Konten dari Pengguna

Metafora Bunga sebagai Simbol Kebebasan dan Individualitas

Ghina Aufa Maulida
Saya mahasiswa aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Hobi Saya menulis dan membaca
6 Agustus 2024 16:33 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ghina Aufa Maulida tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
setiap aku memandangmu, aku selalu merasakan ketenangan jiwa. sumber foto: dokumentasi pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
setiap aku memandangmu, aku selalu merasakan ketenangan jiwa. sumber foto: dokumentasi pribadi.
ADVERTISEMENT
Anak-anak ibarat bunga di taman. Masing-masing unik dan memiliki keindahan tersendiri, kebebasan itu seperti sinar matahari dan air yang mereka butuhkan untuk tumbuh. Bimbingan orang dewasa seperti perawatan kebun yang lembut, membantu mereka tumbuh dengan tetap aman. Individualitas mereka menciptakan “taman” yang beragam dan indah dalam masyarakat, dan setiap “bunga” memiliki tempat dan nilai tersendiri.
ADVERTISEMENT
Kebebasan dan individualitas sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Anak harus diberi ruang untuk berekspresi, mengambil keputusan sendiri, dan mengembangkan kepentingannya sendiri. Namun kebebasan ini harus diimbangi dengan pedoman dan batasan yang sesuai dengan usia untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan anak. Orang tua dan pendidik berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung individualitas anak sekaligus menanamkan tanggung jawab dan nilai-nilai penting.
Pendekatan yang seimbang memungkinkan anak tumbuh menjadi individu mandiri yang percaya diri namun sadar sosial.Maka dari itu melalui pendekatan metafora bunga dalam novel 'Dilarang Mencintai Bunga-Bunga' karya Kuntowijoyo akan memberikan pengarahan untuk membuka wawasan dengan konsep individualitas dan keterkaitannya dengan kebebasan.
ADVERTISEMENT