Siapkah SDM Indonesia untuk Menyambut Bonus Demografi?

Ghifar Hawary
Pemerhati Kebijakan Publik
Konten dari Pengguna
5 Juli 2020 19:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ghifar Hawary tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Siapkah SDM Indonesia untuk Menyambut Bonus Demografi?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia dianugrahi penduduk yang begitu banyak. Penduduknya semakin meningkat dari tahun ke tahun dan menjadikan Indonesia berada di peringkat keempat dunia dalam hal kapadatan penduduk setelah China, India, dan Amerika Serikat. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) pun telah memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 mendatang berjumlah 305,6 juta jiwa. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 1,49 % setiap tahunnya berdasarkan populasi penduduk yang mencapai 237,6 juta jiwa pada tahun 2010. Oleh karena itu, Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi pada tahun 2020 s/d 2030.
ADVERTISEMENT
Bonus demografi adalah suatu kondisi dimana komposisi jumlah penduduk yang berusia produktif ( usia 15 s/d 65 tahun) lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tidak produktif.. Bonus demografi ini mempunyai sisi yang menguntungkan dari segi pembangunan apabila bisa dikelola dengan sebaik mungkin karena potensi beban ketergantungan penduduk mengurang. Namun akan berdampak negatif apabila negara tidak mempersiapkan diri dengan baik dan berdampak kepada semua elemen.
Ada banyak negara yang berhasil memanfaatkan kondisi bonus demografi yang terjadi di negaranya, diantaranya seperti Thailand, Malaysia, dan Korea Selatan. Namun ada pula negara yang gagal dalam memaksimalkan momen ini yaitu negara-negara yang berada di Benua Afrika.
Era bonus demografi memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan jelas yakni terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan nasional yang akan membuat kesejahteraan masyarakat lebih baik, serta beban hidup akan lebih ringan dikarenakan kehidupan usia non produkif terutupi oleh usia produktif. Saat ini posisi perekonomian Indonesia semakin diperhitungkan di tingkat dunia. Pada tahun 2018, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari 16 negara yang mempunyai Produk Domestik Bruto (PDB) diatas satu triliun dollar Amerika Serikat (AS). Hal ini berarti potensi ekonomi yang dimiliki Indonesia sangat besar karena akan membuat banyak investor tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kesiapan pembangunan sumber daya manusia adalah kunci yang paling utama yang akan sangat menentukan sejauh mana manusia bisa memanfaatkan keberhasilan peluang bonus demografi ini. Tanpa dibelaki dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai, maka penduduk yang memiliki usia produktif itu hanya akan menciptakan dampak buruk pada negara kita yang tercinta. Nah pertanyaan sama yang saya sajikan di judul diatas, sudah siapkah sumber daya manusia Indonesia untuk menyambut bonus demografi ini?
Pemerintah sebagai penggerak utama masyarakat perlu mempersiapkan dan meningkatkan beberapa aspek-aspek yang sangat penting untuk menyambut anugrah bonus demografi ini, diantaranya:
1. Pendidikan
Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dibutuhkan pendidikan yang berkualitas pula. Pendidikan sangatlah penting untuk bekal masyarakat dalam berpikir dan mengembangkan karakternya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pembangunan manusia di Indonesia terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2019, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia telah mencapai angka 71,92. Angka ini meningkat sebesar 0,53 poin atau tumbuh sebesar 0,74 persen dibandingkan dengan tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Hasil diatas lumayan baik, namun Pemerintah perlu meningkatkan kembali secara pesat dari tahun ke tahun. Pemerintah harus mendorong orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan saat ini untuk untuk mempersiapkan SDM yang baik. Para SDM perlu dibekali pelatihan-pelatihan seperti Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), bahasa internasional, softskill, dan kemampuan khusus yang mumpuni di bidangnya, sesuai dengan motto Presiden Joko Widodo pada saat pidato kebangsaan HUT RI ke- 74 yang berbunyi “SDM Unggul, Indonesia Maju”.
Selain itu, pemerintah juga perlu mempersiapkan tunjangan pendidikan yang lebih banyak lagi seperti beasiswa bagi mereka yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi di dalam maupun luar negeri. Jika persiapan dalam pendidikan ini gagal, maka sumber daya manusia yang dihasilkan pun bisa tidak berkualitas dan akan mengakibatkan bencana pengangguran bagi negara.
