Konten dari Pengguna

Kenapa Kita Sering Lupa Nama Namun Ingat Pada Peristiwanya?

GHAIDA MAHSA HUWAIDA
Mahasiswa S1 program Psikologi di Universitas Brawijaya
24 November 2024 10:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari GHAIDA MAHSA HUWAIDA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Yuk Ketahui Melalui Pandangan Biopsikologi!
Seorang yang berjabat tangan saling berkenalan. Sumber illustrasi : pngtree
zoom-in-whitePerbesar
Seorang yang berjabat tangan saling berkenalan. Sumber illustrasi : pngtree
Pernahkah anda merasa kesal karena lupa akan nama seseorang, namun tetap ingat siapa dia dan apa saja yang sudah dia lakukan? Fenomena ini sebenarnya cukup umum dan dapat dijelaskan secara rinci dari perspektif biopsikologi.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, yuk pelajari bersama bagaimana cara otak bekerja dalam mengelola ingatan ini.
Gambar otak sedang menerima informasi. Sumber illustrasi : pngtree
Bagaimana Otak Memperoses Nama dan Fungsi?
Otak manusia memiliki mekanisme yang kompleks dalam memperoses informasi. Dalam konteks nama dan fungsi, terdapat dua jalur utama yang berperan, yaitu:
1. Jalur Declarative Memory
Memori ini merupakan jenis memori yang berhubungan dengan fakta dan peristiwa, termasuk juga nama. Memori ini diproses oleh hippocampus, bagian otak yang bertanggung jawab untuk menyimpan informasi secara jangka panjang. Namun, nama seringkali dianggap sebagai informasi arbiter yang tidak ada kaitan emosionalnya, inilah yang membuatnya mudah terlupakan.
2. Jalur Non-Declarative Memory
Sebaliknya, memori untuk fungsi dan peran seseorang lebih berkaitan dengan memori prosedural dan asosiasonal, yang diatur oleh area otak yaitu prefrontal korteks dan ganglia basalis. Informasi tentang fungsi atau peran biasanya akan lebih kuat tertanam karena terkait dengan pengalaman langsung ataupun pengamatan yang terjadi berulang.
ADVERTISEMENT
Menurut penelitian dilakukan oleh Cohen & Squire (1980), otak akan cenderung lebih mudah mengingat informasi yang memiliki relevansi atau konteks yang jelas, seperti fungsi atau tindakan, dibandingkan informasi abstrak seperti nama.
Menapa Nama Sulit untuk Diingat?
Nama ialah bentuk simbol arbiter. Tidak seperti fungsi atau peran yang biasanya memiliki koneksi logis dengan pengalaman yang dialami, nama tidak selalu terasosiasi kuat dengan makna tertentu. Misalnya, saat kita mengenal nama seseorang tetapi kita tidak mengetahui tentang siapa dia atau apa pekerjaannya, akan membuat otak tidak membentuk koneksi yang cukup kuat untuk menyimpan informasi tersebut. Ini juga dapat dijelaskan melalui peran amigdala dan sistem limbik, jika nama tidak memicu respons emosional yang signifikan, otak mungkin tidak menyimpannya dengan baik. Selain itu, neurotransmitter seperti dopamin akan ikut meningkat saat suatu informasi dirasa penting untuk diingat.
ADVERTISEMENT
Di ungkapkan juga dalam penelitian oleh Hohwy et al. (2008) yang menunjukan bahwa otak manusia memiliki keterbatasan dalam mengelolah beban kognitif, seperti ketika menerima informasi yang terlalu banyak otak cenderung akan lebih memprioritaskan informasi yang lebih relevan secara kontesktual, yaitu fungsi atau tindakan seseorang.
Lantas, Bagaimana Mengatasi Kesulitan Mengingat Nama?
1. Asosiasikan Nama dengan Sesuatu yang Familiar
Cobalah menghubungkan nama seseorang dengan sesuatu yang Anda kenal, seperti objek ataupun tempat.
2. Latih Mindfulness Saat Berkenalan
Latih diri untuk benar-benar memperhatikan saat seseorang memperkenalkan diri, lihat wajah mereka, dan dengarkan nama mereka dengan seksama. Ini akan membantu Anda untuk lebih menggingat nama.
3. Hubungkan dengan Emosi
Informasi yang terkait dengan emosi akan lebih mudah diingat, ketika anda mendengar nama seseorang coba pikirkan sesuatu yang menarik dari pertemuan Anda dengan orang tersebut. Hal ini dapat memperkuat ingatan.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Pada artikel ini dapat diketahui bahwa mengingat nama seseorang akan lebih sulit dibandingkan mengingat apa yang telah seorang lakukan, karena pada dasarnya otak kita akan cenderung lebih fokus kepada informasi yang relevan dan bermakna. Sedangkan nama yang bersifat arbiter, sering kali terabaikan. Oleh karena itu, dengan memahami cara kerja otak kita dapat mengatasi masalah ini menggunakan berbagai strategi seperti yang telah dipaparkan di paragrah sebelumnya.
Referensi
Cohen, N. J., & Squire, L. R. (1980). Preserved learning and retention of pattern-analyzing skill in amnesia: dissociation of knowing how and knowing that. Science (New York, N.Y.), 210(4466), 207–210. https://doi.org/10.1126/science.7414331
Hohwy, J., Roepstorff, A., & Frith, C. (2008). Predictive coding explains why humans have brain states and mental states. Behavioral and Brain Sciences, 31(3), 208-209.
ADVERTISEMENT