Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Ungkap Rahasia Otak Anak untuk Mengoptimalkan Perkembangan Berbahasa
24 November 2024 11:57 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari GHAIDA MAHSA HUWAIDA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Taukah Anda bahwa otak anak memiliki kemampuan luar biasa untuk menyerap informasi, terutama dalam mempelajari bahasa. Di masa kanak-kanak, otak berada dalam masa emas perkembangan yang dikenal dengan istilah critical period.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, baik untuk bisa mengoptimalkan pembelajaran bahasa pada masa ini. Yuk, ketahui caranya melalui pendekatan biopsikologi yang akan menjelaskan bagaimana cara otak anak berkembang agar dapat menguasai bahasa secara maksimal.
Bagaimana Otak Anak Memperoses Bahasa?
Perkembangan bahasa anak sangat bergantung pada beberapa bagian penting di otak, antara lain:
1. Area Broca
Terletak di lobus frontal, yang bertanggung jawab atas produksi kata dan mengatur motorik gerakan artikulasi pengucapan dari suatu bahasa. Saat anak mulai berbicara, area broca akan aktif untuk membantu anak membentuk struktur kalimat.
2. Area Wernicke
Bagian ini terletak di lobus temporal, yang berfungsi untuk memahami kata baik secara lisan atupun tulisan. Area ini membantu anak menggali kata-kata yang didengar dan memahami maknanya.
ADVERTISEMENT
3. Neuroplastisitas
Pada masa kanak-kanak, otak memiliki tingkat plastisitas yang sangat tinggi, yang mana artinya otak akan mudah untuk menyesuaikan diri dan membentuk jalur-jalur baru bedasarkan penglaman, terutama dalam belajar bahasa.
Tahapan Perkembangan Bahasa Pada Anak
Perkembangan bahasa pada anak diusia dini merupakan proses yang kompleks dan berlangsung dalam beberapa tahapan penting. Berikut penjelasan tahapan perkembangan bahasa yang umum terjadi pada anak usia 0-6 tahun.
1. Tahap Pralinguistik (0-12 bulan)
Pada tahap ini, bayi berkomunikasi melalui tangisan, ekspresi, wajah, dan gerakan. Mereka mulai mengeluarkan suara-suara sederhana seperti “ah”, “oh”, dan “ aa”. Diantara usia 4 hingga 6 bulan, bayi mulai melakukan cooing dan babbling, yaitu mengulang konsonan dan vokal, seperti “baba” atau “mama”.
ADVERTISEMENT
2. Tahapan Babbling (6-12 bulan)
Anak mulai mengoceh dengan menggabungkan konsonan dan vokal. Contohnya termasuk pada pengulangan suku kata seperti “ma-ma” dan”da-da”. Pada tahap ini, anak juga mulai menunjukan ketertarikan terhadap suara dan dapat merespons perintah verbal sederhana.
3. Tahap Pengucapan kata Pertama dan Dua Kata (1-2 tahun)
Sekitar usia satu tahun, anak mulai mengucapkan kata-kata pertama yang bermakna, seperti “mama” dan “papa”. Selanjutnya, pada anak umur 1,5 hingga 2 tahun anak biasanya sudah memahami sekitar 50 kata dan dapat menggabungkan dua kata untuk membentuk kalimat sederhana, seperti “bus besar” atau “mau susu”.
4. Tahap Perkembangan Tata Bahasa (2-3 tahun)
Di tahap ini, anak mulai merangkai kalimat yang lebih panjang dengan menggunakan tiga atau lebih kata. Mereka juga mulai mengenali aturan dasar tata bahasa, meskipun strukturnya masih sederhana.
ADVERTISEMENT
5. Tahap Perkembangan Tata Bahasa Kompleks (3-6 tahun)
Periode ini disebut masa emas bahasa. Mulai sekitar usia tiga tahun, anak dapat berbicara dalam kalimat yang lebih rumit dan memahami percakapan dengan topik yang lebih abtrak. Mereka mampu bercerita, mengajukan pertanyaan, dan mengekspreesikan perasaan perasaan dengan lebih jelas. Pada usia 5 sampai 6 tahun, kemampuan bahasa mereka hampir setara dengan orang dewasa dalam hal kosakata dan struktur kalimat.
Cara Mengoptimalkan Perkembangan Bahasa Anak
1. Berbicara secara aktif dengan anak
Berinteraksi langsung dengan anak adalah kunci utama, gunakan kalimat yang jelas, sederhana, namun kaya akan kosa kata.
2. Membacakan buku secara rutin
Membacakan buku kepada anak akan membantu memperluas kosakata anak dan memperkenalkan struktur bahasa yang baru. Pemilihan buku bisa dengan buku yang memiliki gambar menarik dan cerita sederhana.
ADVERTISEMENT
3. Gunakan kosakata bahasa yang beragam
Jangan takut untuk menggunakan kata-kata sulit kepada anak, otak anak mampu menyimpan informasi ini dan mereka akan menggunakannya ketika mereka siap.
4. Bermain kata-kata
Gunaka permainan yang melibatkan bahasa, seperti teka-teki, tebak kata, atau permainan alfabet. Ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga dapat memperbanyak kosa kata dan pemaham bahasa pada anak.
5. Paparkan bahasa kedua secara bertahap
Jika Anda ingin anak Anda bisa menguasai lebih dari satu bahasa, mulailah sejak dini. Namun, pastikan paparan bahasa kedua dilakukan secara konsisten dan dalam konteks yang sederhana.
6. Berikan umpan balik positif
Saat anak mencoba berbicara, dukung mereka meskipun tata bahasanya masih belum sempurna. Seperti, anak berkata “Aku makan apel merah”, Anda dapat menjawab, “ Iya, kamu makan apel yang warnanya merah"
ADVERTISEMENT
7. Kenali dan atasi hambatan bahasa sejak dini
Jika dirasa anak menunjukan tanda-tanda keterlambatan bahasa, seperti kesulitan memahami kata-kata sederhana atau tidak mampu berbicara pada usia yang seharusnya, Anda bisa langsung mengkonsultasikannya dengan ahli terapis wicara ataupun psikologi anak.
Kesimpulan
Perkembangan bahasa pada anak adalah proses yang luar biasa, ini dipengaruhi oleh interaksi antara faktor biologis dan lingkungan. Melalui pendekatan biopsikologi, kita dapat memahami bagaimana otak anak memproses bahasa dan menemukan cara untuk mengoptimalkan pembelajaran mereka. Dengan harapan, artikel ini dapat membantu para orang tua agar anaknya bisa mencapai potensi maksimal dalam perkembangan bahasanya.
Referensi
Vargha-Khadem, F., Watkins, K. E., Alcock, K. J., Fletcher, P., & Passingham, R. E. (1995). FOXP2 and speech and language disorder. Nature Genetics, 15(3), 217–221.
ADVERTISEMENT
Bialystok, E., Craik, F. I., & Ryan, J. (2001). Bilingualism and cognitive control. Current Directions in Psychological Science, 10(6), 218–221.
Friederici, A. D. (2011). The brain basis of language processing: From structure to function. Physiological Reviews, 91(4), 1357–1392.
Kuhl, P. K. (2004). Early language acquisition: Cracking the speech code. Nature Reviews Neuroscience, 5(11), 831–843.
Sumaryanti, L. (2017). Peran lingkungan terhadap perkembangan bahasa anak. M U A D D I B. 7(1), 75-79.
Palupi, Y. (2023). Perkembangan bahasa pada anak. Repository Universitas Pembangunan Yogyakarta.