Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kenapa Orang Pintar Cenderung Lebih Mudah Stres?
12 Agustus 2023 15:41 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Gheona Priscilla Rannaesa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Stres sendiri menyebabkan efek negatif bagi penderitanya seperti membuat pola hidup menjadi tidak teratur, emosi yang menjadi tidak stabil, berat badan yang semakin naik atau semakin turun, tidak mau bersosialisasi, dan lain-lain. Hal ini tentunya tidak baik bagi kondisi fisik dan mental para penderitanya.
Stres sendiri bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, pekerjaan , dan lain-lain. Tingkat stres antar individu juga pastinya berbeda yang dipengaruhi oleh masalah yang dihadapi serta cara mereka menghadapi masalah tersebut.
Namun anehnya, orang pintar justru lebih rentan untuk terkena stres dibanding orang-orang lainnya. Hal ini disebabkan orang yang pintar cenderung lebih ambisius dan perfeksionis. Stres yang mereka alami tersebut tentunya dipicu oleh dua hal yang saling berhubungan tersebut.
Keambisiusan orang-orang yang pintar tersebut membuat mereka memiliki target tinggi yang harus dicapai dalam hidupnya. Dan apabila target tersebut tidak tercapai akan membuat mereka menjadi sedih terus-menerus memikirkan hal yang membuat mereka gagal mencapai target yang mereka telah tentukan.
ADVERTISEMENT
Karena hal tersebut terus mereka pikirkan, itu membuat mereka kemudian menyalahkan diri mereka sendiri yang pada akhirnya justru membuat mereka menjadi stres.
Untuk mencapai target yang sudah mereka tentukan, tentunya harus mereka dapatkan dengan berusaha lebih keras dari orang lain. Hal ini lambat laun membuat mereka jadi tertekan dan merasa takut tidak mencapai target atau takut tersaingi dari orang lain.
Itu membuat mereka secara tidak sadar terus-menerus memaksakan diri mereka sendiri yang membuat mereka menjadi tertekan dalam mengerjakan hal tersebut.
Hal tersebut tentunya dapat memicu mereka mengalami stres yang dapat ditandai dengan emosi yang menjadi tidak stabil serta melakukan beberapa tindakan seperti memukul kepala, mejendotkan kepala, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Alasan kedua ialah orang yang pintar cenderung perfeksionis yang membuat mereka menginginkan bahwa hasil yang mereka peroleh nanti harus sempurna sesuai dengan yang mereka harapkan. Hal ini tentunya akan membuat mereka terus berusaha untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
Misalnya apabila seseorang ingin mendapatkan nilai 100 saat ulangan dan pada kenyataannya nilai yang didapatkan hanya 95, maka tak ayal membuat mereka menjadi marah atau kesal terhadap diri mereka sendiri karena tidak mendapatkan nilai yang mereka harapkan atau tidak mendapatkan nilai yang sempurna.
Apabila mereka terus menyalahkan diri mereka sendiri dan selalu memaksakan atau menekan diri mereka untuk selalu menjadi sempurna tentunya dapat membuat mereka menjadi stres.
Pada hakikatnya kecerdasan emosional tidak kalah penting dengan kecerdasan kognitif. Memang kita harus punya target dan goal dalam menghadapi hidup ini. Namun hendaklah target tersebut benar-benar kita buat berdasarkan kemampuan kita serta tidak memaksa atau menekan diri kita sendiri untuk mencapai target tersebut.
ADVERTISEMENT
Yang berikutnya janganlah kita menjadi orang-orang yang apabila gagal atau hasil yang didapat menurut kita tidak sesuai dengan usaha kita janganlah langsung bersedih bahkan sampai berlarut-larut yang lambat laun akan membuat kita stres. Apabila gagal jangan langsung menyalahkan diri kita sendiri tapi kita harus mengevaluasi serta berusaha untuk mencoba lagi.
Kita juga harus bisa mengontrol emosi dan diri kita serta meminimalkan hal-hal yang dapat memicu stres kita. Intinya kita harus lebih peduli dengan kesehatan mental kita dan jangan sampai kita menjadi orang-orang yang mudah stres. Atau, bahkan mengalami stres yang dapat terjadi dalam jangka waktu yang panjang.
Ingat selalu sayangi dirimu dan jangan mengabaikan kesehatan mentalmu. Pada hakikatnya kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik dan kecerdasan untuk mengelola emosi juga sama pentingnya dengan kecerdasan kognitif.
ADVERTISEMENT