Konten dari Pengguna

Keberkahan Ramadhan: Tradisi dan Kebersamaan di Desa Karangdowo

Ghania Fiasa Salsabila
Mahasiswi Tadris Bahasa Inggris UIN KH Abdurrahman Wahid
14 April 2025 10:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ghania Fiasa Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah kehidupan modern yang terus berkembang, di mana nilai-nilai tradisional sering kali digantikan oleh teknologi yang semakin canggih, bulan Ramadhan hadir sebagai momen yang dinantikan, terutama di desa-desa yang kaya akan budaya dan tradisi. Suasana desa menjadi lebih hangat dan penuh arti setiap tahun saat bulan suci ini tiba. Tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi dihidupkan kembali, sehingga menciptakan ikatan yang kuat di antara masyarakat.
ADVERTISEMENT
Di Desa Karangdowo, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, terdapat beberapa tradisi rutin yang dilaksanakan saat bulan Ramadhan tiba. Salah satu kegiatan yang hampir diminati semua kalangan adalah pengajian kitab, di Desa Karangdowo sering menyebutnya dengan “ngaji kuping”. Setiap sore menjelang waktu berbuka, warga berkumpul di masjid untuk mendengarkan kajian dari para ustadz atau tokoh agama setempat. Selain mendapat ilmu yang bermanfaat, kita juga mendapatkan takjil gratis untuk berbuka puasa bersama setelah pengajian selesai. Kegiatan ini menjadi sarana bagi warga untuk memperdalam pemahaman agama. Selain itu, pengajian ini tidak hanya diikuti oleh orang dewasa saja, namun juga melibatkan anak-anak dan remaja, sehingga menciptakan suasana yang hangat dan penuh kebersamaan.
Selama ibadah tarawih di bulan Ramadhan, suasana di Desa Karangdowo semakin hidup. Usai salat tarawih, warga Desa Karangdowo juga mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur'an. Kegiatan ini dilakukan di masjid dan mushola yang ada di desa tersebut. Dengan adanya kegiatan tadarus Al-Qur'an setelah salat tarawih, Desa Karangdowo semakin menunjukkan hal yang positif dalam menjaga tradisi keagamaannya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, suasana bulan Ramadhan di Desa Karangdowo semakin semarak berkat partisipasi aktif berbagai organisasi masyarakat. Salah satu kegiatannya adalah pembagian takjil, yang diorganisir oleh badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) di desa Karangdowo. Organisasi-organisasi yang terlibat adalah IPNU, IPPNU, Fatayat, Muslimat, dan Ansor. Kegiatan ini termasuk program kerja dari organisasi tersebut yang dilakukan setiap bulan Ramadhan. Tidak hanya berbagi takjil untuk berbuka puasa, kegiatan ini juga bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar organisasi dan warga desa.
Pembagian takjil yang dilaksanakan oleh IPNU & IPPNU di desa Karangdowo
Tidak hanya itu, tradisi tawasul akbar yang di iringi dengan kegiatan pembacaan Yasin, Tahlil, dan Nuzulul Qur'an juga diadakan di desa ini. Setiap keluarga di Desa Karangdowo diwajibkan untuk menulis nama-nama keluarga yang telah meninggal dunia. Nama-nama tersebut kemudian dikumpulkan dan diserahkan ke pengurus masjid yang bertanggung jawab untuk membacanya dalam acara tersebut.
ADVERTISEMENT
Pembacaan tawasul ini dimulai setelah maghrib dan pembacaan tawassul dilanjut usai sholat tarawih, serta dilanjutkan pembacaan Yasin, Tahlil, dan peringatan Nuzulul Qur'an. Kegiatan tersebut dilaksanakan di akhir bulan Ramadhan, sekitar tanggal 25 Ramadhan, sebagai bentuk syukur dan pengingat akan pentingnya berbagi doa kepada mereka yang telah tiada.
Pembacaan tawasul akbar dan peringatan Nuzulul Qur'an
Dengan berbagai tradisi yang ada, bulan Ramadhan di Desa Karangdowo tidak hanya menjadikan waktu untuk beribadah, tetapi juga sebagai momen untuk memperkuat ikatan sosial antar warga. Masyarakat Desa Karangdowo dapat mempertahankan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi melalui kegiatan seperti pengajian, tadarus Al-Qur'an, pembagian takjil, tawassul akbar dan Nuzulul Qur'an.
Bulan suci ini menciptakan semangat kebersamaan dan berbagi, yang menunjukkan keharmonisan antar warga. Ini juga mengingatkan kita akan pentingnya mempertahankan tradisi di tengah era modernisasi. Oleh karena itu, dengan melalui tradisi yang ada di desa, kita dapat melihat bagaimana bulan Ramadhan menjadi jembatan untuk memperkuat tali silaturahmi yang dapat meningkatkan kehidupan sosial di masyarakat.
ADVERTISEMENT