Konten dari Pengguna

Jadi Mahasiswa Kupu-Kupu Tidak Selalu Buruk

Gheona Priscilla Rannaesa
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
7 September 2023 5:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gheona Priscilla Rannaesa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Mahasiswa Pulang Kuliah. Sumber : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mahasiswa Pulang Kuliah. Sumber : Pixabay
ADVERTISEMENT
Mahasiswa kupu-kupu yang merupakan singkatan dari mahasiswa kuliah pulang kuliah pulang. Mungkin kata itu menjadi salah satu istilah yang sering kita dengar selama berkuliah.
ADVERTISEMENT
Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan mahasiswa yang jarang terlihat atau terlibat dalam kegiatan kampus. Biasanya mahasiswa kupu-kupu hanya hadir ke kampus untuk kuliah, lalu setelah kuliah mereka langsung kembali ke rumah mereka masing-masing.
Mahasiswa kupu-kupu juga biasanya diberikan kepada para mahasiswa yang jarang terlibat dalam kegiatan kampus dan tidak bergabung ke dalam organisasi kampus seperti UKM, BEM, BPM, dan Hima. Mahasiswa kupu-kupu juga sering kali disebut sebagai mahasiswa nolep atau no life karena terkesan tidak begitu kentara karena jarang mengikuti kegiatan kampus.
Mahasiswa kupu-kupu juga sering kali mendapat citra atau stereotip yang buruk dari mahasiswa lain. Bahkan banyak orang yang tidak ragu menyebut mereka sebagai orang-orang yang tidak memiliki pengalaman. Lantas hal ini membuat para mahasiswa baru selalu memiliki tekad untuk aktif dalam kegiatan kampus dan tidak menjadi mahasiswa kupu-kupu.
Ilustrasi mahasiswa pulang kuliah. Foto: Shutter stock
Padahal menjadi mahasiswa kupu-kupu bukanlah hal yang buruk. Belum tentu mahasiswa yang di cap sebagai mahasiswa kupu-kupu tersebut tidak memiliki pengalaman, skill, dan kemampuan yang baik seperti mahasiswa lainnya.
ADVERTISEMENT
Setelah kuliah langsung pulang bukan berarti mereka tidak memiliki kegiatan. Mungkin saja mereka setalah pulang memanfaatkan waktunya untuk menekuni hobi mereka, bekerja, magang, mengikuti kegiatan lomba, dan mengikuti kegiatan organisasi di luar kampus serta kegiatan-kegiatan positif lainnya.
Tidak terlihat bukan berarti tidak memiliki kegiatan. Hal ini karena tidak semua kegiatan yang ingin kita ikuti ada di dalam lingkup kampus.
Mahasiswa kupu-kupu juga sering kali dianggap hanya fokus untuk belajar dan mengejar IPK saja yang kata mereka tidak akan berguna apabila tidak dibarengi dengan kemampuan-kemampuan atau skill lainnya. Padahal kita dapat mengasah skill dan kemampuan kita bukan hanya melalui kegiatan di dalam kampus aja.
Mahasiswa kupu-kupu seringkali dibandingkan dengan mahasiswa kura-kura (kuliah rapat kuliah rapat) yang menganggap bahwa menjadi mahasiswa kupu-kupu tidak lebih baik dibanding menjadi mahasiswa kura-kura.
Ilustrasi Mahasiswa yang Aktif di Kegiatan Kampus. Sumber : Pixabay
Padahal tidak ada yang salah dengan dua jenis mahasiswa tersebut, hal ini karena tidak semua orang memiliki minat yang sama dalam bidang organisasi, banyak mahasiswa yang lebih senang untuk bekerja, melakukan pengabdian masyarakat, menulis, dan melakukan kegiatan positif lainnya.
ADVERTISEMENT
Menjadi mahasiswa kupu-kupu ataupun kura-kura itu tidak salah, yang salah ialah apabila menjadi mahasiswa yang tidak memiliki pengalaman dan tidak memiliki kegiatan atau aktivitas yang positif selain belajar dan berkuliah.
Ingatlah pengalaman tidak harus didapatkan di kampus saja, tapi bisa kita dapatkan juga di luar lingkup kampus. Hendaknya kita menjadi mahasiswa dan masyarakat yang bijak dengan tidak mudah memberikan stereotip terhadap mahasiswa yang kita nilai tidak aktif dalam kegiatan di kampus.
Menjadi mahasiswa kura-kura, kupu-kupu, bahkan kunang-kunang sekalipun adalah hak mahasiswa itu sendiri. Yang harus kita lakukan saat kita menjadi mahasiswa ialah mencari pengalaman dan meningkatkan kemampuan diri kita lewat hal-hal positif yang bisa kita dapatkan tidak hanya di kampus saja tapi juga di luar kampus.
ADVERTISEMENT