ADVERTISEMENT
2. Kesehatan
Selain berkualitas, penduduk atau masyarakat juga harus sehat agar kemampuan yang dimiliki bisa terpakai dengan baik sesuai dengan kata pepatah yaitu “di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang sehat pula”. Untuk mencapai SDM yang sehat pemerintah perlu menggalakkan kembali Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti olahraga yang teratur, kurangi merokok, dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Program-program tersebut bisa bisa digalakkan lagi melalui sekolah, perguruan tinggi, kantor atau instansi pemerintah. Selain itu, adanya program BPJS sebenarnya merupakan langkah yang sangat bagus dalam meningkatkan layanan kesehatan untuk masyarakat khususnya bagi kelas menengah kebawah. Namun program ini harus terus di evaluasi supaya dalam pelaksanaannya terus berkembang kepada yang lebih baik. Jika bangsa ini sehat, maka tidak ada lagi penghalang dan alasan untuk tidak bisa merubah nasib bangsa ini menjadi lebih baik.
ADVERTISEMENT
3. Inovasi
Jikalau sudah mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dan sehat, tentu mereka sudah siap untuk dipakai. Tetapi jika tidak ada sarana untuk bekerja, mereka juga bisa menjadi beban untuk negara. Nah, inovasi sangatlah dibutuhkan dalam hal ini baik itu dari pihak pemerintah maupun dari masyarakat. Pemerintah harus berinovasi menciptakan lapangan kerja sebanyak mungkin dan masyarakat pun harus terus berinovasi untuk bisa bekerjasama dengan pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja agar bisa menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya.
Dengan demikian, diharapkan 70 persen penduduk yang berusai produktif pada tahun 2020 s/d 2030 nanti bisa menghasilkan sesuatu yang baik untuk memajukan pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia.
4. Investasi
Kecanggihan zaman dan juga fenomena “kekinian” saat ini memicu tingkat konsumtif yang sangat tinggi. Oleh karena itu pemerintah dan tentunya masyarakat perlu menyadari pentingnya kecerdasan saat membeli suatu barang yang hendak dikonsumsi. Supaya tidak terjadi keborosan yang berlebihan, pengetahuan tentang investasi harus digemborkan kembali. Investasi ini bertujuan untuk menyiapkan SDM yang mapan dan mandiri sehingga masyarakat bisa hidup layak dan sejahtera, bukan menjadi beban kemiskinan negara.
ADVERTISEMENT
Dengan memiliki tabungan atau asset dapat membantu kita untuk menghadapi ketidakpastian yang akan terjadi dan kita tidak bisa memprediksi kapan hal itu akan datang. Di zaman yang berkembang secara pesat ini kita tidak tahu seberapa besar kebutuhan yang akan dikeluarkan di masa mendatang. Ketika berinvestasi, kita juga akan menjadi pribadi yang bebas secara finansial. Saat ini orang dengan kebebasan finansial sangatlah sulit ditemukan, kebanyakan dari mereka adalah orang yang memiliki cicilan atau tanggungan banyak yang akhirnya memaksa mereka terus bekerja keras untuk menutupinya.
5. Kependudukan
Akhir-akhir ini marak sekali terjadi menikah di usia muda. Hal ini sangat mengkhawatirkan jika pasangan-pasangan muda tidak memiliki pengetahuan tentang program memiliki dan dan mendidik anak dengan baik. Jika banyak orang tua yang hanya menghasilkan anak tanpa tidak mengetahui bagamana cara merawat dan mendidiknya, tentunya anak yang dihasilkan juga bisa menjadi beban bagi negara. Jadi, bombingan dan perencanaan sebelum menikah sangatlah penting untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera.
ADVERTISEMENT
6. Cinta kepada Tanah Air
Jika Indonesia mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, sehat jasmani, rajin menabung dan berinvestasi, inovativ, dan memiliki perencanaan hidup yang baik, tentu bonus demografi yang akan dihadapi bisa dimanfaatkan dengan baik. Tetapi jika kebanyakan sumber daya manusia tersebut malah memilih bekerja di luar negeri bahkan mereka lebih memilih menetap disana, negara juga pastinya akan kewalahan untuk mengurus bangsanya sendiri.
Rasa cinta terhadap Tanah Air juga perlu ditingkatkan sejak dini agar usia-usia produktif nantinya bisa berkontribusi penuh bagi nusa dan bangsa. Hal sedernaha yang bisa dilakukan dalam rangka cinta kepada tanah air yaitu menggunakan produk lokal dalam negeri, bertaqwa dan berbuat baik kepada tuhan, berbuat baik kepada orang lain, menjaga nama baik bangsa Indonesia, menjungjung tinggi hukum, dan juga memberikan aspirasi yang membangun bangsa.
ADVERTISEMENT
Tentu saja persiapan ini tidak akan bisa terlaksana jikalau hanya mengandalkan pemerintah saja. Ketiga elemen bangsa ini yang terdiri dari public, privat, dan civil society harus bersatu dan bersinergi dalam rangka persiapan menghadapi bonus demografi yang akan menghampiri. Oleh karena itu, marilah bersama-sama kita bahu membahu menuju Indonesia yang sejahtera di masa yang akan datang, karena kesiapan Indonesia dalam mengadapi bonus demografi ini ditentukan oleh kita sendiri.