Konten dari Pengguna

Belajar Mengelola Emosi dengan Mengenal Lebih Dalam Validasi Emosi

Ghina Raudhatul Jannah
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
4 Desember 2021 21:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ghina Raudhatul Jannah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi emosi dari pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi emosi dari pixabay
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini sudah berapa kali kamu merasa mudah marah dan kecewa? Apalagi sekarang sedang pandemi covid-19 yang mengharuskan banyak orang untuk melakukan aktivitas di dalam rumah untuk mengatasi penyebaran virus. Belum lagi ditambah dengan padatnya aktivitas dan tekanan dari pekerjaan dan tugas-tugas sekolah. Hal seperti ini dapat menyebabkan stres dan membuat seseorang lebih sensitif.
ADVERTISEMENT
Pada nyatanya, banyak orang yang masih menepis atau menolak emosi mereka. Saat sedang merasakan emosi, tanyakan pada dirimu sendiri mengenai emosi apa yang kamu rasakan dan apa penyebabnya. Dengan ini, kamu dapat melakukan tindakan validitas terhadap emosi yang kamu rasakan.
Apa itu tindakan validasi emosi?
Arti validasi dalam KBBI merupakan pengesahan atau pengujian atas sesuatu. Emosi adalah perasaan atau efek yang melibatkan gairah fisiologis (jantung yang berdebar) dan ekspresi (tersenyum) (King, 2017). Validasi emosi adalah kemampuan mengakui emosi yang dirasakan. Memvalidasi perasaan bukan berarti membenarkan bahwa kamu benar, tetapi mengakui bahwa kamu sedang merasakan emosi tersebut.
Lalu, bagaimana cara melakukannya?
Kamu bisa berlatih mengakui perasaanmu sendiri lalu mencari penyebab dari emosi tersebut. Setelah kamu akan terbiasa melakukan tindakan validasi terhadap emosi kamu sendiri, kamu dapat melakukannya kepada orang-orang di sekitar kamu. Dengan begitu, kamu dapat menenangkan diri dan mengelola emosi kamu. "Aku marah karena temanku tidak menepati janjinya." Ini merupakan salah satu bentuk validitas terhadap emosi.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, pada balita, tindakan validasi emosi dari orang tua dapat mengenalkan kepada mereka emosi-emosi yang sedang mereka rasakan. "Kamu marah karena Ibu ajak untuk tidur, ya. Padahal, kamu masih ingin bermain." Ini merupakan bentuk tindakan validasi emosi pada anak.
Melakukan validasi emosi sebenarnya bukanlah hal yang sulit, namun kita tidak terbiasa melakukannya. Setelah kamu dapat melakukan validasi emosi, kamu dapat menjaga kesehatan mental dan mengelola emosi dengan baik.
Referensi
King, L. A. (2017). The Science Of Psychology. (4th ed., 339)
Lambie, J. A., & Lindberg, A. (2016). The Role of Maternal Emotional Validation and
Invalidation on Children's Emotional Awareness. Merrill-Palmer Quarterly, 62(2), 129-157.
https://doi.org/10.13110/merrpalmquar1982.62.2.0129
Witkowski, G. (2017). The effect of Emotionally Validating and Invalidating Responses on
ADVERTISEMENT
Emotional Self-Efficacy [Doctoral dissertations, University of Walden], ScholarWorks.