kg dengan standar efisiensi BBM 5,0 liter untuk 100 km. - Segmen B (Super mini car) bobot 1.001 - 1.250 dengan standar efisiensi BBM 6,0 liter untuk 100 km. - Segmen C (Small family car) bobot 1.251 - 1.400 kg dengan efisiensi BBM 6,5 liter untuk 100 km. - Segmen D (Large family car, compact, dan executive car) bobot 1.401 - 1.550 kg dengan efisiensi BBM 7,0 liter per 100 km. - Segmen E (Executive car) bobot 1.550 - 1.800 kg dengan standar efisiensi BBM 9,5 liter untuk 100 km. - Segmen F (Luxury car) bobot 1.801 - 2.050 kg dengan standar efisiensi BBM 11 liter untuk 100 km. - Segmen J (Large 4x4) 2.051 - 2.350 kg dengan standar efisiensi BBM 11,5 liter untuk 100 km. - (Others) mobil berbobot 2.351 - 2.500 kg dengan standar efisiensi BBM 12 liter untuk 100 km.
ADVERTISEMENT