Konten dari Pengguna

Mahasiswa UMM Membangun Identitas Desa Melalui Estetika Feeds Instagram

Ghina Muhada
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
18 Agustus 2024 8:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 28 Agustus 2024 21:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ghina Muhada tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
sumber: dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dewasa ini, perkembangan dalam ranah digital telah mengubah cara kita berkomunikasi dan membentuk identitas komunitas. Media sosial, khususnya Instagram, memegang peranan krusial dalam menyebarluaskan citra dan daya tarik suatu komunitas. Salah satu inisiatif terbaru dari Program PMM kelompok 110, Gelombang 5 yang di dampingi oleh Lintang Satiti Mahabella, ST., MT, selaku dosen pembimbing lapangan dengan inisiatif program membangun identitas desa melalui estetika feeds Instagram. Kegiatan ini berlangsung pada minggu pertama pelaksanaan PMM yang bertempat di Balai Desa Bendosari, sebuah desa yang dikenal dengan keindahan alam dan kekayaan budaya lokalnya. Penulis memandang bahwa pengelolaan estetika feeds Instagram dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan visibilitas desa dan menarik perhatian publik yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Program ini melibatkan mahasiswa PMM UMM sebagai pengelola feeds Instagram, serta warga desa yang berperan dalam memberikan konten dan dukungan lokal. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan mendesak untuk memperkuat identitas desa di dunia digital dan untuk meningkatkan daya tarik desa sebagai tujuan wisata yang menarik. Dalam konteks ini, Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) melaksanakan inisiatif strategis yang memanfaatkan platform Instagram untuk membangun citra desa.
Menurut Ahmad Muzakki, salah satu anggota tim yang terlibat, "Kami percaya bahwa estetika feeds Instagram dapat mencerminkan keunikan dan daya tarik desa dengan cara yang menarik dan modern." Pandangan ini menekankan keyakinan bahwa media sosial dapat menjadi alat yang efektif dalam menampilkan keindahan dan kekayaan budaya desa kepada audiens yang lebih luas, serta mempromosikan potensi wisata desa.
Mahasiswa PMM kelompok 110, Gelombang 5 berdiskusi terkait instagram bersama perangkat desa
Proses kegiatan ini dimulai dengan penilaian mendalam terhadap elemen-elemen estetika yang ada di desa, termasuk pemandangan alam, kegiatan budaya, dan produk lokal. Setelah penilaian, mahasiswa bekerja sama dengan warga desa untuk menyusun strategi konten yang mencakup pemilihan foto-foto berkualitas tinggi, penulisan caption yang informatif, dan penjadwalan posting yang optimal.
ADVERTISEMENT
Tujuan dari strategi ini adalah untuk memastikan bahwa setiap posting di Instagram mencerminkan identitas desa secara akurat tetapi juga menarik perhatian audiens yang lebih luas melalui estetika visual yang menarik dan penyampaian pesan yang efektif. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan dampak yang signifikan, terutama dalam hal peningkatan interaksi dan keterlibatan dengan feeds Instagram desa. Data menunjukkan adanya lonjakan dalam jumlah pengikut dan keterlibatan yang lebih tinggi dengan konten yang diposting.
"Hasil dari upaya ini sangat memuaskan. Kami melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah pengikut dan keterlibatan dengan konten desa," ungkap Tasya selaku perangkat desa. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa pendekatan strategis dan kolaboratif, yang menggabungkan estetika digital, tidak hanya berhasil meningkatkan visibilitas desa tetapi juga memperkuat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat desa. Inisiatif ini membuktikan bahwa teknologi dan estetika visual dapat menjadi alat yang ampuh dalam memperkuat identitas komunitas, membuka peluang baru untuk promosi dan pengembangan desa di era digital.
ADVERTISEMENT
Inisiatif Program dalam memanfaatkan estetika feeds Instagram untuk membangun identitas desa menunjukkan hasil yang sangat positif. Dengan mengintegrasikan teknologi digital dan elemen estetika visual, program ini berhasil meningkatkan visibilitas dan daya tarik desa sebagai destinasi wisata yang potensial. Lonjakan jumlah pengikut dan tingkat keterlibatan yang meningkat di media sosial mencerminkan keberhasilan pendekatan strategis ini dalam menarik perhatian audiens yang lebih luas. Program ini tidak hanya memperkuat identitas desa di dunia digital, tetapi juga membina hubungan yang lebih erat antara mahasiswa dan masyarakat desa. Keberhasilan ini menegaskan pentingnya kolaborasi kreatif dalam era digital untuk mempromosikan dan mengembangkan komunitas lokal, membuka peluang baru bagi pembangunan desa secara berkelanjutan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Kelompok PMM 110, Gelombang 5, Dosen Pembimbing Lapangan Lintang Satiti Mahabella, ST., MT