Konten dari Pengguna

Semula Kumuh, Taman Toga di Semarang Ini Jadi Kekinian

Ghifari Abror
Seorang Mahasiswa Arsitektur dan Pengamat Urban
10 Februari 2021 12:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ghifari Abror tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Program Redesain Taman TOGA (Tanaman Obat Keluarga) RW 09 Kelurahan Srondol Wetan oleh Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro.
zoom-in-whitePerbesar
Program Redesain Taman TOGA (Tanaman Obat Keluarga) RW 09 Kelurahan Srondol Wetan oleh Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro.
ADVERTISEMENT
Semarang (31/1) – Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau atau yang biasa disingkat dengan RTH merupakan salah satu persyaratan lingkungan yang baik sebagaimana yang dimandatkan dalam UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. RTH sendiri terbagi menjadi 2 jenis yakni RTH Privat dan RTH Publik dengan alokasi RTH Publik tersedia sebesar 20% dari total luas wilayah kota, sedangkan untuk RTH Privat sebesar 10%.
Kondisi Taman TOGA Eksisting di RW 09 Kelurahan Srondol Wetan
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Taman TOGA Eksisting di RW 09 Kelurahan Srondol Wetan
Keberadaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Semarang spesifiknya di RW 09 Kelurahan Srondol, Kecamatan Banyumanik ini berupa Taman TOGA (Tanaman Obat Keluarga). Pada awalnya, Taman TOGA di RW 09 Srondol Wetan ini pada awal merupakan lahan kosong kumuh yang kemudian “disulap” oleh warga menjadi taman yang rindang dan produktif. Bahkan karena keberadaan Taman ini, Kelurahan Srondol Wetan mendapat kepercayaan mewakili Kecamatan Banyumanik pada Lomba LBS (Lingkungan Bersih Sehat) yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) maju ke tingkat Kota Semarang.
Kondisi Taman TOGA yang dibenahi Warga RW 09 Kelurahan Srondol Wetan
Namun seiring dengan berjalannya waktu taman dirasa kurang terorganisir dari jenis tanaman hingga beberapa sisi taman tampak kumuh dan pengap. “Sebelumnya taman ini kami pasang pagar bambu tapi justru terlihat kumuh karena mudah lapuk” ujar Pak Sugiharto, selaku Ketua RW 09. Beberapa kali taman ini dirombak agar terlihat rapi dan bersih. Kegiatan kerja bakti lingkungan pun rutin diadakan setiap minggu pagi tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan berkenaan dengan keberadaan pandemi Covid-19.
Konsep Urban Farming pada Desain Taman TOGA RW 09 yang terbaru
Sebagai salah satu sumbangsihnya, Mahasiswa Undip melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengusulkan untuk membuat ide “Redesain Taman Toga” yang berkonsep “Urban Farming” yakni pertanian urban. Konsep Urban Farming sendiri berarti lahan pertanian yang produktif dengan memanfaatkan lahan yang terbatas. “Konsep ini akan sangat cocok diterapkan di permukiman padat penduduk seperti di RW 09 karena dengan keterbatasan lahan, tidak berarti menutup kemungkinan untuk warga memproduksi hasil bumi sendiri” kutip Ghifari Abror Iswara pada saat memaparkan konsep Redesain Taman TOGA di rumah Ketua RW 09. Penerapan urban farming pada Taman TOGA ini akan menerapkan sistem hidroponik, atau budidaya cocok tanam memanfaatkan air sebagai pemenuhan nutrisi untuk tanaman.
ADVERTISEMENT
Taman TOGA RW 09 Kelurahan Srondol Wetan yang Inklusif dapat menciptakan lingkungan yang baik
Selain urban farming, inklusivitas juga merupakan salah satu poin penting. Desain yang mampu dimanfaatkan segala usia dan gender merupakan perhatian khusus dalam merancang taman ini. Karena desain yang ramah akan menghasilkan lingkungan yang baik pula.
Penyerahan Desain Taman TOGA RW 09 Srondol Wetan kepada Ibu Yuli selaku perwakilan warga RW 09.
Penyerahan desain Taman TOGA ini kemudian diserahkan kepada Ibu Yuli selaku Istri dari Ketua RW 09. Penyerahan secara simbolis ini dilaksanakan setelah pemaparan sosialiasi Rumah Sederhana Sehat Responsif Covid-19 yang dilaksanakan pada Hari Minggu (31/1). Dihadiri kemudian oleh Ibu Cahya selaku Dosen Pembimbing Lapangan Kuliah Kerja Nyata. “Desain seperti ini bisa diwujudkan apabila masyarakat berkenan mengajukan proposal desain ini(Redesain Taman TOGA) hingga ke pemkot (Pemerintah Kota Semarang)” Tanggap Ibu Cahya.
Penulis : Ghifari Abror Iswara – Arsitektur Universitas Diponegoro
ADVERTISEMENT
DPL : Dr. Cahya Tri Purnami, S.KM, M.Kes.