Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mangut Lele Mbah Marto Membagikan Strategi Bisnis Kuliner Bisa Terus Populer
9 Desember 2022 16:16 WIB
Tulisan dari Ghalda Nauli tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu kuliner khas Yogyakarta yang sudah banyak kita ketahui adalah Mangut Lele Mbah Marto. Mangut Lele Mbah Marto sudah lebih dari setengah abad warung Mangut Lele Mbah Marto melayani para pelanggannya. Semakin berumur, usaha ini justru kian kondang dan menjadi salah satu ikon Kota Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Kita juga menemui Ibu Ana selaku penerus Mangut Lele Mbah Marto. Ibu Ana memberikan strategi yang diterapkan pada bisnis ini agar terus bertahan di tengah banyaknya kompetitor. Petunjuk praktis ini bisa diterapkan pada usaha sejenis demi bisa menjiplak kesuksesan di tengah ketatnya persaingan antar bisnis makanan.
Perjalanan menuju Mangut Lele Mbah Marto kita tempuh selama 30 menit dari Stasiun Yogyakarta melalui Jalan Bugisan Selatan. Mangut Lele Mbah Marto sendiri dapat ditemukan di Kecamatan Sewon sehingga akses jalan yang ditempuh sangat mudah.
Konsep dapur terbuka juga memberikan pengalaman tersendiri bagi para penikmatnya. Kita dibiarkan melihat proses pembuatan masakan secara langsung. Sajian legendaris ini sampai mengundang banyak kalangan untuk datang, salah satunya adalah Chef Renatta.
ADVERTISEMENT
Ibu Ana menjelaskan tantangan menjalani bisnis makanan ini tidak hanya berasal dari faktor eksternal. Namun, juga dari keluarga yang tiba-tiba membuka bisnis serupa. Untuk menghadapi berbagai persoalan tadi. Yuk simak strategi yang Ibu Ana lakukan agar bisa bertahan di tengah bisnis kuliner lainnya!
Terus Membuat Inovasi Menu Bisnis Kuliner
"Pastikan kita sebagai pemilik bisnis makanan itu tidak mudah puas dengan menu yang ada. Kita perlu terus belajar untuk menciptakan menu baru," jelas Ibu Ana.
Ibu Ana menjelaskan kepada kita bahwa beliau selalu mengeluarkan menu baru setiap tahun. Tidak heran jika ada keragaman pendamping yang khas untuk menikmati seporsi racikan lele asap ini. Mulai dari opor, gudeg, krecek, trancam, sampai lalapan.
ADVERTISEMENT
“Orang yang sedang mencari makanan itu pasti ada tujuannya. Nah, ternyata jika di sini juga tersedia. Nanti pelanggan bisa membedakan lebih enak yang mana,” tutur Ana.
Ibu Ana sebagai menantu mbah Marto menjelaskan jika ia selalu memosisikan diri sebagai pelanggan. Dengan begitu, dirinya bisa mengetahui apa yang kurang dan harus ditambahkan dalam bisnis ini. Selera pelanggan yang bisa berubah dengan cepat menjadi hal yang sebaiknya diperhatikan oleh pemilik bisnis kuliner.
Ibu Ana juga mengatakan kepada kita bahwa sebenarnya menu pertama yang dikenal di sini adalah olahan Gudeg Genengnya. Ia tidak hanya menjual keberagaman rasa. Namun, sejarah dari warung ini.
Memanfaatkan Tren yang Ada
Kita bisa melihat Warung Mangut Lele Mbah Marto memberikan kesan tradisional. Meski begitu, tetapi juga tetap menggunakan media sosial untuk memberikan dan menerima berbagai informasi.
ADVERTISEMENT
Varian menu mercon yang ada di Mangut Lele Mbah Marto sendiri adalah hasil dari tren makanan pedas yang dimanfaatkan oleh pengelola. Kesuksesan strategi ini terlihat dari bertambahnya pengunjung dari kalangan anak muda sebagai target pasar baru. Ibu Ana menyadari bahwa tren makanan pedas sangat disukai oleh anak muda.
“Selain kekuatan promosi dari mulut ke mulut, kami juga sadar penggunaan Instagram itu sangat penting,” jelas Ana. Menggunakan akun bernama @mangutlele_mbokmarto, warung ini menjadikan Instagram sebagai gerbang utama informasi. Kita bisa memperoleh kabar terbaru soal varian menu, akses lokasi, jam operasional, hingga suasana warung makan.
Ibu Ana juga mengaku terbuka dengan segala bentuk peliputan, bahkan jika tanpa ada undangan sebelumnya. “Saya selalu terbuka sama YouTuber. Monggo masuk ke dapur. Kita juga tidak membedakan siapa yang datang, semuanya sama di sini,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Bisnis ini berupaya memanfaatkan teknologi internet sebagai salah satu pondasi untuk mempertahankan usahanya. Hal ini mengingat bahwa hampir seluruh masyarakat menggunakan gawai untuk mencari informasi. Peka terhadap tren yang ada membuat bisnis menjadi adaptif terhadap perubahan.
Menciptakan Varian Produk Frozen
Ibu Ana memahami jika kekurangan utama dari produknya adalah tidak tahan lama. Terlebih, terdapat campuran santan dalam olahan lele ini. Karena itu, ia berinovasi menciptakan produk frozen atau beku. Strategi ini juga memperluas segmen pasar karena produknya dapat digunakan sebagai oleh-oleh.
Ibu Ana mengungkapkan jika produk frozen ini kerap dijual kembali oleh pelanggan yang pulang ke daerah asalnya. Tidak heran jika pada momen tertentu seperti lebaran, bisnis ini bisa mengolah lele hingga 200 kg. Warung makan ini juga mampu menampung pengunjung hingga 200 orang. “Di sini kita harus serba bisa,” kata Ibu Ana.
ADVERTISEMENT
Dirinya turut menjelaskan jika sempat terdapat informasi untuk mengemas produknya dalam bentuk kaleng. Namun, belum bisa terlaksana karena belum ada izin dari BPOM.
***
Untuk kamu yang sedang membangun dan mengelola bisnis makanan, cara-cara di atas bisa coba diterapkan. Tentu upaya untuk bertahan dan menambah jumlah pelanggan perlu terus dilakukan demi bisa meraih kesuksesan.