Kenapa Pengguna TikTok Sering Dianggap Alay?

Gheona Priscilla Rannaesa
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
Konten dari Pengguna
31 Juli 2023 19:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gheona Priscilla Rannaesa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi TikTok Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TikTok Foto: AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TikTok adalah aplikasi media sosial yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Pengguna TikTok juga memiliki rentang usia yang cukup beragam, mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia. Namun, mayoritas dari pengguna aktif TikTok sendiri ialah kaum remaja dan kaum muda-mudi.
ADVERTISEMENT
Dari awal kemunculan aplikasi tersebut hingga saat ini banyak masyarakat yang menganggap bahwa pengguna TikTok adalah orang-orang yang alay. Bahkan mereka tidak segan-segan memberikan pandangan bahwa TikTok adalah sebuah aplikasi yang menampung orang-orang alay yang tidak jelas.
Pandangan masyarakat yang menganggap bahwa pengguna TikTok adalah orang-orang alay tidak lepas dari konten-konten yang mula-mula muncul pada aplikasi TikTok tersebut sebelum aplikasi tersebut booming.
Pada awal kemunculannya TikTok adalah sebuah aplikasi yang banyak digunakan oleh para penggunanya untuk mengekspresikan diri mereka dengan membuat semacam konten dance atau joget TikTok yang dinilai alay.
Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock
Tak hanya sampai di situ, seiring berjalannya waktu tren TikTok Dance pun banyak bermunculan. Banyak orang yang berlomba-lomba menciptakan tarian-tarian baru dengan menggunakan lagu-lagu yang menarik, baik itu lagu Indonesia ataupun lagu luar negeri yang sedang hits saat itu ataupun lagu lama yang dinilai menarik untuk dijadikan instrumen dance.
ADVERTISEMENT
Vidio-vidio pengguna TikTok yang membuat konten dance tersebut pun tidak hanya tersebar di platform TikTok saja tapi juga menyebar hingga ke aplikasi sosial media lain seperti Instagram, Facebook, dan Twitter.
Saat tren tersebut sudah menyebar ke berbagai sosial media, para pengguna sosial media lain banyak yang menganggap bahwa dance TikTok tersebut dinilai alay dan dinilai tidak senonoh untuk ditampilkan ke publik. Hal ini lantas membuat penilaian bahwa pengguna TikTok adalah orang-orang alay semakin kuat di hadapan masyarakat.
Kemunculan tren JJ atau biasa kita kenal dengan istilah jedag-jedug juga lantas membuat penilai masyarakat bahwa pengguna TikTok itu alay semakin kuat. Tren JJ yang diiringi lagu-lagu yang diremix ala pengguna TikTok tersebut juga cukup menyita perhatian masyarakat.
Ilustrasi TikTok. Foto: Chaay_Tee/Shutterstock
Terdapat pro dan kontra di kalangan masyarakat terhadap tren yang viral tersebut. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa tren tersebut cukup menghibur, namun tak sedikit pula masyarakat yang menganggap bahwa tren JJ tersebut terkesan alay.
ADVERTISEMENT
Hal ini dapat dilihat dari tren JJ yang memperlihatkan tentang sekumpulan anak-anak SMA yang menampilkan foto mereka saat masih SMA dan foto mereka saat menggunakan jas almamater kampus mereka masing-masing pun tak lepas dari cibiran masyarakat.
Alih-alih mengapresiasi dan menjadikannya sebagai motivasi, justru banyak masyarakat yang menganggap bahwa itu adalah hal yang alay dan terkesan menyombongkan universitas tempat mereka berkuliah.
Di balik asumsi dan pandangan masyarakat terkait para pengguna TikTok yang dinilai alay, namun nyatanya terdapat juga para pengguna TikTok yang menjadikan aplikasi tersebut sebagai platform untuk mengedukasi masyarakat.
Ilustrasi TikTok Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
TikTok juga dijadikan sarana untuk belajar dan memberikan informasi atau tips yang tentunya bermanfaat bagi para penggunanya. Bahkan saat ini, TikTok juga digunakan untuk mencari atau menambah penghasilan lewat kehadiran TikTok Shop.
ADVERTISEMENT
Alay atau tidaknya pengguna sebuah aplikasi itu merupakan sebuah penilaian yang bisa diberikan oleh masyarakat yang sifatnya subjektif. Hal ini karena alay atau tidaknya seseorang atau sekelompok orang di mata kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lain bisa jadi berbeda.
Mungkin kelompok masyarakat yang satu menganggap bahwa membuat konten jedag jedug itu adalah hal yang dinilai alay. Akan tetapi mungkin menurut kelompok masyarakat yang lain itu adalah hal yang biasa saja.
Jadi untuk para pengguna TikTok tidak perlu khawatir terkait penilaian masyarakat terhadap kalian. Yang harus kalian lakukan saat ini adalah fokus kepada diri kalian dan ciptakanlah konten yang kreatif dan tentunya dapat memberikan edukasi dan dampak positif bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT